Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Persewangi Tiada Dana, Program Latihan Jalan Terus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

persewangiMeski belum mengantongi dana, manajemen Persewangi tetap nekat mengarungi kompetisi Divisi Utama musim ini. Apalagi, kick off kompetisi kasta kedua Liga Indonesia itu semakin dekat, yaitu tanggal 15 April mendatang. Hingga kemarin, belum ada perkembangan berarti terkait kesiapan dana, termasuk dukungan sponsor. Pemkab Banyuwangi juga ter kesan tidak mau cawe-cawe dalam mengatasi problem finansial ter sebut. Sebab, klub sepak bola profesional dilarang mendapatkan jatah dana APBD.

Meski tidak mendapatkan kucuran dana dari negara, tapi pemerintah setempat bisa mencari jalan keluar terkait persoalan dana. PSBK Kota Blitar, misalnya, yang juga merupakan salah satu kontestan divisi utama yang menerapkan sistem outsourcing kepada para pemain. Para pemain bisa bekerja di dinas terkait pas ca latihan. Langkah tersebut bisa menjadi alternatif untuk menggaji pemain. Tentu saja, pemain bisa mendapatkan jaminan kesejahteraan hingga kompetisi berakhir. 

Perlu dicatat, pemerintah memang sudah menutup keran status pekerja honorer di pemda seluruh Indonesia. Namun, kebijakan outsourcing masih di perbolehkan. Tentu langkah itu sangat tepat un tuk mengatasi problem finansial klub. Namun, sistem semacam itu hanya berlaku untuk pemain lokal. Pemain dari luar daerah bisa mendapatkan jatah dari pe ngelolaan klub. Solusi itu bisa untuk me nekan pengeluaran klub. Memang, mengelola sebuah tim sepak bola profesional membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Dengan demikian, manajemen Persewangi jangan hanya menunggu pemerintah turun tangan. Jangan sampai kasus menunggak gaji pemain kembali terjadi. Seperti yang pernah di alami Moukwele, salah satu legiun asing yang pernah membela Persewangi IPL beberapa waktu lalu. Bahkan, pemain berambut kriwil itu sakit dan tidak bisa pulang ke negara asalnya. Tak ayal, kala itu Pemkab Banyuwangi terpaksa turun tangan ikut membayar hak pemain tersebut. 

Kondisi semacam itu harus menjadi bahan evaluasi bagi Per sewangi. Pada musim lalu Persewangi tidak punya kendala terkait tunggakan gaji. Artinya, gaji pemain beres hingga kompetisi tuntas. Namun, perlu diingat, Persewangi pada mu sim lalu masih punya masalah, yakni terimpit utang kepada hotel. Hotel tersebut dijadikan tempat menginap dua pemain asing asal Guinea, yaitu Toure Morlaye dan Mohamed Lamine Fofana. Nominal utang itu memang tidak besar, hanya Rp 3 juta.

Beberapa bulan setelah kompetisi usai, utang tersebut terbayar. Itu setelah didesak berbagai pihak. Nah, pada musim ini manajemen Persewangi kelimpungan menggalang sponsor. Padahal, banyak pemain lokal dan luar daerah yang berminat untuk berlabuh di Persewangi. Tetapi aneh, meski tidak me ngantongi dana, manajemen tetap mengikat pemain dengan durasi satu musim ke depan. Sampai saat ini kuota pemain The Lasblang masih belum lengkap. 

Sebab itu, ma sih ada kesempatan bagi pemain yang me miliki kualitas bergabung bersama tim kebanggaan rakyat Banyuwangi itu. Bahkan, kali ini ada pemain asing yang mengikuti seleksi. Dia adalah Ononino Paul Martial asal Kamerun. Pemain plontos itu tampak mengikuti latihan serius yang dipandu langsung pelatih Bagong Iswahyudi. Pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi menegaskan, saat ini pihaknya tetap fokus menyiapkan tim meskipun manajemen masih belum mengantongi dana.

‘’Kita fokus latihan. Kalau urusan dana, itu urusan manajemen,” katanya. Menurut dia, latihan itu akan terus digeber hingga kick off kompetisi. Tidak ada istilah libur latihan. Sebab, menurut dia, jika persiapan mepet, maka sangat berdampak terhadap permainan dan kekompakan tim ketika bertanding. “Tiga bulan kita latihan tidak ada artinya kalau kita libur,” tandasnya. (radar)