sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat tajam. Dalam rentang waktu hanya satu jam, status gunung tertinggi di Jawa itu dinaikkan dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas.
Kenaikan status ini ditetapkan pada Rabu (19/11) pukul 17.00 WIB, setelah sebelumnya status Siaga diumumkan pada pukul 16.00 WIB.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat lonjakan aktivitas tersebut sejak siang hari.
Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, langsung menginstruksikan jajarannya untuk merespons cepat seluruh potensi dampak, termasuk kemungkinan pengungsian besar-besaran, korban terdampak, hingga kerusakan fasilitas umum.
Baca Juga: Jelang Nataru 2025, Ini Daftar Tarif Lengkap Tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Sumut
Tiga Desa di Dua Kecamatan Terdampak
Laporan sementara yang diterima Pusdalops pada Rabu malam menyebutkan setidaknya tiga desa di dua kecamatan Kabupaten Lumajang terdampak erupsi.
Ketiga desa itu adalah:
- Desa Supit Urang (Kecamatan Pronojiwo)
- Desa Oro-Oro Ombo (Kecamatan Pronojiwo)
- Desa Penanggal (Kecamatan Candipuro)
Awan panas guguran, abu vulkanik, dan peningkatan aktivitas gunung menyebabkan warga di wilayah tersebut harus dievakuasi.
Baca Juga: Porpoising Berlebihan Jadi Biang Kerok Diskualifikasi McLaren di F1 Las Vegas
300 Warga Mengungsi di Tiga Titik
Petugas BPBD Lumajang bersama TNI–Polri dan relawan bergerak cepat mengevakuasi warga yang berada di zona rawan.
Sedikitnya 300 warga telah dibawa ke sejumlah lokasi pengungsian yang dinilai aman.
Lokasi pengungsian sementara meliputi:
Page 2
Page 3
- Balai Desa Oro-Oro Ombo, sekitar 200 jiwa
- SDN 2 Supiturang, sekitar 100 jiwa
- Balai Desa Penanggal, jumlah masih dalam pendataan
BPBD masih terus melakukan asesmen dan memastikan tidak ada warga yang tertinggal di wilayah risiko tinggi.
Baca Juga: Charles Leclerc Gagal Podium di F1 Las Vegas, Apa yang Salah dengan Ferrari?
Awan Panas Guguran Mencapai 13 Km
Gunung Semeru mulai menunjukkan aktivitas signifikan sejak pukul 14.13 WIB.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), awan panas guguran teramati meluncur sejauh 13 kilometer ke arah tenggara dan selatan.
PVMBG juga mencatat setidaknya satu kali awan panas tambahan yang mengarah ke tenggara–selatan melalui Besuk Kobokan, meski dengan jarak luncur kurang dari 13 km.
Secara visual, kolom abu dan guguran lava tampak jelas dari pos pengamatan.
Pemerintah daerah telah menyampaikan imbauan kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan dan menjauhi area yang direkomendasikan.
Baca Juga: Hujan Lebat Picu Empat Sungai Meluap di Padang Pariaman: 1.824 Warga Terdampak, Infrastruktur Rusak
Rekomendasi Resmi PVMBG: Zona Terlarang dan Ancaman Awan Panas
Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik ke Level IV atau Awas, PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting:
- Tidak melakukan aktivitas dalam radius 20 km dari puncak di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan.
- Warga dilarang beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah puncak karena berbahaya terhadap lontaran batu pijar.
- Menjauhi sempadan sungai sejauh 500 meter di area yang berpotensi terlanda perluasan awan panas dan lahar.
- Mewaspadai awan panas, guguran lava, dan aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk anak-anak sungainya.
PVMBG menegaskan bahwa aktivitas Semeru sedang berada pada fase paling berbahaya sehingga masyarakat harus mematuhi seluruh rekomendasi demi keselamatan.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian 25 November 2025 Bergerak Variatif: Cek Daftar Lengkap Antam, UBS, dan Galeri24
Status Tanggap Darurat Berlaku 7 Hari
Pemerintah Kabupaten Lumajang menyatakan akan memberlakukan status tanggap darurat selama 7 hari, mulai 19 hingga 26 November 2025.






