BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi tidak henti-hentinya meraih penghargaan. Kali ini, Kabupaten yang berjuluk “The Sunrise of Java” ini meraih penghargaan Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2018 yang diserahkan langsung Menteri Pariwisata RI Arief Yahya kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Azwar Anas di Jakarta, Kamis (3/5) malam.
Dalam penghargaan yang diberikan oleh Citiasia Centre for Smart Nation (CCSN) tersebut, Banyuwangi juara dalam kategori Most Accelerated in Regional Branding. Kategori ini diberikan kepada daerah yang dinilai memiliki inovasi, gagasan, atau pencapaian yang baik terkait pelaksanaan fungsi pelayanan publik untuk perbaikan kualitas hidup masyarakatnya.
Dikatakan Bupati Anas, penghargaan ini diberikan atas inovasi Smart Kampung yang digagas pemkab sejak awal 2016. Smart Kampung adalah program meningkatkan peran pemerintah desa yang lebih besar dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendekatkan pelayanan ke publik serta mengelola sumber daya desanya secara efektif dan efisien.
“Warga desa yang akan melakukan pengurusan surat administrasi kependudukan, kini cukup datang ke kantor desa atau kelurahan karena desa sudah diberi kewenangan verifikasi data penduduk. Mereka tidak perlu lagi datang ke pusat kabupaten. Bahkan, di Banyuwangi kini telah ada enam kecamatan yang sudah bisa melakukan pencetakan KTP elektronik,” terang Anas.
Selain mempermudah pelayanan publik, Smart Kampung juga menjadi pusat pengembangan potensi tiap desa. “Di Smart Kampung, balai desa menjadi pusat aktivitas warga, menjadi ruang publik yang dimanfaatkan warga untuk melakukan beragam kegiatan, mulai dari les kesenian, posyandu, hingga temu warga,” kata Anas.
Lewat Desa Pintar ini pula, lanjut Anas, telah memacu desa untuk saling bersaing menciptakan inovasi. Mulai inovasi bidang sosial, pariwisata, hingga pelayanan publik.
Anas mencontohkan seperti desa-desa di kecamatan Songgon, Desa Kemiren Kecamatan Glagah serta Desa Tamansari Kecamatan Licin yang telah berkembang menjadi desa jujugan wisatawan. Dengan keeativitas warga desa, desa-desa tersebut berhasil ‘menjual’ potensinya sebagai obyek wisata.
“Kini juga banyak desa yang telah membuka layanan administrasi hingga malam hari. Ada juga mobil ambulans ‘serbaguna’ dari Desa Gumirih Singojuruh. Lalu ada juga Desa Ketapang, Kalipuro yang sangat maju dalam masalah administrasi kependudukan dan pengelolaan Bumdes-nya (Badan Usaha Masyarakat Desa). Ini semua berkat semangat Smart Kampung,” kata Anas.
Sementara itu, CEO Citiasia Inc Farid Subkhan, mengatakan bahwa penilaian indeks ISNA 2018 diukur dari berbagai parameter pengukuran capaian pembangunan kabupaten sejak Januari hingga Desember 2017. Tidak hanya dilihat dari sisi pemerintahan, namun juga dari sisi pariwisata, perdagangan hingga investasi.
“Smart Kampung tidak hanya mampu meningkatkan pelayanan publik, tetapi juga mendorong pengembangan SDM. Akses internet di kampung-kampung ditingkatkan. Juga diberikan pelatihan bahasa asing, pembuatan video promosi potensi desa dan lain sebagainya. Ini semua adalah cara-cara inovatif yang dilakukan Banyuwangi dengan smart kampungnya,” katanya.