Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Protes Macet Terus Berlarut, Sopir Bali Ikut Demo Kepung ASDP Ketapang

protes-macet-terus-berlarut,-sopir-bali-ikut-demo-kepung-asdp-ketapang
Protes Macet Terus Berlarut, Sopir Bali Ikut Demo Kepung ASDP Ketapang

RADARBANYUWANGI.ID – Gelombang protes sopir logistik kembali mengguncang Banyuwangi, Jawa Timur.

Kali ini, para sopir asal Bali menyatakan ikut bergabung dalam aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) di kantor PT ASDP Cabang Ketapang, Rabu, pagi (6/8).

Meski tidak mengirim delegasi seara resmi, namun para sopir Bali yang tengah berada di Jawa Timur dipastikan akan ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Mereka tergabung dalam sejumlah komunitas dan merasa langsung terdampak oleh macet parah di Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk.

“Kami tidak kirim peserta dari Bali. Tapi sopir-sopir kami yang saat ini ada di Jawa Timur, akan ikut menyuarakan tuntutan,” ujar Sekretaris Gerakan Aliansi Pengemudi Bali (Gapiba), Sugiartoyo, dikutip dari Radar Bali, Selasa (5/8).

Menurutnya, apa yang diperjuangkan GSJT sepenuhnya sejalan dengan keresahan sopir Bali.

Tiga tuntutan yang akan dibawa dalam aksi yakni: sorotan terhadap kinerja Pelindo dalam pengelolaan penyeberangan Banyuwangi–Lembar, desakan pertanggungjawaban ASDP Ketapang terkait kemacetan berkepanjangan, serta kejelasan penanganan kasus tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada awal Juli lalu.

“Ini semua saling terkait. Distribusi logistik ke Bali dan NTB terganggu. Sopir rugi besar karena kendaraan terjebak berhari-hari. Ini bukan lagi soal teknis, tapi sudah menyangkut hajat hidup banyak orang,” tegas Sugiartoyo.

Aksi ini diprediksi bakal menyedot perhatian besar. Pasalnya, kemacetan di kawasan pelabuhan selama sebulan terakhir sudah meresahkan.

Kendaraan logistik tertahan berjam-jam hingga berhari-hari, membuat rantai pasok terganggu dan ekonomi tersendat.

Para sopir berharap, aksi damai ini bisa menjadi pemicu perbaikan nyata dari pengelola pelabuhan di Selat Bali. Mereka menuntut solusi konkret, bukan janji manis.

“Kami tidak ingin aksi ini jadi rutinitas tahunan. Harus ada perubahan. Kalau tidak, distribusi logistik Bali dan NTB akan terus terancam,” pungkasnya. (*)