BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi berkomitmen mewujudkan reformasi birokrasi yang berorientasi pada keterlibatan publik. Komitmen itu salah satunya diwujudkan lewat pelatihan open data bidang kesehatan kerja sama pemerintah daerah dengan Program Transformasi Administrasi-Penguatan Informasi yang dilaksanakan Deutsche Gesellchaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
Pelatihan open data yang difasilitasi Open Data Labs (ODL) Jakarta tersebut berlangsung selama enam bulan. Peserta pelatihan meliputi unsur satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan elemen organisasi sosial masyarakat sipil (OMS) yang tergabung dalam Forum Komunikasi OMS Banyuwangi.
Setelah menjalani pelatihan selama enam bulan, karya masing-masing kelompok peserta dipamerkan di aula Rempeg Jogopati kantor Pemkab Banyuwangi kemarin (1/6). Pameran sekaligus lokakarya kali ini dibuka Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono.
Pada lokakarya dan pamerankali ini ditampilkan empat karya visualisasi data tentang HIV/AIDS di Banyuwangi. Keempat karya yang dipamerkan dan dibahas merupakan hasil karya empat kelompok peserta pelatihan terdiri atas unsur SKPD dan OMS peduli terhadap pencegahan HIV/AIDS.
Koordinator GIZ, Doris Christina Becker, Giz merupakan organisasi yang hasil kerja sama pemerintah Jerman dan Indonesia untuk mewujudkan reformasi birokrasi, khususnya pelayanan publik yang efektif, akuntabel, dan berorientasi pada keterlibatan masyarakat.
Pelatihan open data tersebut merupakan salah satu bagian mewujudkan reformasi birokrasi, khususnya di lingkungan Pemkab Banyuwangi. Kegiatan pelatihan kali ini digeber berkat kerja sama pemkab, GIZ, dan FK-OMS Banyuwangi untuk meningkatkan pelayanan publik di bidang kesehatan.
“Termasuk data yang mengangkut data terbuka tentang HIV/AIDSdan tingkat kekerasan terhadapanak, serta bagaimana pencegahannya,” ujarnya.Selanjutnya, data yang diperolehmasing-masing peserta tersebut diolah dan divisualisasikan dalam bentuk poster atau media komunikasi yang lain.
“Harapannya, hal ini bisa diterapkan di bidang-bidang yang lain, misalnya pendidikan,” cetusnya. Anggota FK-OMS Banyuwangi, Farida Hanum, menambahkan pada pelatihan yang berlangsung selama enam bulan terakhir, tema yang dipilih sebagai contoh data terbuka adalah data Dinkes terkait HIV/AIDS.
“Teman-teman dilatih mencari data, mengolah data, memilih isu dari data yang didapat dan selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk media komunikasi,” kata dia. Menurut Hanum, melalui pelatihan open data tersebut diharapkan masyarakat lebih aware terhadap data serta mengolah data tersebut sehingga bisa dimanfaatkan untuk penunjang advokasi dan perencanaan program. (radar)