Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sabet Anugerah Bandar Udara Sehat dari Kemenkes RI, Bandara Banyuwangi Akan Pertahankan Konsep Eco Airport dengan Green Builiding

sabet-anugerah-bandar-udara-sehat-dari-kemenkes-ri,-bandara-banyuwangi-akan-pertahankan-konsep-eco-airport-dengan-green-builiding
Sabet Anugerah Bandar Udara Sehat dari Kemenkes RI, Bandara Banyuwangi Akan Pertahankan Konsep Eco Airport dengan Green Builiding

RadarBanyuwangi.id – Bandara Banyuwangi menjadi salah satu penyabet Anugerah Tanda Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat 2024 oleh Kemenkes RI.

Bahkan, Bandara Banyuwangi menjadi satu-satunya bandara di Jatim yang berhasil meraih anugerah tersebut. Dengan penghargaan yang didapat, prosedur dan fasilitas kesehatan di bandara akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merilis Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) RI Nomor HK.01.07/MENKES/1817/2024 tentang Penganugerahan Tanda Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara (Bandara) Sehat Tahun 2024.

Dalam KMK yang ditandatangani Menteri Budi Gunadi Sadikin pada Senin (18/11) lalu ini, sebanyak 56 dari ratusan pelabuhan dan bandara di seluruh Indonesia berhak diberikan penghargaan.

Mereka dinilai telah berhasil menyelenggarakan tata kelola kesehatan sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandara Sehat.

Salah satu dari 56 pelabuhan dan bandara itu adalah Bandara Banyuwangi.

Bandara yang beralamat di Desa/Kecamatan Blimbingsari ini bahkan menjadi satu-satunya bandara di Jatim yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Melalui Forum Bandara Sehat Bandar Udara Banyuwangi, prosedur dan fasilitas kesehatan diselenggarakan dengan baik.

General Manager Bandara Banyuwangi Johan Seno Acton menuturkan, proses penilaian Bandara Sehat telah dimulai sejak Desember tahun lalu.

Diinisiasi oleh Balai Karantina Kesehatan (BKK) Kelas I Probolinggo, Bandara Banyuwangi kemudian didaftarkan dalam penghargaan dua tahunan yang digelar Kemenkes RI tersebut.

Tak perlu banyak melakukan perubahan untuk memenuhi kriteria Bandara Sehat sesuai PMK 44/2014. Sebab, menurut Johan hal tersebut sudah dilakukan oleh pihaknya, meskipun tidak ada gelaran penghargaan.

”Tinggal meng-compile data-data yang diperlukan untuk penilaian. Kami sejak dulu memang sudah punya tim tersendiri untuk mengelola fasilitas dan prosedur kesehatan yang terdiri atas berbagai stakeholder, mulai dari pihak bandara, TNI-Polri, BKK, sampai pihak maskapai,” tutur pria asal Purbalingga, Jateng tersebut.

Setelah proses penilaian administratif itu, imbuh Johan, terdapat penilaian melalui wawancara secara daring.

Lalu, pada 17–19 Juli lalu, tim Kemenkes datang langsung ke bandara untuk melakukan penilaian lapangan. Terdapat setidaknya lima aspek yang menjadi bahan penilaian.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2

Yakni, penyelenggaraan kesehatan lingkungan, penataan sarana dan fasilitas, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dan peningkatan keamanan dan ketertiban.

”Tim dari Kemenkes mengecek hal-hal itu. Bahkan, juga mengecek ke pesawat untuk memastikan kebersihan kabin. Dan, ini semua sebelumnya memang telah kami lakukan secara rutin. Termasuk juga kegiatan-kegiatan rutin seperti sosialisasi, olahraga, sampai pengecekan kesehatan,” imbuh pria yang memiliki hobi touring motor ini.

Menurut Johan, seremonial penyerahan tanda penghargaan bandara sehat masih akan dilakukan dalam beberapa waktu ke depan.

