Radarbanyuwangi.id – Stadion Diponegoro boleh jadi saat ini menyandang status sebagai stadion utama di Banyuwangi. Letaknya berada di Jalan Jaksa Agung Soprapto Kelurahan Penganjuran Kecamatan Banyuwangi.
Lokasinya boleh jadi berada di jantung kota gandrung membuatnya mudah dijangkau dengan ragam moda transportasi. Dari tahun ke tahun stadion ini pun mendapat sentuhan renovasi.
Terakhir, Stadion Dipoengoro mendapat sentuhan renovasi pada tahun 2014 silam. Saat itu Banyuwangi bersiap menjadi tuan rumah Proprov V tahun 2015. Stadion pun mendapat tambahan fasilitas berupa tribun hingga lampu penerangan stadion.
Renovasi Stadion Diponegoro diarsiteki oleh arsitek nasional Budi Pradono. Stadion ini mengusung konsep arsitektur modern dan tradisional.
Ornamen tradisional tamak dari ornamen sketsel yang menghubungkan antara satu ruangan dengan lainnya yang, terbuat dari bata merah.
Baca Juga: Video Syur Casting Iklan Palsu di Surabaya Dijual di Media Sosial, Pelaku dan Penyebar Konten Ditangkap Ditreskrimsus Polda Jatim
Sedangkan Sementara dekorasi dinding luarnya terbuat dari baja ringan yang berukirkan penari Gandrung Banyuwangi dengan berbagai pose tari.
Stadion Diponegoro dibangun dengan menggunakan APBD Kabupaten dan swasta. Total anggaran yang digelontorkan pihak swasta untuk membangun stadion ini sebesar Rp. 5 miliar. Sedangkan dari APBD Rp12 miliar.
Penambahan renovasi ini pun membuat kapasitas Stadion Diponegoro bertambah. Dari yang hanya mampu menampung 10.000 penonton. Kini Stadion Diponegoro bisa diisi hingga 25.000 penonton.
Baca Juga: 3 Varian Rasa Indomie Ditarik dari Pasaran Australia, Satu Diantaranya Mungkin Jadi Seleramu: Ternyata Ini Penyebabnya
Namun tahukah kami bila Stadion Diponegoro pernah berganti nama. Persisnya pada era akhir era tahun 90an. Dimana Stadion Diponegoro sempat berganti nama menjadi Stadion Jogopati.
Bagi orang Banyuwangi nama Jogopati bukan hal asing di telinga. Sosoknya aslinya adalah Pangeran Jagapati yang lahir dengan nama Mas Rempeg.
Lahir di Pakis (sekarang desa Pakis di Kecamatan Songgon), Blambangan, diperkirakan antara tahun 1740-an hingga 1750-an.
Pangeran Jogopati meninggal di Bayu, Blambangan, pada 19 Desember 1771. Dia merupakan pemimpin perlawanan rakyat Blambangan dalam Perang Bayu.
Mas Rempeg adalah putra dari Mas Bagus Puri dan istri selirnya yang berasal dari Pakis, Mas Bagus Puri adalah putra dari Mas Dalem Wiroguno.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2

Kamis, 19 Desember 2024 | 22:48 WIB
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Stadion Diponegoro boleh jadi saat ini menyandang status sebagai stadion utama di Banyuwangi. Letaknya berada di Jalan Jaksa Agung Soprapto Kelurahan Penganjuran Kecamatan Banyuwangi.
Lokasinya boleh jadi berada di jantung kota gandrung membuatnya mudah dijangkau dengan ragam moda transportasi. Dari tahun ke tahun stadion ini pun mendapat sentuhan renovasi.
Terakhir, Stadion Dipoengoro mendapat sentuhan renovasi pada tahun 2014 silam. Saat itu Banyuwangi bersiap menjadi tuan rumah Proprov V tahun 2015. Stadion pun mendapat tambahan fasilitas berupa tribun hingga lampu penerangan stadion.
Renovasi Stadion Diponegoro diarsiteki oleh arsitek nasional Budi Pradono. Stadion ini mengusung konsep arsitektur modern dan tradisional.
Ornamen tradisional tamak dari ornamen sketsel yang menghubungkan antara satu ruangan dengan lainnya yang, terbuat dari bata merah.
Baca Juga: Video Syur Casting Iklan Palsu di Surabaya Dijual di Media Sosial, Pelaku dan Penyebar Konten Ditangkap Ditreskrimsus Polda Jatim
Sedangkan Sementara dekorasi dinding luarnya terbuat dari baja ringan yang berukirkan penari Gandrung Banyuwangi dengan berbagai pose tari.
Stadion Diponegoro dibangun dengan menggunakan APBD Kabupaten dan swasta. Total anggaran yang digelontorkan pihak swasta untuk membangun stadion ini sebesar Rp. 5 miliar. Sedangkan dari APBD Rp12 miliar.
Penambahan renovasi ini pun membuat kapasitas Stadion Diponegoro bertambah. Dari yang hanya mampu menampung 10.000 penonton. Kini Stadion Diponegoro bisa diisi hingga 25.000 penonton.
Baca Juga: 3 Varian Rasa Indomie Ditarik dari Pasaran Australia, Satu Diantaranya Mungkin Jadi Seleramu: Ternyata Ini Penyebabnya
Namun tahukah kami bila Stadion Diponegoro pernah berganti nama. Persisnya pada era akhir era tahun 90an. Dimana Stadion Diponegoro sempat berganti nama menjadi Stadion Jogopati.
Bagi orang Banyuwangi nama Jogopati bukan hal asing di telinga. Sosoknya aslinya adalah Pangeran Jagapati yang lahir dengan nama Mas Rempeg.
Lahir di Pakis (sekarang desa Pakis di Kecamatan Songgon), Blambangan, diperkirakan antara tahun 1740-an hingga 1750-an.
Pangeran Jogopati meninggal di Bayu, Blambangan, pada 19 Desember 1771. Dia merupakan pemimpin perlawanan rakyat Blambangan dalam Perang Bayu.
Mas Rempeg adalah putra dari Mas Bagus Puri dan istri selirnya yang berasal dari Pakis, Mas Bagus Puri adalah putra dari Mas Dalem Wiroguno.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.