Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pusri Kirim 43.800 Ton Urea

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kekhawatiran bakal terjadi kelangkaan stok pupuk urea di Banyuwangi di respons positif pemerintah. Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Disperinhutbun) Banyuwangi langsung mengirim surat permohonan percepatan pengiriman pupuk dari Surabaya. Mendengar kekhawatiran tersebut, PT. Pusri langsung mengirimkan pupuk urea bersubsidi.

Pupuk tersebut akan tiba di Banyuwangi pada 31 Januari mendatang. Kepala Disperinhutbun Banyuwangi lkrori Hudanto melalui Kasi Sarana dan Prasarana Abdul Halim mengakui telah meminta percepatan pengiriman 450 ton pupuk urca bersubsidi dari Surabaya. “Paling lambat dua hari lagi pupuk tersebut akan tiba di gudang pupuk di Pelabuhan Meneng. Kecamatan Kalipuro,” katanya.

Halim meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena dari jatah 9.292 ton pupuk urea untuk bulan Januari masih ada sisa 1.006 ton yang belum dikirim. Untuk menutupi kebutuhan, persediaan pupuk masih tersedia di tingkat kios. “Setelah kita cek, di lini 2 dan 3 memang urea sudah tidak ada.Tapi ZA, Ponska, dan NPK, masih mencukupi, tapi saya rasa masih ada dikios-kios. Kalau memang mendesak petani bisa membeli dulu pupuk non-subsidi,” jelas Halim.

Halim menambahkan, saat ini petani hampir menyelesaikan masa tanam atau sedang berada di tutup tanam. Sehingga, kebutuhan akan pupuk tidak sebesar di awal. Apalagi, dalam beberapa hari lagi pupuk sudah datang dalam jumlah besar. Kedatangan pupuk sejumlah 43.800 ton itu, menurut Halim, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan stok pupuk urea di Banyuwangi sampai tiga bulan ke depan sampai datang musim pemupukan lagi.

Proses distribusi pupuk yang memiliki HET (harga eceran tertinggi) Rp 1.800 per kilogram itu perlu diperhatikan. “Jika Ilandjumlah pupuk masih belum sesuai, kita bisa melakukan realokasi. Tapi yang terpenting nanti distribusinya lancar,” jelasnya. Diberitakan sebelumnya, distribusi pupuk urea bersubsidi ke wilayah Banyuwangi terhambat. Hal itu dikhawatirkan mengakibatkan kelangkaan pupuk bersubsidi di Banyuwangi yang selama ini menyandang predikat lumbung pangan nasional.

Terhambatnya pasokan pupuk ke Banyuwangi itu dipicu kerusakan Cerobong penyalur pupuk dari pabrik Pupuk Kaltim ke kapal pengangkut pupuk. Akibatnya sebanyak 38 ribu ton pupuk urea yang sedianya dikirim ke gudang Pupuk Kaltim di wilayah Meneng, Kecamatan Kalipuro, belum bisa terangkut kapal. Kapal pengangkut pupuk tersebut kemungkinan baru berangkat ke Banyuwangi 1 Februari mendatang. Kapal tersebut akan mengangkut pupuk urea sebanyak 38 ribu ton. (radar)