Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tangani Banjir, Bupati Banyuwangi Fokus Penataan Daerah Hulu Dataran Tinggi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Percepatan penyelesaian masalah banjir di Banyuwangi Kota terus menjadi sorotan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Menjadi fokus utama adalah penataan daerah hulu, khususnya dataran tinggi dan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Dua skema segera dilakukan oleh istri Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas ini. Meliputi pembuatan rorak atau parit buntu penahan air dan menanam tanaman keras berdaya serap tinggi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan dua hal tersebut akan dilakukan di daerah hulu, yakni Gantasan di Lereng Ijen.

“Akan dilakukan pembuatan rorak dan konservasi lingkungan dengan penanaman tanaman keras. InsyaAllah, minggu depan mulai dikerjakan,” katanya, Rabu (15/2/2023).

Seperti diketahui, pada Senin (13/2/2023), Bupati Ipuk bersama Dinas PU Pengairan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis lainnya telah melaukan tinjau lapang.

Lokasi yang didatangi mulai dari kawasan Gantasan di Lereng Ijen, Desa Tamansari, dan desa lain di Kecamatan Licin. Termasuk DAM di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, aliran sungai di Giri hingga di DAM Tugu di Kalipuro.

Hasil dari tinjau lapang, menurut Ipuk, konservasi lingkungan di lereng Gunung Ijen sangat diperlukan.

Penataan-Daerah-Hulu-banyuwangi-2.jpgOPD teknis Pemkab Banyuwangi saat melakuakan tinjau lapang didaerah hulu dan DAS. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Di kawasan yang memiliki ketinggian 500-900 meter di atas permukaan laut tersebut ini, terdapat 3 perkebunan, yang bisa dioptimalkan sebagai catchment area atau daerah tangkapan air  agar air hujan tidak langsung mengalir ke hilir.

Di sekitar perkebunan juga terdapat 2 DAS yang semuanya bermuara di kawasan kota Banyuwangi. Yaitu DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.

“Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras yang kita lakukan sebagai salah upaya menyiapkan catchment area di daerah hulu, khususnya lereng Ijen,” kata Ipuk.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda menjelaskan, bahwa rorak atau parit buntu dapat menampung air saat terjadi hujan.

Dengan begitu air bisa tertahan lebih lama di daerah hulu. Rorak juga sangat membantu untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau.

“Per hektare bisa kita buat 5-10 rorak, tergantung kondisi lahan. Kalau perhitungan kami, sekitar 1.000 lebih rorak yang diperlukan agar air tertampung maksimal di hulu,” urai Ilham.

Untuk tanaman keras, lanjut Ilham, dipilih tanaman durian, mahoni, petai dan sukun. Selain untuk penyerapan, tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomi. “Untuk program ini, dibutuhkan sekitar 1000 pohon,” bebernya.

Selain dari pihak perkebunan Lidjen, sebagian bibit juga akan disupport dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Untuk kawasan hutan di lereng Ijen, Perhutani juga menyatakan siap melakukan reboisasi.

Sementara itu, terkait kondisi hulu, diketahui juga terdapat dataran tinggi yang gundul. Bahkan ada pula praktik penebangan pohon secara massal yang sudah berlangsung sejak setahun lalu.

Kondisi tersebut, salah satunya terjadi diwilayah Dusun Taman Glugo, Desa Pakel, Kecamatan Licin. “Penebangan pohon sekitar 270 hektare,” ucap Samsul Mu’arif, tokoh Desa Pakel.

Kepada awak media, Mu’arif juga membeberkan bahwa lokasi penebangan pohon secara massal terjadi di Dusun Taman Glugo, Desa Pakel. Letaknya berbatasan dengan Desa Kluncing, Kecamatan Licin.

Menurutnya, penebangan pohon didataran tinggi tersebut sudah berlangsung sejak setahun lalu. Kayu hasil pembalakan, diduga diperjual belikan.

“Tapi siapa yang melakukan penebangan massal ini, kami kurang paham. Pemkab Banyuwangi dan kepolisian bisa cek langsung,” terangnya.

Dia bercerita, aksi penebangan pohon secara massal tersebut berkaitan dengan isu pembantaian warga Desa Pakel, pada Jumat, 14 Januari 2022 lalu.

Isu tersebut diketahui beredar melalui pesan berantai Tim Advokasi Warga Pakel yang meliputi, LBH Surabaya, WALHI Jatim, LBH Disabilitas dan ForBanyuwangi.

Dalam pesan berantai disebutkan bahwa puluhan aparat kepolisian telah melakukan penyerangan dan pemukulan terhadap warga yang tergabung dalam Rukung Tani Sumberejo Pakel.

Pesan juga menyebut adanya suara rentetan tembakan. 4 orang diklaim telah menjadi korban aksi penyerangan dan pemukulan yang dilakukan petugas.

Kala itu, Polresta Banyuwangi, Kombes Pol Nasrun Pasaribu, SIK, MH, datang ke kediaman Ketua Forsuba, H Abdillah Rafsanjani, di Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, untuk silaturahmi dan berdiskusi mencari jalan keluar. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ronny Wicaksono

source