Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Petir Sambar SPBU Karangente! Penjualan Pertalite di Banyuwangi Terhenti Meski Stok Melimpah

petir-sambar-spbu-karangente!-penjualan-pertalite-di-banyuwangi-terhenti-meski-stok-melimpah
Petir Sambar SPBU Karangente! Penjualan Pertalite di Banyuwangi Terhenti Meski Stok Melimpah

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Penjualan bahan bakar jenis Pertalite di SPBU Karangente Banyuwangi terpaksa dihentikan sementara.

Bukan karena kehabisan stok, penyebabnya adalah mesin CPU penggerak pompa BBM rusak setelah tersambar petir pada Selasa (4/11) siang.

Akibat penghentian tersebut, warga tak bisa membeli pertalite di SPBU tersebut. Padahal, stok untuk SPBU tersebut masih cukup banyak.

Manajer SPBU Karangente Abdul Kadir mengatakan, kejadian tersebut berlangsung pada selasa siang. Awalnya, terjadi hujan deras disertai petir mulai mengguyur sejak pukul 10.00.

Karena sebelumnya sudah pernah tersambar petir, Kadir mengantisipasi dengan mematikan sebagian mesin.

Namun apes, sekitar pukul 14.00, saat mencoba menyalakan kembali sistem untuk melayani pembeli, petir justru menyambar CPU utama.

“Pilihannya waktu itu antara mematikan Pertalite atau mematikan jaringan Pertamax, Biosolar, dan Pertamina Dex. Saya pilih matikan pertalite dulu,” ujar Kadir.

Sebelum memilih mematikan mesin Pertalite, Kadir sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Pertamina. Sehingga Pertamina bisa mengetahui jika SPBU-nya tidak bisa melayani penjualan pertalite.

“Sejak digitalisasi SPBU, mesin jadi lebih sensitif. Kita tidak bisa menyalahkan alam, tapi memang sering tersambar. Info dari grup SPBU, kejadian seperti ini juga dialami beberapa SPBU lain, termasuk di wilayah selatan,” tambahnya.

Kadir mengungkapkan, insiden petir menyambar  sudah empat kali menimpa SPBU Karangente  dalam dua tahun terakhir. Sebagai antisipasi,  pihaknya sudah memasang alat penangkal petir.

Dampak dari penutupan SPBU  secara ekonomi cukup besar. Dalam kondisi normal, SPBU Karangente bisa menjual rata-rata 8.000 liter Pertalite per hari. Akibat kerusakan itu, sekitar 20 ton Pertalite di tangki bawah tanah belum bisa dijual.

Kadir menyebut, proses perbaikan sedang berjalan dan diperkirakan memakan waktu tiga hingga empat hari.

Selama itu pula, SPBU belum bisa melayani pembelian Pertalite untuk masyarakat umum. “Semoga segera selesai. Saya sudah minta teknisi dari Telkom mempercepat perbaikan,” pungkasnya. (fre/aif)