sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Sebanyak 64 masinis PT Kereta Api Indonesia (KAI) kini resmi mengendalikan seluruh perjalanan kereta cepat Whoosh.
Kepercayaan ini menjadi bukti nyata bahwa sumber daya manusia (SDM) KAI telah siap mengoperasikan moda transportasi modern dengan standar keselamatan kelas dunia.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa masinis adalah ujung tombak operasional kereta api.
Baca Juga: KAI HUT ke-80, Diskon Tiket Kereta Api Semua Kelas Hingga 30 September 2025
Profesi ini menuntut konsentrasi tinggi, fisik prima, serta penguasaan menyeluruh atas aturan perkeretaapian.
Untuk itu, KAI menyiapkan jalur pendidikan yang ketat sebelum seorang calon masinis dipercaya mengemudikan kereta.
Calon masinis KAI terlebih dahulu menempuh pendidikan dasar di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi untuk sarana listrik, dan di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta untuk sarana non-listrik.
Baca Juga: Cara Daftar Rekrutmen KAI 2025, Pendaftaran Diperpanjang hingga 3 September
Pendidikan berlangsung sekitar delapan bulan, mencakup pembentukan pribadi efektif, praktik di depo, langsir, hingga praktik dinas kereta api.
Setiap tahap disertai ujian ketat, dan sertifikasi menjadi syarat mutlak kelulusan.
Setelah itu, jenjang karier masinis dilanjutkan dari Awak Sarana Pratama, Muda, hingga Madya, dengan total jam perjalanan mencapai puluhan ribu kilometer.
Baca Juga: KAI Daop 8 Surabaya Siapkan 56 KA Per Hari Libur Panjang Maulid Nabi 1447 H
Untuk kereta cepat Whoosh, hanya masinis berpengalaman minimal 3.000 jam dinas atau setara 100.000 kilometer perjalanan yang bisa dipilih.
Sejak Februari 2023, mereka mengikuti program intensif di Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun, meliputi teori kereta cepat, keterampilan teknis, dan regulasi keselamatan.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Sebanyak 64 masinis PT Kereta Api Indonesia (KAI) kini resmi mengendalikan seluruh perjalanan kereta cepat Whoosh.
Kepercayaan ini menjadi bukti nyata bahwa sumber daya manusia (SDM) KAI telah siap mengoperasikan moda transportasi modern dengan standar keselamatan kelas dunia.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa masinis adalah ujung tombak operasional kereta api.
Baca Juga: KAI HUT ke-80, Diskon Tiket Kereta Api Semua Kelas Hingga 30 September 2025
Profesi ini menuntut konsentrasi tinggi, fisik prima, serta penguasaan menyeluruh atas aturan perkeretaapian.
Untuk itu, KAI menyiapkan jalur pendidikan yang ketat sebelum seorang calon masinis dipercaya mengemudikan kereta.
Calon masinis KAI terlebih dahulu menempuh pendidikan dasar di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi untuk sarana listrik, dan di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta untuk sarana non-listrik.
Baca Juga: Cara Daftar Rekrutmen KAI 2025, Pendaftaran Diperpanjang hingga 3 September
Pendidikan berlangsung sekitar delapan bulan, mencakup pembentukan pribadi efektif, praktik di depo, langsir, hingga praktik dinas kereta api.
Setiap tahap disertai ujian ketat, dan sertifikasi menjadi syarat mutlak kelulusan.
Setelah itu, jenjang karier masinis dilanjutkan dari Awak Sarana Pratama, Muda, hingga Madya, dengan total jam perjalanan mencapai puluhan ribu kilometer.
Baca Juga: KAI Daop 8 Surabaya Siapkan 56 KA Per Hari Libur Panjang Maulid Nabi 1447 H
Untuk kereta cepat Whoosh, hanya masinis berpengalaman minimal 3.000 jam dinas atau setara 100.000 kilometer perjalanan yang bisa dipilih.
Sejak Februari 2023, mereka mengikuti program intensif di Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun, meliputi teori kereta cepat, keterampilan teknis, dan regulasi keselamatan.