Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tahun Ajaran Baru Sekolah, Industri Konveksi di Geteng Wetan Banyuwangi Banjir Pesanan Seragam, Tenaga Penjahit Minim: Kewalahyan Layani Pesanan

tahun-ajaran-baru-sekolah,-industri-konveksi-di-geteng-wetan-banyuwangi-banjir-pesanan-seragam,-tenaga-penjahit-minim:-kewalahyan-layani-pesanan
Tahun Ajaran Baru Sekolah, Industri Konveksi di Geteng Wetan Banyuwangi Banjir Pesanan Seragam, Tenaga Penjahit Minim: Kewalahyan Layani Pesanan

Radarbanyuwangi.id – Menjelang masuk sekolah di tahun ajaran baru, konveksi seragam dibanjiri pesanan. Itu seperti industri konveksi di Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Saat ini, mereka telah dibanjiri pesanan.

Owner Anzaz Konveksi, Anik, 49, mengatakan pesanan seragam sekolah tahun ini meningkat sekitar 40 hingga 50 persen dibanding tahun lalu. Ini beda saat pandemi yang pesanan seragam hanya datang dari pondok pesantren.

Untuk tahun ini, pesanan datang dari berbagai sekolah negeri maupun swasta. “Pesanan tahun ini jauh lebih banyak dibanding masa Korona,” ujarnya.

Peningkatan pesanan itu, kata Anik, membuat proses produksi seragam lebih padat dibanding sebelumnya. Yang membuatnya senang, meski sedang ramai tidak kesulitan dalam mencari bahan. “Kami memiliki beberapa pemasok kain, jadi tidak ada kendala dalam bahan baku,” cetusnya.

Baca Juga: Deretan 5 Perusahaan Otobus Legendaris di Indonesia, Mengaspal Lebih Dari Setengah Abad

Menurut Anik, pembuatan seragam disesuaikan dengan pesanan pelanggan, mulai dari jenis kain hingga bentuk seragam. Semua pesanan itu, berasal dari luar daerah.

“Kami menerima pesanan, tidak sempat menjual sendiri,” jelasnya seraya menyebut pesanan sudah ada sejak beberapa bulan lalu, dan dibutuhkan satu hingga 1,5 bulan untuk pengerjaannya.

Anik menyebut harga bahan baku kini mengalami kenaikan dua hingga tiga  kali dalam setahun. Kenaikan ini meliputi kain, resleting, kancing, dan perkakas lainnya. “Sekali naik harga, ada yang mencapai 5 persen untuk seluruh bahan,”  tuturnya.

Baca Juga: SIPEPEK, Aplikasi Layanan Digital yang Tengah Jadi Buah Bibir Nitizen dan Masyarakat: Dinilai Vulgar dan Saru Tapi Ini Arti Sesungguhnya

Ditanya pemesan, Anik menyebut dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Bali, Situbondo, Bengkulu, dan Sumatra. Selain itu, mereka juga menerima pesanan dari lingkungan sekitar untuk skala yang lebih kecil. “Pesanan datang dari berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya.

rei-Industri-Konveksi-Dibanjiri-Pesanan-

SERAGAM: Salah satu pegawai sedang memotong kain untuk seragam pesanan pelanggan di industry konveksi di Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng Selasa (9/7). (Gareta)

Dalam sehari, Anzaz Konveksi mampu menyelesaikan sekitar 300 potong seragam untuk atasan, dan 300 potong seragam untuk bawahan. Proses produksi dilakukan setiap minggu, sehingga ada setoran harian. “Sehari bisa selesai ratusan potong seragam,” jelas Anik.

Pesanan seragam yang rami, sempat membuat Anik kewalahan. Ia kesulitan mencari tenaga penjahit. Apalagi, jumlah penjahit menurun drastis sejak pandemi Korona.

“Sebelum pandemi saya memiliki 60 orang penjahit yang bekerja, sekarang hanya sekitar 45 penjahit. Banyak yang alig profesi gara-gara Covod-19,” ungkapnya.


