Radarbanyuwangi.id – Insiden kecelakaan pesawat SAM AIR menimbulkan duka yang mendalam. Kejadian yang mleibatkan pesawat perintis dengan registrasi PK-SMH (DHC86) tersebut mengakibatkan 4 orang meninggal dunia.
Pesawat tersebut jatuh di dekat Bandara Pohuwato pada hari Minggu, mengakibatkan empat orang meninggal dunia.
“Pemerintah Provinsi Gorontalo berduka atas tragedi jatuhnya pesawat di Bandara Pohuwato. Kami mendoakan keluarga para korban agar diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,” ungkap Rudy Salahudin Pejabat Gubernur Gorontalo.
Pesawat perintis ini sedang menjalankan rute dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua Pohuwato. Pesawat dikendalikan oleh Kapten M. Saefurubi A. dengan First Officer M. Arthur V. G., serta teknisi bernama Budijanto.
Baca Juga: Kapan Bulan Ramadan 1446 H/2025 Tiba? Berikut Prediksi Tentang Awal Puasa
Di samping kru, terdapat satu penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut, yaitu Sri Meyke Male.
Pesawat PK-SMH lepas landas dari Bandara Djalaluddin pada pukul 07.03 WITA (23:03 UTC) dengan perkiraan tiba di Bandara Panua Pohuwato pada pukul 07.33 WITA (23:33 UTC).
Saat penerbangan berlangsung, kondisi cuaca tercatat berawan. Namun, pada pukul 07.22 WITA (23:22 UTC), pesawat tiba-tiba hilang kontak.
Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024, Kepala Desa, Lurah, dan Jaranan Buto Kenalkan Batik
Beberapa jam kemudian, bangkai pesawat ditemukan dalam kondisi hancur total di area rawa-rawa, tak jauh dari landasan pacu 27 Bandara Pohuwato.
Kecelakaan ini merenggut nyawa empat orang, yaitu pilot, co-pilot, teknisi, dan penumpang.
Proses evakuasi segera dilakukan, dan para korban telah dibawa ke Puskesmas Motolohu di Pohuwato.
Rencananya, keempat jenazah akan dipindahkan ke Kota Gorontalo untuk diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Untuk jenazah kru pesawat, setelah disemayamkan di Bandara Djalaluddin Gorontalo, mereka akan diterbangkan ke Jakarta dan Balikpapan pada hari Senin, 21 Oktober. (*)
Page 2
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Insiden kecelakaan pesawat SAM AIR menimbulkan duka yang mendalam. Kejadian yang mleibatkan pesawat perintis dengan registrasi PK-SMH (DHC86) tersebut mengakibatkan 4 orang meninggal dunia.
Pesawat tersebut jatuh di dekat Bandara Pohuwato pada hari Minggu, mengakibatkan empat orang meninggal dunia.
“Pemerintah Provinsi Gorontalo berduka atas tragedi jatuhnya pesawat di Bandara Pohuwato. Kami mendoakan keluarga para korban agar diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,” ungkap Rudy Salahudin Pejabat Gubernur Gorontalo.
Pesawat perintis ini sedang menjalankan rute dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua Pohuwato. Pesawat dikendalikan oleh Kapten M. Saefurubi A. dengan First Officer M. Arthur V. G., serta teknisi bernama Budijanto.
Baca Juga: Kapan Bulan Ramadan 1446 H/2025 Tiba? Berikut Prediksi Tentang Awal Puasa
Di samping kru, terdapat satu penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut, yaitu Sri Meyke Male.
Pesawat PK-SMH lepas landas dari Bandara Djalaluddin pada pukul 07.03 WITA (23:03 UTC) dengan perkiraan tiba di Bandara Panua Pohuwato pada pukul 07.33 WITA (23:33 UTC).
Saat penerbangan berlangsung, kondisi cuaca tercatat berawan. Namun, pada pukul 07.22 WITA (23:22 UTC), pesawat tiba-tiba hilang kontak.
Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024, Kepala Desa, Lurah, dan Jaranan Buto Kenalkan Batik
Beberapa jam kemudian, bangkai pesawat ditemukan dalam kondisi hancur total di area rawa-rawa, tak jauh dari landasan pacu 27 Bandara Pohuwato.
Kecelakaan ini merenggut nyawa empat orang, yaitu pilot, co-pilot, teknisi, dan penumpang.
Proses evakuasi segera dilakukan, dan para korban telah dibawa ke Puskesmas Motolohu di Pohuwato.
Rencananya, keempat jenazah akan dipindahkan ke Kota Gorontalo untuk diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Untuk jenazah kru pesawat, setelah disemayamkan di Bandara Djalaluddin Gorontalo, mereka akan diterbangkan ke Jakarta dan Balikpapan pada hari Senin, 21 Oktober. (*)






