Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sinergi Akademisi-Masyarakat Bangun Ekonomi Pesisir Wonorejo

sinergi-akademisi-masyarakat-bangun-ekonomi-pesisir-wonorejo
Sinergi Akademisi-Masyarakat Bangun Ekonomi Pesisir Wonorejo

detik.com

Banyuwangi

Di tengah ancaman perubahan iklim yang kian nyata, warga pesisir Wonorejo mendapat suntikan harapan. Akademisi UNTAG Banyuwangi turun langsung ke desa, mengajarkan cara mengolah hasil laut dan pertanian agar bernilai jual tinggi, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi mereka.

Kegiatan ini berlangsung dalam program pemberdayaan masyarakat terintegrasi melalui model pembangunan perikanan skala kecil.

Ketua pelaksana program Pemberdayaan Desa Binaan di Wonorejo dari Universitas 17 Agustus (UNTAG) Banyuwangi, Ervina Wahyu Setyaningrum menyebut, Wonorejo dipilih karena memiliki wilayah terluas di Kecamatan Banyuputih, yakni 461,66 km².

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, memiliki akses paling jauh dari pusat Kota Situbondo, yaitu sekitar 62 kilometer. Intervensi program difokuskan pada dampak perubahan iklim bagi wilayah pesisir.

“Kami menemukan terdapat kesenjangan kesejahteraan yang signifikan antar masyarakat di sini. Selain itu, Situbondo pada umumnya merupakan sasaran prioritas dari target capaian Rencana Aksi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN PPDT),” terang Ervina, Jumat (14/11/2025).

Sejumlah akademisi UNTAG Banyuwangi tinggal di desa dampingan itu selama tiga hari untuk memberikan pelatihan terapan peningkatan nilai jual produk, dari produk mentah menjadi produk jadi yang memiliki daya simpan lebih lama, terutama pangan.

Menurut Ervina, masyarakat pesisir Wonorejo termasuk kelompok rentan yang sewaktu-waktu dapat terdampak perubahan iklim. Karena itu, pendampingan juga menyasar mitigasi bencana sejak dini.

“Melalui program pendampingan intensif yang didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pembangunan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Technologie ini, sejumlah pelatihan kami berikan mulai dengan optimalisasi pemanfaat GPS supaya kerja-kerja nelayan lebih efektif, pelatihan pengembangan sistem peringatan dini berkaitan informasi cuaca,” tambah Ervina.

Dalam upaya peningkatan ekonomi, berbagai produk perikanan diolah menjadi abon dan bakso yang dikemas dengan alat memadai sehingga lebih higienis dan bernilai jual tinggi. Produk pertanian seperti jagung dan cabai rawit juga diolah menjadi produk siap makan dan siap guna dengan kemasan praktis yang diawetkan secara alami.

“Ada tiga aspek prioritas yang jadi fokus kami yakni aspek produksi, manajemen, dan pemasaran. Jadi setelah mampu membuat produk berkualitas, dibangun manajemen mulai kelembagaan, perencanaan dan keorganisasian lalu aspek pemasaran sehingga kelompok sasaran ini bisa langsung memasarkan produknya dan mendapatkan hasil keekonomian,” ungkap Ervina.

Di sisi lain, Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Wonorejo, Slamet Hariyadi menyebut, pendampingan UNTAG Banyuwangi berdampak positif bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain meningkatkan pendapatan, masyarakat pesisir memperoleh bekal menghadapi perubahan iklim sekaligus keluar dari ketergantungan terhadap tengkulak.

“Ini sangat berdampak positif pada masyarakat, mereka tidak hanya dilatih dari bagaimana meningkatkan pendapatan, mencari solusi memperkuat pendapatan mana kala adanya perubahan iklim dari sektor pertanian dan perikanan namun juga dibekali bagaimana mereka tidak tergantung pada tengkulak dengan cara dilatih mengolah hasil tani dan nelayan menjadi produk jadi,” tegas Slamet.

Pendampingan ini, sambungnya, merupakan sinergi jangka panjang selama tiga tahun dan dilengkapi dengan action plan pengembangan kawasan pesisir Wonorejo secara berkelanjutan.

“Di sinilah pentingnya pendampingan bukan hanya pelatihan. Diproyeksikan pendampingan ini berlangsung 3 tahun,” imbuhnya.

Sementara itu, Suhartatik (43), istri nelayan yang ikut pelatihan, mengaku lebih optimistis dapat membangun ekonomi rumah tangga. Ia mengatakan pelatihan pengolahan hasil perikanan hingga pemasaran baru pertama kali ia dapatkan.

“Senang dengan program pemberdayaan desa binaan dari UNTAG Banyuwangi ini karena baru kali ini ada pelatihan seperti ini,” katanya.

“Kami antusias sekali ini, ada puluhan ibu-ibu rumah tangga yang bareng dengan saya ikut pelatihan ini. Jadi, dengan bisa bikin produk-produk ini kami tidak hanya mengurus rumah dan keluarga tapi bisa membantu perekonomian juga. Lebih-lebih saat suami tidak bisa melaut saat cuaca buruk,” pungkas Suhartatik.

20D

(auh/hil)