Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Siswa SMP DiKeroyok

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

adu-jotosBANYUWAGI – Aksi brutal yang dipertontonkan siswa kembali mencoreng dunia pendidikan Banyuwangi. Setelah tawuran antar siswa SMA versus SMK gara-gara bola, kini giliran siswa SMP dikeroyok temanya sendiri.

Siswa malang itu bernama Renaldi Firmansyah, 14. Gara-gara dijadikan samsak hidup tujuh temannya, siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banyuwangi itu mengalami trauma di sekujur tubuhnya. Akibat kejadian itu, siswa yang tinggal di Jalan Tunggul Ametung, Kelurahan Kebalenan, Banyyuwangi itu sempat menjalani perawatan intensif selama empat hari di rumah sakit.

Sepulang dari rumah sakit, Renaldi menjalani pemulihan medis akibat cedera yang dideritanya. “Sekarang dia sudah dirawat di rumah,” ujar Suwarehak, nenek Renaldi. Kejadian nahas yang menimpa Renaldi itu terjadi jumat lalu (20/3).

Kala itu sekitar pukul 08.45, kelas 7 D SMPN 2 Banyuwangi baru saja mengikuti pelajaran olahraga. Hampir semua siswa ada di ruang kelas untuk ganti baju. Informasi yang diperoleh jawa Pos Radar Banyuwangi, usai olahraga itu korban terlibat adu mulut dengan salah seorang teman sekelasnya.

Belum diketahui secara pasti motif perang mulut tersebut. Ada yang bilang aksi pengeroyokan itu dipicu ledekan yang dilontarkan kepada Renaldi. Sumber lain menuturkan, perselisihan itu dipicu masalah pribadi korban dan seorang pelajar sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Adu mulut semakin memanas hingga keduanya terlibat aksi adu jotos. Merasa kalah, lawan Renaldi memanggil teman-temannya. Tak seberapa lama, teman-teman korban datang, tiga di antaranya perempuan.

Tanpa dikomando, mereka langsung ”membully’ Renaldi. Aksi main keroyok itu menyebabkan siswa tersebut terdesak. Renaldi pun jadi bulan-bulanan. Bahkan, tiga siswa perempuan turut menghajar korban menggunakan ujung gagang cikrak dan sapu.

Begitu mendapat pukulan bertubi-tubi, Renaldi ndelosor. Dia tersungkur di atas lantai kelas. Melihat kejadian itu, beberapa rekan korban segera memberikan pertolongan. Tubuh Renaldi dibopong menuju ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Setelah sadar, korban segera pulang ke rumahnya. “Saya tidak tahu dia habis dipukuli. Tahunya pas dia mengeluh sakit di kepala,” ujar Buang Hadi, kakek korban. Pasca kejadian, korban sering mengeluh sakit kepala.

Guna memastikan sakitnya, korban dibawa ke rumah sakit. Korban pun dirujuk ke RSUD Blambangan untuk menjalani pengobatan medis. Sementara itu, pengeroyokan tersebut memunculkan dugaan adanya kelompok atau geng kalangan siswa di dalam lingkungan sekolah.

Pihak orang tua korban sudah menyerahkan masalah tersebut kepada pihak sekolah dan kepolisian. Kasus itu kini sudah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Banyuwangi. “Saya sudah tidak punya masalah dengan pihak sekolah.

Tapi proses hukuym tetap harus lanjut biar ada efek jera,” tuntut Suwarehak. Namun, dugaan adanya geng dl lingkungan sekolah itu dibantah Muisman, Wakil kepala SMPN Banyuwangi yang membidangi kurikulum.

Dia menegaskan tidak ada geng siswa di sekolah tempatnya mengajar. “Saya sudah belasan tahun mengajar tidak ada geng di sekolah.” tegasnya. Muisman mengakui keributan itu terjadi usai pelajaran olahraga berlangsung.

Kala itu siswa kelas VII-D sedang berganti baju. Ditanya tentang langkah sekolah dalam mengusut masalah itu, Muisman mengaku sudah melakukan upaya pendekatan kepada korban. Pihak sekolah pun menanggung biaya pengobatan Renaldi hingga sembuh.

Selain itu, pihaknya juga akan memberikan terapi mental kepada Renaldi pasca kejadian tersebut. Terkait tujuh siswa yang melakukan penganiayaan, pihaknya akan menyerahkan penanganannya kepada guru bimbingan konseling (BP). Mereka akan kami serahkan ke BP.

Terkait pemindahan kelas masih kami kaji karena itu membutuhkan proses adaptasi. Tidak hanya korban tapi juga teman-temannya yang lain,” ujarnya. (radar)