RadarBanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi terus berusaha meminimalkan kenakalan dan kekerasan anak.
Setelah menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan berbagai instansi dan elemen terkait pada Minggu (5/1), pemkab lantas menggelar pelatihan bagi ratusan kepala sekolah (kasek) tingkat SD dan SMP se-Banyuwangi.
Pelatihan tersebut digelar di Pendapa Sabha Swagata Blambangan pada Rabu (8/1).
Pada pelatihan ini sebanyak 420 kepala SD dan SMP negeri dan swasta mendapat materi tentang kepemimpinan yang mampu membangun lingkungan pendidikan dengan konsep welas asih atau compassionate.
Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan, kasek merupakan pemimpin di sekolah masing-masing. Kasek bisa menentukan arah dan kebijakan pendidikan di institusinya. Karena itu, kasek harus terus meningkatkan wawasan tentang kepemimpinan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia yang dihadapi oleh anak-anak saat ini.
Menurut Ipuk, di tengah tingginya pemajanan (eksposur) media sosial dan teknologi, anak-anak sangat rentan terpengaruh paparan negatif. ”Belum lagi tekanan akademis, masalah sosial, dan interpersonal yang mereka hadapi di rumah dan lingkungannya. Semua itu bisa menjadi pemicu berbagai tindak kenakalan dan kekerasan,” ujarnya.
Karena itu, untuk meminimalkan munculnya kenakalan dan kekerasan anak, Bupati Ipuk berharap agar sekolah bisa menjadi ruang yang aman bagi anak. Menjadi tempat terbangunnya sikap saling peduli dan penuh empati serta kasih sayang.
”Salah satu caranya dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang compassionate atau penuh welas asih di antara semua warga sekolah. Baik kepala sekolah, guru, maupun siswa. Kepala sekolah harus menjadi teladan utamanya,” kata Ipuk.
Ipuk berharap sekolah bisa menjadi sekolah yang welas asih dengan pendekatan yang manusiawi, dengan prinsip manusia adalah mahluk yang terbaik. Sehingga, menghindarkan pendidikan yang dijalankan dengan konsep reward and punishment.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Suratno mengatakan, pada pelatihan ini Pemkab Banyuwangi memberikan materi kepemimpinan kepada para kepala sekolah tentang membangun pendidikan yang berbasis compassionate atau welas asih dengan mengedepankan terbangunnya akhlak dan toleransi. ”Terutama penekanannya adalah untuk menghindari terjadinya tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi,” kata Suratno.
Materi tersebut, imbuh Suratno, dibawakan oleh salah satu pakar pendidikan dari Lembaga Pendidikan Lazuardi, Sayed Hyder. Hyder menyampaikan sejumlah cara untuk menciptakan pendidikan yang welas asih. Salah satunya, kepala sekolah harus menjadi teladan pertama dalam menunjukkan sikap sesuai konsep tersebut. ”Kasek mendidik anak untuk berpikir dan bukan hanya menjadi peniru serta lebih sering bertanya daripada memberikan perintah,” ujar Hyder.
Pada pelatihan tersebut, Sayed Hyder juga mengajak seluruh kasek mempraktikkan langsung sejumlah metode untuk membangun hubungan yang menumbuhkan empati. (sgt/c1)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.