GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng –Geram dengan para pencinta layangan yang kerap memadati persawahan Dusun Krajan 1, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, para petani ambil sikap. Mereka memasang belasan banner berisi larangan bermain layang-layang di persawahannya, Jumat (11/8).
Para petani terpaksa melakukan tindakan itu, lantaran harus menanggung banyak kerugian. Tanaman padi dan jagung banyak yang rusak akibat diinjak-injak orang bermain layangan. “Rusak semua, kami terancam rugi kalau tidak dicegah,” kata salah satu petani yang juga pengurus Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa), Desa Kembiritan, Sudiro, 72.
Pada Jawa Pos Radar Genteng, kakek asal Dusun Krajan 1, Desa Kembiritan itu mengungkapkan, setiap hari ada puluhan orang dari berbagai usia bermain layangan di jalan persawahannya. “Sudah sebulan terakhir ini, anak-anak hingga dewasa bermain layangan di sini,” ungkapnya.
Baca Juga: Siapkan Klausul Zona Larangan Main Layangan
Banyaknya orang yang bermain layangan di daerah itu, terang dia, membuat para petani pusing. Pasalnya, para pengejar layangan menginjak-injak tanaman padi. “Tanaman padi rusak semua karena diinjak-injak, padahal baru tanam,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, tanaman jagung milik Ponimin, 60, juga banyak yang rusak akibat diinjak-injak dan terkena senar layangan. “Semua petani mengeluh, di Dusun Krajan 1 dan Krajan 2 tanaman banyak yang rusak,” katanya seraya membersihkan gulungan senar rayangan yang sudah ruwet di pematang sawahnya.
Ponimin juga mengungkapkan, senar ruwet yang tajam itu juga tidak jarang membuat daun padi dan daun jagung robek. Bahkan, terkadang kaki petani terluka karena menyangkut senar. “Senar yang ruwet itu banyak sekali di sini, ini kaki saya terluka kena senar,” katanya sambil menujukkan luka gores di kakinya.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Stop Main Layangan di Hari Coblosan Bupati
Kesal dengan ulah para pecinta layangan itu, petani sepakat untuk membuat 15 banner untuk disebar ke beberapa persawahan yang ada kampung itu. “Ini murni dari petani, kami juga sudah datang ke desa (konsultasi dengan Pemerintah Desa Kembiritan),” katanya.
Meski belum berhasil mengusir para pencinta layangan dari daerahnya, dengan ada banner larangan itu sudah mulai mengurangi para anak layangan yang datang tidak hanya dari wilayah Kecamatan Genteng saja. “Setelah dikasih larangan, sudah lumayan berkurang. Awalnya ramai sekali,” kata Kepala Desa Kembiritan, Sukamto.
Kades mengungkapkan, aksi pemasangan banner itu murni inisiatif dari para petani dengan sepengetahuannya. “Ya tidak ada salahnya dengan larangan itu, karena sudah banyak yang merugikan petani,” pungkasnya.(sas/abi)