Kondisi korban pasca-dipukuli rekan di sekolahnya. Saat ini dia harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. (Foto: Istimewa).
BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id – Kasus perundungan di sekolah kembali terjadi. Kali ini, di Banyuwangi, Jawa Timur. Seorang siswa SMP berusia 13 tahun di Banyuwangi mengalami penganiayaan yang brutal hingga mengalami retak tulang.
Ironisnya, salah satu lokasi kejadian di SMP di Banyuwangi. Korban menjadi sasaran utama perundungan dari sejumlah rekan sekelasnya, pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Ibu korban KY (43) menceritakan, anaknya dianiaya sebanyak dua kali. Pertama, di lingkungan sekolah dan kedua di luar sekolah. Terduga pelaku utama dalam perundungan tersebut diketahui teman seangkatan.
“Saat perundungan pertama, ada keterlibatan dari kakak kelas anak saya. Kemudian dari situ anak saya dipertemukan dengan B,” ucap KY saat dikonfirmasi, Senin (16/10/2023).
Penganiayaan pertama menimpa korban ketika hendak ke toilet sekolah bersama seorang rekannya. Korban tiba-tiba dihadang seorang temannya. Kemudian korban dibawa terduga pelaku.
“Anak saya kemudian diajak ke belakang kelas dan dihajar berkali-kali di sana,” jelas KY.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka-luka. Diantaranya, dua luka benjol di kepala. Usai dianiaya, korban menelepon ibunya, lalu minta dijemput.
“Saya kira minta dijemput karena pulang cepat, karena hari itu Jumat. Ternyata dianiaya,” tambah dia.
Begitu ketemu sang ibu, korban langsung bercerita. Keluarga kemudian menghubungi guru wali kelas, menceritakan kronologi penganiayaan yang dialami sang anak. Sang guru, berjanji akan mengawasi korban dan terduga pelaku di sekolah.
Nahas, sebelum masuk sekolah, korban kembali dihajar pelaku. Saat itu, korban baru saja pulang dari Jumatan di masjid dekat rumah temannya di Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi. Kebetulan, terduga pelaku juga tinggal di kelurahan setempat.
“Anak saya berencana bertemu yang memukul dia untuk mengajak saling bermaafan dan damai, supaya dia bisa bersekolah lagi dengan tenang,” terangnya.
Begitu bertemu, korban diajak pelaku ke sekitar Gedung Wanita Banyuwangi. Lokasinya tak jauh dari masjid. Korban kemudian kembali dianiaya, lukanya makin parah.
“Pelaku tidak mau menerima permintaan maaf anak saya, kemudian dibawa ke sekitar Gedung Wanita dan disitu anak saya dipukuli secara membabi buta, kepalanya diinjak-injak hingga tidak sadarkan diri,” ujarnya.
Rekan korban dan warga yang mengetahui kejadian itu memberikan pertolongan. Korban lalu diantarkan pulang. Terduga pelaku juga kembali diajak bertemu korban.
“Ternyata, masalahnya sepele. Pelaku tak terima dilihat korban,” jelasnya lagi.
Karena luka parah, korban dilarikan ke RSUD Blambangan. Hasil pemeriksaan medis, korban mengalami retak tulang di tangan kiri. Lalu, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh.
“Saking parahnya, anak saya harus menjalani operasi. Kegiatan operasi rencananya akan dilakukan hari ini,” kata ibu korban.
Kejadian ini, lanjutnya, juga dilaporkan ke Polresta Banyuwangi. Pihak keluarga meminta persoalan tersebut dapat diusut tuntas, sehingga ada efek jera terhadap pelaku.
“Saya juga sudah lapor ke Polresta, harapannya biar hukum yang berjalan dan saya meminta pertanggungjawaban dari anak itu,” tegas KY. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Danu Sukendro |