RadarBanyuwangi.id – Burung kenari (Serinus canaria) dikenal luas sebagai burung peliharaan dengan suara kicauan yang nyaring dan merdu. Namun, di luar keindahan suaranya, kenari memegang peran ekologis yang jauh lebih besar.
Di alam liar, burung ini berfungsi sebagai pengatur populasi serangga, penyebar biji, hingga indikator kualitas lingkungan, menjadikannya spesies penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Baca Juga: Mau Tahu Bedanya Theravada, Mahayana, dan Vajrayana? Ini Penjelasan Lengkapnya
Dalam ekosistem, burung kenari berperan sebagai predator alami bagi serangga kecil, seperti kutu daun, ulat, dan belalang.
Terutama saat musim bertelur, kebutuhan protein meningkat sehingga kenari aktif berburu serangga untuk anak-anaknya.
Dengan kebiasaan foraging di semak-semak dan tajuk rendah, kenari berkontribusi dalam menekan populasi hama secara alami, khususnya di perkebunan dan pekarangan rumah.
Ini memberi keuntungan bagi petani karena mereka dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia, yang berisiko mencemari lingkungan.
Baca Juga: Peringati Hari Raya Waisak 12 Mei 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha
2. Penyebar dan Pemangsa Biji-Bijian
Selain serangga, kenari juga mengonsumsi biji-bijian seperti millet dan sorghum. Dalam proses konsumsinya, sebagian biji tidak tercerna dan dikeluarkan di lokasi berbeda, sehingga memicu regenerasi tanaman baru secara alami.
Peran ini membantu proses revegetasi, terutama di wilayah semi-alami seperti padang rumput atau kebun buah, dan turut mendukung siklus tumbuhnya tanaman pangan serta vegetasi liar lainnya.
Baca Juga: Fang Shen: Tradisi Mulia Pelepasan Satwa untuk Membawa Berkah, Umur Panjang, dan Pelestarian Alam
3. Indikator Kesehatan Lingkungan
Kenari memiliki sejarah panjang sebagai bioindikator. Pada abad ke-19, burung ini digunakan oleh penambang batu bara untuk mendeteksi keberadaan gas beracun. Respons kenari yang cepat terhadap polutan menjadikannya sistem peringatan dini yang andal.
Hingga kini, sensitivitas kenari terhadap polusi udara dan kontaminasi lingkungan membuatnya masih dipakai dalam kajian ekologi modern sebagai indikator alami kualitas udara di suatu kawasan.
Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Waisak, Dari Pelepasan Lampion hingga Meditasi Massal
Page 2
Selain memangsa, kenari juga menjadi mangsa alami bagi predator seperti burung elang kecil, ular pohon, dan beberapa mamalia karnivora kecil.
Dalam struktur rantai makanan, burung kenari menempati posisi menengah yang vital. Mereka berperan sebagai penghubung antara produsen primer (tumbuhan) dan predator puncak, menjaga kestabilan aliran energi dan keberlanjutan rantai makanan dalam ekosistemnya.
Baca Juga: Lord Keempat Jadi Kunci, BTR Tumbangkan NAVI dan Mantap di Puncak Klasemen Week 7
5. Kontributor Keanekaragaman Hayati
Burung kenari tersebar di berbagai habitat, mulai dari hutan pinus, taman kota, tepi padang pasir, hingga kebun dan pekarangan. Keberadaannya mendukung pertukaran genetik antar-populasi burung serta homogenisasi spesies.
Aktivitas bersarang kenari juga menciptakan mikrohabitat baru, yang memberi ruang hidup bagi serangga saprofit dan mikroorganisme tanah. Ini memperkaya keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesehatan tanah secara alami.
Burung kenari mungkin tampak kecil dan sederhana, namun peran ekologisnya sangat besar. Dari menjaga populasi hama, membantu persebaran tumbuhan, hingga berperan dalam rantai makanan dan menjadi indikator alami kualitas lingkungan, kenari adalah bagian penting dari ekosistem yang tidak boleh diabaikan.
Mengenali dan menghargai kontribusi burung kenari dalam lingkungan adalah langkah awal dalam menjaga keseimbangan alam dan mendukung pelestarian spesies ini di habitat aslinya. (*)
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Burung kenari (Serinus canaria) dikenal luas sebagai burung peliharaan dengan suara kicauan yang nyaring dan merdu. Namun, di luar keindahan suaranya, kenari memegang peran ekologis yang jauh lebih besar.
Di alam liar, burung ini berfungsi sebagai pengatur populasi serangga, penyebar biji, hingga indikator kualitas lingkungan, menjadikannya spesies penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Baca Juga: Mau Tahu Bedanya Theravada, Mahayana, dan Vajrayana? Ini Penjelasan Lengkapnya
Dalam ekosistem, burung kenari berperan sebagai predator alami bagi serangga kecil, seperti kutu daun, ulat, dan belalang.
Terutama saat musim bertelur, kebutuhan protein meningkat sehingga kenari aktif berburu serangga untuk anak-anaknya.
Dengan kebiasaan foraging di semak-semak dan tajuk rendah, kenari berkontribusi dalam menekan populasi hama secara alami, khususnya di perkebunan dan pekarangan rumah.
Ini memberi keuntungan bagi petani karena mereka dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia, yang berisiko mencemari lingkungan.
Baca Juga: Peringati Hari Raya Waisak 12 Mei 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha
2. Penyebar dan Pemangsa Biji-Bijian
Selain serangga, kenari juga mengonsumsi biji-bijian seperti millet dan sorghum. Dalam proses konsumsinya, sebagian biji tidak tercerna dan dikeluarkan di lokasi berbeda, sehingga memicu regenerasi tanaman baru secara alami.
Peran ini membantu proses revegetasi, terutama di wilayah semi-alami seperti padang rumput atau kebun buah, dan turut mendukung siklus tumbuhnya tanaman pangan serta vegetasi liar lainnya.
Baca Juga: Fang Shen: Tradisi Mulia Pelepasan Satwa untuk Membawa Berkah, Umur Panjang, dan Pelestarian Alam
3. Indikator Kesehatan Lingkungan
Kenari memiliki sejarah panjang sebagai bioindikator. Pada abad ke-19, burung ini digunakan oleh penambang batu bara untuk mendeteksi keberadaan gas beracun. Respons kenari yang cepat terhadap polutan menjadikannya sistem peringatan dini yang andal.
Hingga kini, sensitivitas kenari terhadap polusi udara dan kontaminasi lingkungan membuatnya masih dipakai dalam kajian ekologi modern sebagai indikator alami kualitas udara di suatu kawasan.
Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Waisak, Dari Pelepasan Lampion hingga Meditasi Massal