sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ekonom sekaligus Analis Pasar Modal, Ferry Latuhihin, menilai penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani tidak sesuai ekspektasi pasar.
Ia mengaku mengenal baik Purbaya karena pernah bersama di Danareksa selama 25 tahun.
Menurut Ferry, rekam jejak dan pernyataan Purbaya membuatnya ragu akan kemampuan sang Menkeu baru dalam menjaga stabilitas fiskal.
Baca Juga: Profil Lengkap Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Gantikan Sri Mulyani
Ferry menyoroti pernyataan Purbaya yang optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 6–8 persen dalam tiga bulan ke depan.
Menurutnya, prediksi itu tidak didukung alasan yang kuat.
Justru, Ferry mengingatkan potensi ekonomi Indonesia mengalami secular stagnation seperti Thailand, bahkan tidak menutup kemungkinan mengalami resesi dalam satu tahun ke depan.
Baca Juga: Demo Besar Nepal: Parlemen Dibakar, PM dan Menteri Mundur
Ia menegaskan bahwa kondisi fiskal saat ini mengkhawatirkan.
Penerimaan negara menurun, sementara belanja pemerintah dinilai kontraproduktif.
Program besar seperti MBG disebutnya sebagai pemborosan yang mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca Juga: Siapa Menteri Baru Prabowo? Ini Daftar Lengkap Hasil Reshuffle 2025
Ferry juga mengkritik peran Bank Indonesia (BI) yang semakin menanggung beban fiskal.
Menurutnya, hal ini berbahaya karena mengarah pada praktik monetizing fiscal deficit atau pencetakan uang untuk menutup defisit, yang justru menggerus independensi BI sebagai bank sentral.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ekonom sekaligus Analis Pasar Modal, Ferry Latuhihin, menilai penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani tidak sesuai ekspektasi pasar.
Ia mengaku mengenal baik Purbaya karena pernah bersama di Danareksa selama 25 tahun.
Menurut Ferry, rekam jejak dan pernyataan Purbaya membuatnya ragu akan kemampuan sang Menkeu baru dalam menjaga stabilitas fiskal.
Baca Juga: Profil Lengkap Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Gantikan Sri Mulyani
Ferry menyoroti pernyataan Purbaya yang optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 6–8 persen dalam tiga bulan ke depan.
Menurutnya, prediksi itu tidak didukung alasan yang kuat.
Justru, Ferry mengingatkan potensi ekonomi Indonesia mengalami secular stagnation seperti Thailand, bahkan tidak menutup kemungkinan mengalami resesi dalam satu tahun ke depan.
Baca Juga: Demo Besar Nepal: Parlemen Dibakar, PM dan Menteri Mundur
Ia menegaskan bahwa kondisi fiskal saat ini mengkhawatirkan.
Penerimaan negara menurun, sementara belanja pemerintah dinilai kontraproduktif.
Program besar seperti MBG disebutnya sebagai pemborosan yang mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca Juga: Siapa Menteri Baru Prabowo? Ini Daftar Lengkap Hasil Reshuffle 2025
Ferry juga mengkritik peran Bank Indonesia (BI) yang semakin menanggung beban fiskal.
Menurutnya, hal ini berbahaya karena mengarah pada praktik monetizing fiscal deficit atau pencetakan uang untuk menutup defisit, yang justru menggerus independensi BI sebagai bank sentral.







