BANYUWANGI, KOMPAS.com – Angin berembus pelan di pelataran Kantor Bupati Banyuwangi, Jawa Timur saat seorang kurir berseragam merah melenggang memasuki area tersebut.
Dia adalah Abdul Aziz Mustafa (29). Sosok yang biasa disapa Aziz ini adalah kurir paket JNT yang setiap hari mengantar kiriman milik pegawai.
Wajahnya teduh, suaranya pelan kala menceritakan perjuangan hidupnya sebagai pengantar paket.
“Setiap hari saya masuk kerja jam 05.30 WIB, kerja sampai jam 12.00 WIB untuk pengiriman kloter pertama,” kata Aziz, Jumat (12/12/2025).
Baca juga: Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Istirahat selama satu jam, dia akan kembali berkeliling mengantar paket pada pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Belum selesai, setelahnya ia masih kembali ke kantor untuk melakukan setoran dan menyiapkan paket yang akan dikirim pada hari berikutnya.
Ia melakukannya setiap hari, sementara untuk waktu liburnya cukup fleksibel, bergantian dengan rekannya yang lain agar tak mengganggu rute pengiriman barang.
Meski remeh, ia mensyukurinya sebab dia dapat mengambil libur kala saat-saat tertentu yang ia butuhkan.
Sementara jika tidak terlalu mendesak, ia memilih untuk terus bekerja, sebab pendapatan yang ia hasilkan tergantung performa.
“Kalau kita (pendapatan) per paket kisaran Rp 1.300,” tutur Aziz.
Baca juga: Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Dalam sebulan, menggunakan motornya, ia bisa mengirim sekitar 3.000 hingga 4.000 paket yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Banyuwangi.
Bekerja sebagai kurir, Aziz pun mengalami tantangan kerja, salah satunya cuaca, di mana beberapa waktu belakangan hujan sering turun dengan deras bahkan menyebabkan banjir di beberapa titik.
Ia berupaya memberikan perlindungan semampunya, melapisi paket-paket dengan tutup plastik. Harapannya, paket-paket tersebut tak terkena air hujan.
“Tapi tidak bisa dihindari. Cuaca sering hujan banyak komplain paket basah, terutama kosmetik yang kardus kecil, bagian dalamnya merembes kena air meski sudah diplastik,” urainya.
Jika sudah begitu, ia hanya bisa pasrah mendapatkan komplain dari pelanggan, yang meskipun pada akhirnya dapat mengerti perjuangan yang dilalui para pengantar paket agar barang dapat sampai ke tangan mereka.
Page 2
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app








