sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kabar baik datang bagi masyarakat Bali. Pemerintah pusat akhirnya resmi melanjutkan pembangunan Tol Gilimanuk–Mengwi, jalan tol terpanjang di Pulau Dewata, setelah Presiden Prabowo Subianto menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025.
Dikutip dari Radar Buleleng, dengan terbitnya Perpres tersebut, proyek tol sepanjang 98,8 kilometer itu kini masuk dalam RPJMN 2025–2029 dan ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Keputusan ini menjadi angin segar bagi warga yang lahannya terdampak dan telah menunggu kepastian bertahun-tahun.
Baca Juga: Harga Emas 24 Karat Melonjak: Antam, UBS, Galeri24 Kompak Naik, Pasar Bullish hingga Tips Investasi Emas untuk Pemula
Masuk RPJMN, Nilai Investasi Capai Rp 25,4 Triliun
Tol Gilimanuk–Mengwi akan menghubungkan tiga kabupaten—Jembrana, Tabanan, dan Badung—serta melintasi:
- 13 kecamatan
- 58 desa
- Total panjang 98,8 km
Nilai investasinya pun fantastis: Rp 25,4 triliun.
Proyek akan dikerjakan dalam tiga seksi:
- Seksi 1: Gilimanuk–Pekutatan (53,6 km)
- Seksi 2: Pekutatan–Soka (24,3 km)
- Seksi 3: Soka–Mengwi (18,9 km)
Skema yang digunakan adalah Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yang mengandalkan investasi swasta dalam pembiayaan dan pelaksanaannya.
Baca Juga: Harga Emas Perhiasan 20 November 2025 Turun: Ini Daftar Lengkap Harga di Rajaemas dan Lakuemas
Warga Bersyukur: Patok Sudah Ada, Kepastian Baru Tiba
Bagi warga Bali, khususnya masyarakat yang terdampak lahan, Perpres ini menjadi jawaban dari penantian panjang.
I Nyoman Agus Suriawan, warga Desa Antosari, Selemadeg Barat, Tabanan, tak bisa menyembunyikan rasa leganya.
“Kami bersyukur proyek tol ini akhirnya ditetapkan sebagai PSN. Sudah dua tahun lahan kami dipasangi patok, tapi tidak ada kejelasan. Semoga sekarang semuanya bergerak,” ujarnya.
Ia menyebut banyak warga masih menggarap lahan seperti biasa, sementara mereka yang rumahnya masuk jalur tol terpaksa menahan renovasi.
“Kami hanya ingin ada kepastian pembebasan lahan. Semoga segera dieksekusi,” harapnya.
Page 2
Kamis, 20 November 2025 | 14:39 WIB
Page 3
Hal senada disampaikan I Gede Ari Wastika, Sekretaris Forum Perbekel Terdampak Tol Gilimanuk–Mengwi. Ia mengapresiasi langkah pemerintah, namun menegaskan bahwa kabar baik ini harus diikuti realisasi.
“Terbitnya Perpres adalah sinyal positif. Tapi kami butuh kepastian jadwal pembangunan dan pendanaan. Jangan hanya wacana,” tegasnya.
Baca Juga: Profil Panjang PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll (BTB) dan Rencana Kenaikan Tarif Tol Bakter 27 November 2025: Alasan, Regulasi, dan Respons Publik
Minat Investor Masih Rendah: “Tidak Ada Traffic, Tidak Ada Income”
Meski Perpres telah terbit, perjalanan tol ini masih jauh dari mulus.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, blak-blakan bahwa minat investor terhadap Tol Gilimanuk–Mengwi masih sangat rendah.
Alasannya sederhana dan berdasar ekonomi:
“Karena ramainya traffic bukan di situ. Ini masalah kepastian lalu lintas. Investor melihat potensi pendapatan rendah,” kata Dody.
Prinsip dasar investasi infrastruktur jelas:
Tanpa arus kendaraan, tidak ada pendapatan. Tanpa pendapatan, tidak ada investor.
Kenyataannya:
- Ruas Gilimanuk–Mengwi tidak memiliki kepadatan lalu lintas setinggi jalur selatan–utara di Bali.
- Proyek ini berulang kali gagal lelang.
- Konsorsium pemenang tender sebelumnya, PT Tol Jagat Kerthi Bali, bahkan gagal mencapai financial close meski patok lahan sudah terpasang.
Baca Juga: Uji Laik Fungsi Tol Kutepat Rampung, Akses Medan–Danau Toba Hanya 2 Jam: Hamawas Targetkan Operasi Nataru
Pemerintah Siapkan Langkah Darurat: Evaluasi Total dan Opsi Ubah Rute
Melihat kondisi yang stagnan, Kementerian PU mengambil langkah strategis:
- Pengkajian Ulang Secara Menyeluruh
Evaluasi dilakukan dari aspek teknis, finansial, hingga model kerja sama.
- Pertimbangan Perubahan Rute
Pemerintah membuka opsi mengalihkan trase agar lebih ekonomis, dengan diskusi intensif bersama investor dan Pemda.
Menurut Dody, kelayakan tol ini sangat bergantung pada proyek infrastruktur lain yang juga tersendat:








