detik.com
Sektor pertambangan merupakan salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia hingga saat ini. Bahkan pada kuartal III 2025, pertambangan adalah penyumbang keempat terbesar terhadap PDB (produk domestik bruto) dengan kontribusi hingga 8,51%.
Tak hanya secara nasional, pertambangan kerap menjadi sektor andalan pertumbuhan ekonomi lokal. Mulai dari kontribusinya terhadap pendapatan negara (melalui pajak, royalti, dan dividen), penciptaan lapangan kerja, hingga pembangunan infrastruktur di daerah terpencil.
Salah satunya ada Tambang Emas Tujuh Bukit yang terbukti berhasil menjadi motor penggerak ekonomi utama di Banyuwangi, Jawa Timur. Tambang yang dikelola oleh anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Bumi Suksesindo (PT BSI), ini berhasil memberikan dampak positif bagi pemerintah pusat maupun daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Karena kita berada di wilayah yang sering kali terpencil dan belum terlalu terjamah dengan pembangunan, industri tambang atau sebuah tambang bisa menjadi motor perekonomian di wilayah di mana dia beroperasi. Contohnya di Banyuwangi ini,” kata Head of Corporate Communication MDKA, Tom Malik, dalam acara Mine Tour & Media Workshop di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (7/11/2025).
Untuk diketahui, BSI mengoperasikan tambang emas ini berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi yang dimiliki sejak 2012 di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Tambang ini mulai menambang bijih pertamanya pada 2016 dan menghasilkan emas perdananya pada awal 2017. Tambang Emas Tujuh Bukit ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional pada 2016 atas kualitas sumber daya mineralnya yang diakui oleh negara sebagai aset strategis.
Dari sisi ekonomi, tambang ini berkontribusi terhadap pendapatan negara baik dari pajak dan non-pajak, penciptaan lapangan kerja, kesempatan bisnis bagi perusahaan lokal, hingga program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Corporate Social Responsibility (CSR).
“BSI itu sejak mulai beroperasi sampai sekarang itu juara membayar pajak di benuang ini. Lebih dari 50% pendapatan pajak Banyuwangi itu datang dari BSI,” paparnya.
“Dari sekitar 3 ribu karyawan, setengahnya karyawan BSI setengahnya kontraktor, itu sekitar 70% orang asli Banyuwangi ini. Bahkan 30% sekian itu penduduk di mana operasi itu berada, Kecamatan Kesanggaran namanya. Sisanya sekitar 30%-an dari Banyuwangi ini. Jadi penyerapan tenaga kerja,” sambung Tom.
Tak hanya membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal, keberadaan tambang emas yang satu ini turut menjadi salah satu perangsang pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah di Banyuwangi. Hal ini terlihat dari jumlah UMKM yang terlibat dalam ekosistem usaha BSI.
“Keberadaan tambang juga memicu perkembangan UMKM lokal untuk men-support keberadaan tambang. Apakah itu supply tenaga kerja, makanan, pemondokan (tempat tinggal pekerja), transportasi, dan lainnya,” jelas Tom.
“Kalau nggak salah 2024 itu ada sekitar 100 UMKM asli Banyuwangi di luar supplier-supplier yang lain, itu nilai kontraknya hampir Rp 150 miliar. Jadi itu juga ekonomi yang trickle down melalui UMKM lokal,” terangnya lagi.
Terakhir, PT Merdeka Copper Gold melalui PT BSI turut memberikan masyarakat pada lokal melalui delapan program utama PPM. Program tersebut mencakup batuan di sektor pendidikan, kesehatan, pekerjaan, kemandirian ekonomi, pelestarian sosial budaya, perlindungan lingkungan, pembentukan lembaga komunitas, serta pembangunan infrastruktur.
“Terakhir dari PPM, tahun lalu anggaran PPM-nya sekitar Rp 30 miliar. Jadi besar sekali nilai uang yang masuk ke dalam ekonomi lokal,” terangnya.
Di luar itu, untuk memastikan usaha yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, BSI juga sudah melakukan perjanjian jual beli energi terbarukan dengan PT PLN (Persero). Dengan begitu dapat dipastikan listrik yang digunakan dalam operasional Tambang Emas Tujuh Bukit berasal dari pembangkit listrik bersumber energi terbarukan.
Tambang ini juga melakukan konservasi air, sistem daur ulang air tertutup, serta reklamasi progresif dan reboisasi lahan kompensasi di dalam dan luar area tambang.
BSI Tanam Terumbu Karang & Bina UMKM Lokal
Secara nyata, salah satu sumbangsih MDKA melalui anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) di Banyuwangi dapat dilihat secara langsung di kawasan Pantai Grand Watu Dodol (GWD). Di sekitar pantai yang berada di selat Bali itu terdapat banyak terumbu karang yang ditanam perusahaan bersama warga sekitar sebagai bentuk kepedulian terhadap alam.
Berdasarkan pengamatan detikcom di lokasi, ribuan terumbu karang ini berada sekitar 7 meter dari salah satu sudut bibir pantai GWD. Masyarakat sekitar serta para pengunjung pantai dapat melihat langsung rak-rak tempat terumbu karang ini ditanam.
Namun untuk benar-benar bisa menikmati keindahan terumbu karang ini, pengunjung dapat mengikuti dua aktivitas yang tersedia yakni menaiki kapal glass bottom atau dengan snorkeling. Dengan begitu terumbu karang ini tak hanya menjaga ekosistem laut, namun juga dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata yang turut menggerakkan perekonomian masyarakat.
Lebih jauh, melalui program PPM atau CSR, anak usaha Merdeka Copper ini juga sudah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para penguasa mikro-kecil lokal di wilayah Pesanggaran, dekat dengan lokasi tambang Tujuh Bukit.
Dalam pelaksanaannya BSI membentuk UKM Center-Q yang kemudian sebagian besar diikuti ibu-ibu rumah tangga di sekitar area tambang. Sejak didirikan pada tahun 2017, Center-Q telah berkembang pesat dan kini sudah diikuti ratusan pengusaha lokal untuk memproduksi berbagai jenis pangan olahan seperti keripik dan dodol buah naga, kerupuk, kopi, dan lain sebagainya.
Produk-produk ini kemudian dipasarkan ke toko oleh-oleh sekitar hingga ke hotel-hotel di Banyuwangi. Membuat omzet para pengusaha lokal ini cukup besar hingga total ratusan juta rupiah.
“Dulu awal-awal kita berdiri itu omzetnya sekitar Rp 1-2 juta itu dalam satu bulan. Tapi sekarang ini Alhamdulillah setelah difasilitasi, terus kita berkembang, dalam satu bulan itu omzet kita sekitar Rp 300 juta. Tapi ini kumpulan dari UMKM-UMKM ya, jadi bukan UMKM Center-nya saja. Karena kita gabungan dari UMKM-UMKM, omzet kita segitu,” kata koordinator UKM Binaan BSI di Pesanggaran, Zaenab Alfiah.
(igo/fdl)






