Tentu saja hal itu sangat berbahaya. Apalagi, muatan truk itu tampak penuh sesak oleh karung-karung berisi hasil pertanian. Tak ayal, para siswa itu pun harus duduk di atas karung tersebut. Jika kendaraan bak terbuka, itu mengerem mendadak, bisa-bisa bocah-bocah yang masih mengenakan seragam putih-biru tersebut terpelanting atau bahkan jatuh ke aspal jalan.
Namun, mereka punya alasan kuat mengapa menempuh langkah yang sangat berbahaya tersebut. Bisa karena uang saku mereka tidak cukup untuk ongkos pergi-pulang (PP) ke sekolah naik angkutan umum. Bisa juga karena kurangnya perhatian, sehingga siswa yang sekadar ingin gagah-gagahan. Apalagi, sopir kendaraan bak terbuka terlalu memberi toleransi pada mereka. Selain itu, jalur di pedesaan jarang terjangkau pantauan polisi lalu lintas. Bagaimana ini? (radar)