Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Profil Nono Anwar Makarim, Tokoh Hukum Ayah Nadiem yang Jadi Sorotan

profil-nono-anwar-makarim,-tokoh-hukum-ayah-nadiem-yang-jadi-sorotan
Profil Nono Anwar Makarim, Tokoh Hukum Ayah Nadiem yang Jadi Sorotan

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Profil Nono Anwar Makarim belakangan menjadi sorotan publik setelah putranya, Nadiem Makarim, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan Chromebook saat menjabat sebagai menteri.

Banyak yang kemudian mempertanyakan sosok dan jabatan yang pernah diemban oleh Nono, mengingat reputasinya sebagai tokoh hukum sekaligus pegiat anti korupsi.

Lahir di Pekalongan pada 25 September 1939, Nono tumbuh di lingkungan keluarga yang menghargai kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Kritik Mahfud MD: Nadiem Makarim Tak Paham Birokrasi Pendidikan

Pendidikan hukum ditempuhnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sebelum melanjutkan studi ke Harvard Law School hingga meraih gelar Master of Law dan doktor di bidang Judicial Science.

Kariernya cukup beragam.

Ia pernah aktif sebagai anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) hingga 1971 dan dikenal sebagai aktivis Ikatan Mahasiswa Djakarta.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Kasus Laptop Rp1,98 Triliun yang Menjerat Nadiem Makarim

Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai pemimpin redaksi harian KAMI hingga 1973.

Di bidang hukum, Nono mendirikan firma Makarim & Taira S pada tahun 1980.

Firma ini kini menjadi salah satu kantor hukum bergengsi di Indonesia.

Baca Juga: Korupsi Chromebook Rp1,98 Triliun, Nadiem Makarim Bersama 4 Orang Jadi Tersangka

Namanya juga tercatat sebagai anggota Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 2011, sebuah lembaga yang memeriksa dugaan pelanggaran kode etik internal.

Selain berkiprah di ranah hukum dan politik, Nono aktif mendirikan berbagai yayasan, mulai dari Yayasan Bambu Indonesia, Yayasan Biodiversitas Indonesia, hingga Yayasan Aksara.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Profil Nono Anwar Makarim belakangan menjadi sorotan publik setelah putranya, Nadiem Makarim, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan Chromebook saat menjabat sebagai menteri.

Banyak yang kemudian mempertanyakan sosok dan jabatan yang pernah diemban oleh Nono, mengingat reputasinya sebagai tokoh hukum sekaligus pegiat anti korupsi.

Lahir di Pekalongan pada 25 September 1939, Nono tumbuh di lingkungan keluarga yang menghargai kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Kritik Mahfud MD: Nadiem Makarim Tak Paham Birokrasi Pendidikan

Pendidikan hukum ditempuhnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sebelum melanjutkan studi ke Harvard Law School hingga meraih gelar Master of Law dan doktor di bidang Judicial Science.

Kariernya cukup beragam.

Ia pernah aktif sebagai anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) hingga 1971 dan dikenal sebagai aktivis Ikatan Mahasiswa Djakarta.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Kasus Laptop Rp1,98 Triliun yang Menjerat Nadiem Makarim

Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai pemimpin redaksi harian KAMI hingga 1973.

Di bidang hukum, Nono mendirikan firma Makarim & Taira S pada tahun 1980.

Firma ini kini menjadi salah satu kantor hukum bergengsi di Indonesia.

Baca Juga: Korupsi Chromebook Rp1,98 Triliun, Nadiem Makarim Bersama 4 Orang Jadi Tersangka

Namanya juga tercatat sebagai anggota Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 2011, sebuah lembaga yang memeriksa dugaan pelanggaran kode etik internal.

Selain berkiprah di ranah hukum dan politik, Nono aktif mendirikan berbagai yayasan, mulai dari Yayasan Bambu Indonesia, Yayasan Biodiversitas Indonesia, hingga Yayasan Aksara.