radarbanyuwangi.jawapos.com – Pagi itu, di Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, deru palu dan gergaji terdengar bersahutan.
Debu kayu beterbangan, bercampur dengan suara tawa ringan para prajurit TNI dan warga desa. Mereka bekerja tanpa henti, mengebut pembangunan rumah sederhana milik Evi Widiawati (26).
Bagi Evi, seorang buruh tani sekaligus buruh serabutan, mimpi punya rumah layak huni seperti hanya cerita pengantar tidur. Selama bertahun-tahun ia tinggal di rumah reyot berdinding anyaman bambu, rapuh, bocor, dan siap roboh kapan saja.
Ironisnya, kandang kambing di samping rumah tampak jauh lebih kokoh dibanding tempat tinggalnya.
“Kalau hujan deras, saya sering takut. Air masuk dari segala arah, atap bocor, dinding bergoyang. Saya hanya bisa memeluk anak supaya tetap hangat,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Kisah Evi Widiawati, buruh tani Banyuwangi, yang hidup di rumah rapuh. TMMD 125 mengubahnya jadi hunian layak penuh harapan. (Pendim 0825 Banyuwangi)
Suaminya, M. Anwaruddin (28), hanyalah kuli pemotong bambu dengan penghasilan pas-pasan. Upah Rp90 ribu sehari tidak selalu bisa dibawa pulang utuh.
Sementara Evi bekerja seadanya; kadang mencuci baju tetangga, kadang menyapu rumah orang, kadang merawat kambing titipan.
“Kalau dapat Rp50 ribu, saya sisihkan buat sekolah anak. Selebihnya untuk makan sehari-hari,” tuturnya lirih.
Namun, hidup kadang punya cara mengejutkan untuk memberi harapan. Nama Evi tiba-tiba masuk daftar penerima program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dalam TMMD ke-125 Kodim 0825 Banyuwangi. Sejak saat itu, rumah rapuh miliknya berubah menjadi ladang gotong royong.
Puluhan prajurit TNI, bersama warga sekitar, setiap hari datang membantu. Mereka membongkar dinding rapuh, menyusun bata, memasang atap, hingga menyiapkan rangka depan rumah baru.
“Ini bukan sekadar membangun rumah. Ini wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat,” ujar Komandan Satgas TMMD dengan wajah penuh semangat.

Satgas TMMD 125 Kodim 0825/Banyuwangi membangun rumah Sulami di Siliragung. (Pendim 0825 Banyuwangi)
Tangis Haru di Balik Bata dan Semen
Kini, struktur rumah baru Evi berdiri kokoh. Tinggal menunggu finishing sebelum akhirnya benar-benar bisa ditempati. Di sudut halaman, Evi tampak tak kuasa menahan air mata.
Page 2
Page 3
“Alhamdulillah, ini rejeki luar biasa. Rumah ini sangat berarti bagi kami. Terima kasih bapak-bapak TNI, terima kasih semua warga,” ucapnya sambil menatap rumah barunya dengan mata berbinar.
Rumah itu bukan sekadar bangunan. Bagi Evi, ia adalah simbol harapan baru. Atap yang tak lagi bocor, dinding yang tak lagi reyot, dan tempat tidur yang tak lagi basah saat hujan, menjadi anugerah besar.

Kehangatan suasana dan sejuknya angin malam berembus, membuat suasana kekeluargaan TNI dan warga Siliragung terasa syahdu. (PENDIM 0825 BANYUWANGI UNTUK RABA)
Keakraban yang Tercipta di Malam Hari
Selepas bekerja seharian, suasana berubah hangat. Di rumah salah satu warga penerima manfaat lainnya, Ibu Sulami, halaman kecilnya ramai oleh prajurit TNI dan warga yang sedang membakar ikan tuna.
Asap tipis mengepul, disambut aroma sambal ulek dan kecap bawang merah yang menggugah selera.
“Bakar-bakar ini bukan soal makanannya, tapi soal kebersamaan. Kami rindu suasana seperti keluarga, dan itu kami temukan di sini,” ujar Serda Eko sambil tertawa kecil.
Ikan yang dibakar di atas bara api lalu disajikan di atas daun pisang. Satu per satu prajurit dan warga bergantian mencubit daging ikan, menyantapnya bersama nasi hangat.
Gelak tawa, canda ringan, dan sapaan akrab menjembatani jarak antara seragam loreng dengan pakaian lusuh warga desa.
“Kami senang bisa makan bersama TNI. Rasanya seperti keluarga,” kata Takim, warga Silirsari, sembari menepuk bahu seorang prajurit.

Keakraban Satgas TMMD 125 dan warga Siliragung, lelah hilang berganti tawa di sela gotong royong bangun desa. (Pendim 0825 Banyuwangi)
Lebih dari Sekadar Bangunan
Program TMMD bukan hanya soal membangun fisik—saluran irigasi, sumur bor, jembatan, hingga rumah warga. Lebih dari itu, ia menanamkan makna kebersamaan.
Dari gotong royong hingga makan malam sederhana, semua mencerminkan nilai bahwa TNI lahir dari rakyat, bekerja untuk rakyat, dan kembali kepada rakyat.
Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol Arh Joko Sukoyo, menegaskan bahwa TMMD hadir untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa.

Ketua Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) Brigjen (Mar) Werijon didampingi Dansatgas TMMD Letkol (Arh) Joko Sukoyo di atas jembatan yang dibangun lewat program TMMD di Siliragung, Kamis (7/8). (Pendim Banyuwangi)
“Rumah layak huni ini adalah bagian dari upaya memuliakan masyarakat. Kami ingin warga hidup lebih nyaman, sehat, dan penuh harapan baru,” katanya.