Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Polisi Periksa Pengelola Galian C Tegalyasan

SEMPU, Jawa Pos Radar Genteng – Pemilik tambang pasir yang menewaskan tiga bocah di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Imam Muslih, 50, asal Desa/Kecamatan Gambiran, akhirnya memenuhi panggilan kepolisian, Rabu (19/4).

Muslih sebenarnya dipanggil polisi pada Selasa (18/4), tapi saat itu tidak hadir. Pemanggilan itu, terkait galian C miliknya di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum yang tidak direklamasi, menewaskan tiga bocah asal Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Sopiatun, 5, Aqila, 8, dan Salsabila, 7. “Pak Imam (Imam Muslih) sudah datang,” cetus Kapolsek Sempu, AKP Karyadi.

Kapolsek menyebut, Imam Muslih dipanggil ke polsek untuk dimintai keterangan terkait tiga bocah yang tenggelam di kolam bekas galian C miliknya pada Senin (17/4) sore. “Pak Imam kita mintai keterangannya terkait meninggalnya tiga bocah itu,” katanya.

Sayangnya, Karyadi menolak membeber hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bos tambang pasir terbesar di Kecamatan Sempu itu. “Kalau hasil pemeriksaan tidak bisa dipublikasikan, ini juga masih proses penyelidikan,” dalihnya.

Apalagi, masih kata Karyadi, pemeriksaan pada pengelola tambang pasir itu, dilakukan oleh penyidik dari Polresta Banyuwangi. “Kasus ini ditangani oleh Polresta, cuma tempat pemeriksaan di polsek,” terangnya.

Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, tiga bocah ditemukan warga sudah tewas di kolam bekas galian C di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Senin (17/4) sekitar pukul 16.30. Dari tiga korban itu, satu mengapung dan dua lainnya ditemukan di dasar kolam.

Korban yang ditemukan mengapung dengan kondisi sudah meninggal itu Sopiatun, 5, Sedang dua bocah lainnya yang juga meninggal Aqila, 8, dan Salsabila, 7. Mereka itu asal Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. “Ada warga datang minta tolong, katanya ada tiga anak tenggelam di kolam bekas tambang pasir,” terang Joko Setio, 32, tetangga korban.

Dari kabar itu, Joko mengaku bersama para tetangga lainnya langsung mendatangi bekas tambang pasir yang tidak direklamasi itu. Setiba di lokasi kejadian, salah satu korban Sopiatun sudah mengambang di permukaan air. “Satu anak mengapung sudah meninggal,” terangnya.(sas/abi)

source

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan Berita Banyuwangi Terkini langsung ke mailbox Anda

Kata kunci yang digunakan :