Dengan anugerah penghargaan ini, pihaknya mengaku semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan di bandara.

Terlebih, dengan bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi, ke depan juga akan dibangun Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, and Recycle (TPS3R) di kawasan bandara.

Sehingga, selain bersih dan sehat, limbah yang dihasilkan dari bandara juga akan terpilah sesuai jenisnya.

”Yang jelas, konsep eco airport dengan green builiding ini akan terus kami pertahankan. Dan kegiatan-kegiatan dengan menggandeng BKK juga akan lebih diintensifkan,” tandas Johan.

Sementara itu, Koordinator Wilayah Kerja Pelabuhan Tanjung Wangi pada BKK Kelas I Probolinggo dr Nungki Najfaris turut mengapresiasi pencapaian yang diraih oleh Bandara Banyuwangi.

Menurut Nungki, pihaknya hanya sebagai inisiator terbentuknya Forum Bandara Sehat Bandar Udara Banyuwangi.

Sedangkan untuk pelaksanaan programnya, imbuh Nungki, jelas terwujud karena sinergi dari berbagai pihak yang ada di dalam forum tersebut.

”Semoga perdikat sebagai bandara sehat ini terus dipertahankan dan pelayanan bagi masyarakat pengguna bandara semakin prima,” harapnya. (Rizqi Hasan/aif/c1)

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Bandara Banyuwangi menjadi salah satu penyabet Anugerah Tanda Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat 2024 oleh Kemenkes RI.

Bahkan, Bandara Banyuwangi menjadi satu-satunya bandara di Jatim yang berhasil meraih anugerah tersebut. Dengan penghargaan yang didapat, prosedur dan fasilitas kesehatan di bandara akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merilis Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) RI Nomor HK.01.07/MENKES/1817/2024 tentang Penganugerahan Tanda Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara (Bandara) Sehat Tahun 2024.

Dalam KMK yang ditandatangani Menteri Budi Gunadi Sadikin pada Senin (18/11) lalu ini, sebanyak 56 dari ratusan pelabuhan dan bandara di seluruh Indonesia berhak diberikan penghargaan.

Mereka dinilai telah berhasil menyelenggarakan tata kelola kesehatan sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandara Sehat.

Salah satu dari 56 pelabuhan dan bandara itu adalah Bandara Banyuwangi.

Bandara yang beralamat di Desa/Kecamatan Blimbingsari ini bahkan menjadi satu-satunya bandara di Jatim yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Melalui Forum Bandara Sehat Bandar Udara Banyuwangi, prosedur dan fasilitas kesehatan diselenggarakan dengan baik.

General Manager Bandara Banyuwangi Johan Seno Acton menuturkan, proses penilaian Bandara Sehat telah dimulai sejak Desember tahun lalu.

Diinisiasi oleh Balai Karantina Kesehatan (BKK) Kelas I Probolinggo, Bandara Banyuwangi kemudian didaftarkan dalam penghargaan dua tahunan yang digelar Kemenkes RI tersebut.

Tak perlu banyak melakukan perubahan untuk memenuhi kriteria Bandara Sehat sesuai PMK 44/2014. Sebab, menurut Johan hal tersebut sudah dilakukan oleh pihaknya, meskipun tidak ada gelaran penghargaan.

”Tinggal meng-compile data-data yang diperlukan untuk penilaian. Kami sejak dulu memang sudah punya tim tersendiri untuk mengelola fasilitas dan prosedur kesehatan yang terdiri atas berbagai stakeholder, mulai dari pihak bandara, TNI-Polri, BKK, sampai pihak maskapai,” tutur pria asal Purbalingga, Jateng tersebut.

Setelah proses penilaian administratif itu, imbuh Johan, terdapat penilaian melalui wawancara secara daring.

Lalu, pada 17–19 Juli lalu, tim Kemenkes datang langsung ke bandara untuk melakukan penilaian lapangan. Terdapat setidaknya lima aspek yang menjadi bahan penilaian.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.