Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tangkal Perilaku Negatif Wisman, Pemkab Gencarkan Pengetahuan Budaya Asli Banyuwangi

tangkal-perilaku-negatif-wisman,-pemkab-gencarkan-pengetahuan-budaya-asli-banyuwangi
Tangkal Perilaku Negatif Wisman, Pemkab Gencarkan Pengetahuan Budaya Asli Banyuwangi

Radarbnyuwangi.id –  Banyuwangi sebagai kota tujuan wisata nasional dan manca negara menjadi tantangan tersendiri untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Tren kenaikan jumlah wisatawan khususnya warga negara asing menjadi perhatian serius dari pemerintah kabupaten khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.  

Pemerintah terus mengambil langkah proaktif dalam mengantisipasi perilaku negatif wisatawan yang dinilai melanggar pedoman keseharian dan budaya masyarakat lokal Banyuwangi.

Potensi kerawanan ini bisa muncul di sejumlah destinasi wisata unggulan.

Hal inilah yang kini menjadi perhatian pemerintah daerah setidaknya agar keaslian budaya di Banyuwangi tetap terjaga.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda mengungkapkan meski pengunjung atau wisatawan asing yang datang ke Banyuwangi semakin banyak hal tersebut diharapkan tidak membuat kultur budaya asli Bumi Blambangan luntur.

Pihaknya mengakui, sejauh ini terus berupaya mengantisipasi berbagai perilaku wisatawan yang berpotensi mengganggu bahkan tidak sesuai dengan tradisi di Banyuwangi.

Menekan dampak negatif tersebut, pemkab juga terus menekankan pengetahuan tentang adanya lokasi private dan publik di wilayah Banyuwangi. Diharapkan wisatawan lebih bisa memahami kultur asli didalamnya.

Baca Juga: Bukit Kopi Tepi Namanya, Tongkrongan Ngopi Seru Bernuansa Alam Sambil Nonton Kereta Api

”Yang publik ini tentu untuk masyarakat umum dan semua orang bisa mengakses. Ketika warga asing ingin membaur tentu ada kode etik yang harus diterapkan sehingga tidak menimbulkan kesan membawa dampak negatif. Karena wisata kita berbeda dengan di Bali, mau yang publik atau yang private semua sama,” bebernya.

Hal tersebutlah yang masih terus dijaga dan diantisipasi oleh pemkab.

Bram mengaku, hingga saat ini terus memantau tindakan atau perilaku wisatawan yang sekiranya sangat bertolak belakang dengan budaya di Banyuwangi.

Untungnya, di Banyuwangi sendiri budaya dan tradisi masyarakatnya dinilai masih sangat kental.

”Kita juga menghindari tindakan arogansi dari wisatawan mancanegara dengan memberikan pengetauan beberapa larangan yang dianggap bertentangan atau sangat mengganggu budaya lokal disini,” tuturnya.

Bram berharap, dengan terus mengangkat berbagai kesenian dan budaya asli Banyuwangi dalam tiap kegiatan yang diselenggarakan, wisatawan yang datang lebih mendapat pengetahuan dan wawasan budaya.

Serta pengalaman berlibur menyenangkan, melalui suguhan tradisional yang ditampilkan.


Page 2


Page 3

Radarbnyuwangi.id –  Banyuwangi sebagai kota tujuan wisata nasional dan manca negara menjadi tantangan tersendiri untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Tren kenaikan jumlah wisatawan khususnya warga negara asing menjadi perhatian serius dari pemerintah kabupaten khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.  

Pemerintah terus mengambil langkah proaktif dalam mengantisipasi perilaku negatif wisatawan yang dinilai melanggar pedoman keseharian dan budaya masyarakat lokal Banyuwangi.

Potensi kerawanan ini bisa muncul di sejumlah destinasi wisata unggulan.

Hal inilah yang kini menjadi perhatian pemerintah daerah setidaknya agar keaslian budaya di Banyuwangi tetap terjaga.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda mengungkapkan meski pengunjung atau wisatawan asing yang datang ke Banyuwangi semakin banyak hal tersebut diharapkan tidak membuat kultur budaya asli Bumi Blambangan luntur.

Pihaknya mengakui, sejauh ini terus berupaya mengantisipasi berbagai perilaku wisatawan yang berpotensi mengganggu bahkan tidak sesuai dengan tradisi di Banyuwangi.

Menekan dampak negatif tersebut, pemkab juga terus menekankan pengetahuan tentang adanya lokasi private dan publik di wilayah Banyuwangi. Diharapkan wisatawan lebih bisa memahami kultur asli didalamnya.

Baca Juga: Bukit Kopi Tepi Namanya, Tongkrongan Ngopi Seru Bernuansa Alam Sambil Nonton Kereta Api

”Yang publik ini tentu untuk masyarakat umum dan semua orang bisa mengakses. Ketika warga asing ingin membaur tentu ada kode etik yang harus diterapkan sehingga tidak menimbulkan kesan membawa dampak negatif. Karena wisata kita berbeda dengan di Bali, mau yang publik atau yang private semua sama,” bebernya.

Hal tersebutlah yang masih terus dijaga dan diantisipasi oleh pemkab.

Bram mengaku, hingga saat ini terus memantau tindakan atau perilaku wisatawan yang sekiranya sangat bertolak belakang dengan budaya di Banyuwangi.

Untungnya, di Banyuwangi sendiri budaya dan tradisi masyarakatnya dinilai masih sangat kental.

”Kita juga menghindari tindakan arogansi dari wisatawan mancanegara dengan memberikan pengetauan beberapa larangan yang dianggap bertentangan atau sangat mengganggu budaya lokal disini,” tuturnya.

Bram berharap, dengan terus mengangkat berbagai kesenian dan budaya asli Banyuwangi dalam tiap kegiatan yang diselenggarakan, wisatawan yang datang lebih mendapat pengetahuan dan wawasan budaya.

Serta pengalaman berlibur menyenangkan, melalui suguhan tradisional yang ditampilkan.