Page 2

Penurunan jumlah tenaga kerja itu, berdampak pada operasional konveksi, terutama saat menerima lonjakan pesanan. Saat ini, mencari tenaga kerja penjahit sangat sulit. “Peminat penjahit berkurang, sekarang bekerja ekstra keras untuk memenuhi pesanan,” katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, Anzaz Konveksi berusaha memberikan pelatihan bagi penjahit baru agar dapat bekerja dengan efisien dan produktif. Namun, minat untuk menjadi penjahit tetap rendah. “Cari tenaga menjahit sekarang sangat sulit,” kata Anik.

Salah satu penjahit, Umi Alfiah, 43, telah bekerja sebagai penjahit selama 10 tahun. Ia bekerja di konveksi memberikan kebebasan yang tidak ditemukan di tempat lain. “Bebas tidak ada jam kerja, dan bebas mau libur sewaktu-waktu,” ujarnya.

Umi belajar menjahit secara otodidak, dan memilih bekerja di konveksi untuk menambah pendapatan keluarga. Sistem kerja di konveksi borongan, penjahit dibayar per potong seragam yang berhasil dijahit. “Sekalian buat nambah pendapatan,” tandasnya.(rei/abi)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Menjelang masuk sekolah di tahun ajaran baru, konveksi seragam dibanjiri pesanan. Itu seperti industri konveksi di Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Saat ini, mereka telah dibanjiri pesanan.

Owner Anzaz Konveksi, Anik, 49, mengatakan pesanan seragam sekolah tahun ini meningkat sekitar 40 hingga 50 persen dibanding tahun lalu. Ini beda saat pandemi yang pesanan seragam hanya datang dari pondok pesantren.

Untuk tahun ini, pesanan datang dari berbagai sekolah negeri maupun swasta. “Pesanan tahun ini jauh lebih banyak dibanding masa Korona,” ujarnya.

Peningkatan pesanan itu, kata Anik, membuat proses produksi seragam lebih padat dibanding sebelumnya. Yang membuatnya senang, meski sedang ramai tidak kesulitan dalam mencari bahan. “Kami memiliki beberapa pemasok kain, jadi tidak ada kendala dalam bahan baku,” cetusnya.

Baca Juga: Deretan 5 Perusahaan Otobus Legendaris di Indonesia, Mengaspal Lebih Dari Setengah Abad

Menurut Anik, pembuatan seragam disesuaikan dengan pesanan pelanggan, mulai dari jenis kain hingga bentuk seragam. Semua pesanan itu, berasal dari luar daerah.

“Kami menerima pesanan, tidak sempat menjual sendiri,” jelasnya seraya menyebut pesanan sudah ada sejak beberapa bulan lalu, dan dibutuhkan satu hingga 1,5 bulan untuk pengerjaannya.

Anik menyebut harga bahan baku kini mengalami kenaikan dua hingga tiga  kali dalam setahun. Kenaikan ini meliputi kain, resleting, kancing, dan perkakas lainnya. “Sekali naik harga, ada yang mencapai 5 persen untuk seluruh bahan,”  tuturnya.

Baca Juga: SIPEPEK, Aplikasi Layanan Digital yang Tengah Jadi Buah Bibir Nitizen dan Masyarakat: Dinilai Vulgar dan Saru Tapi Ini Arti Sesungguhnya

Ditanya pemesan, Anik menyebut dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Bali, Situbondo, Bengkulu, dan Sumatra. Selain itu, mereka juga menerima pesanan dari lingkungan sekitar untuk skala yang lebih kecil. “Pesanan datang dari berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya.

rei-Industri-Konveksi-Dibanjiri-Pesanan-

SERAGAM: Salah satu pegawai sedang memotong kain untuk seragam pesanan pelanggan di industry konveksi di Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng Selasa (9/7). (Gareta)

Dalam sehari, Anzaz Konveksi mampu menyelesaikan sekitar 300 potong seragam untuk atasan, dan 300 potong seragam untuk bawahan. Proses produksi dilakukan setiap minggu, sehingga ada setoran harian. “Sehari bisa selesai ratusan potong seragam,” jelas Anik.

Pesanan seragam yang rami, sempat membuat Anik kewalahan. Ia kesulitan mencari tenaga penjahit. Apalagi, jumlah penjahit menurun drastis sejak pandemi Korona.

“Sebelum pandemi saya memiliki 60 orang penjahit yang bekerja, sekarang hanya sekitar 45 penjahit. Banyak yang alig profesi gara-gara Covod-19,” ungkapnya.