radarbanyuwangi.jawapos.com – Distribusi hasil pertanian di Indonesia masih menghadapi banyak kendala.
Keterbatasan armada angkut, minimnya fasilitas penyimpanan, infrastruktur jalan yang buruk, hingga rantai distribusi yang panjang membuat petani kerap merugi.
Harga yang diterima petani rendah, sementara harga di pasar tetap tinggi karena banyaknya perantara.
Melihat kondisi ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi melakukan uji coba kereta khusus petani dan pedagang pada 15 Agustus 2025.
Program ini diharapkan mampu mempercepat distribusi hasil panen, menekan biaya transportasi, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Beda dengan Slow Train China, Inilah Keunggulan Kereta Khusus Petani di Indonesia
Uji Coba Statis dan Dinamis
Tahap awal uji coba meliputi pengujian statis dan dinamis.
Salah satu jalur yang digunakan adalah Surabaya–Lamongan untuk keperluan uji teknis.
Selain itu, jalur Rangkasbitung–Pasar Tanah Abang, Jakarta yang kemungkinan tengah dipersiapkan sebagai uji operasional distribusi awal.
Kereta direncanakan berangkat pukul 04.00 WIB dari Rangkasbitung dan tiba di Tanah Abang pukul 06.00 WIB, sehingga hasil panen bisa sampai lebih cepat ke pusat perdagangan.
Baca Juga: Ada Benjolan di Payudara? Kenali Segera Ciri-cirinya, Mungkin Segera ke Dokter
Fokus Awal: Pasar Tanah Abang
Pasar Tanah Abang dipilih karena perannya sebagai pusat distribusi kebutuhan pokok terbesar di Jakarta.
Dengan jadwal keberangkatan pagi, petani dan pedagang bisa langsung memasarkan hasil panen dalam kondisi segar, sekaligus menekan ongkos logistik.
Baca Juga: Dibuka Hari Ini: Paling Murah Rp75 Ribu, Begini Cara Beli Tiket Matchday Indonesia vs Kuwait Bebas Antrean
Page 2
Kereta khusus petani merupakan hasil modifikasi tiga unit kereta bisnis dan satu unit kereta ekonomi oleh Balai Yasa Gubeng.
Beberapa fitur yang disiapkan antara lain:
- Kursi disusun menyamping seperti pada KRL untuk memberi ruang lebih besar.
- Sekat partisi dihilangkan dan pintu bordes diperlebar agar barang lebih mudah diangkut.
- Bogie diganti tipe K10, memungkinkan kecepatan hingga 120 kilometer per jam.
- Fasilitas AC sentral tetap tersedia agar kenyamanan terjaga.
Dengan desain ini, kereta mampu mengangkut penumpang dan hasil tani sekaligus dengan kapasitas lebih besar dibanding kereta penumpang biasa.
Baca Juga: Data Menarik Pekan Kedua Super League 2025-2026: Persija Perkasa, Dewa United Kolektif
Hingga kini, KAI belum merilis tarif resmi untuk kereta khusus petani.
Namun, konsepnya adalah lebih murah atau setara dengan tarif kereta ekonomi subsidi, yang pada 2025 berkisar Rp 27.000–Rp 80.000 per perjalanan.
Dengan harga terjangkau, petani diharapkan bisa menikmati akses transportasi modern tanpa terbebani ongkos tinggi.
Baca Juga: Veda Ega Pratama dan Kiandra Ramadhipa, Harapan Baru Balap Motor Indonesia
Inspirasi dari Tiongkok
Program ini terinspirasi dari kereta khusus petani di Tiongkok yang sudah lama beroperasi dengan tarif murah.
Model serupa terbukti mampu menekan biaya logistik, mempercepat distribusi hasil panen, serta meningkatkan daya saing produk pertanian.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini 19 Agustus 2025, Antam Naik Tipis: Perbandingan Galeri24, UBS dan Pegadaian
Manfaat untuk Petani dan Pedagang
Kehadiran kereta petani di Indonesia diharapkan memberikan manfaat nyata, seperti:
- Mempercepat distribusi hasil pertanian ke pusat pasar.
- Mengurangi biaya transportasi bagi petani dan pedagang kecil.
- Menyediakan moda angkutan yang lebih efisien, nyaman, dan berkapasitas besar.
Sebagai contoh, petani sayur dari Banten bisa langsung menjual hasil panen ke Jakarta lebih cepat, sehingga kualitas tetap terjaga dan harga lebih kompetitif.
Jika uji coba berhasil, KAI berencana memperluas jaringan rute kereta petani ke berbagai daerah sentra pertanian.
Langkah ini berpotensi menjadi tonggak revolusi logistik pertanian di Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional.
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Distribusi hasil pertanian di Indonesia masih menghadapi banyak kendala.
Keterbatasan armada angkut, minimnya fasilitas penyimpanan, infrastruktur jalan yang buruk, hingga rantai distribusi yang panjang membuat petani kerap merugi.
Harga yang diterima petani rendah, sementara harga di pasar tetap tinggi karena banyaknya perantara.
Melihat kondisi ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi melakukan uji coba kereta khusus petani dan pedagang pada 15 Agustus 2025.
Program ini diharapkan mampu mempercepat distribusi hasil panen, menekan biaya transportasi, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Beda dengan Slow Train China, Inilah Keunggulan Kereta Khusus Petani di Indonesia
Uji Coba Statis dan Dinamis
Tahap awal uji coba meliputi pengujian statis dan dinamis.
Salah satu jalur yang digunakan adalah Surabaya–Lamongan untuk keperluan uji teknis.
Selain itu, jalur Rangkasbitung–Pasar Tanah Abang, Jakarta yang kemungkinan tengah dipersiapkan sebagai uji operasional distribusi awal.
Kereta direncanakan berangkat pukul 04.00 WIB dari Rangkasbitung dan tiba di Tanah Abang pukul 06.00 WIB, sehingga hasil panen bisa sampai lebih cepat ke pusat perdagangan.
Baca Juga: Ada Benjolan di Payudara? Kenali Segera Ciri-cirinya, Mungkin Segera ke Dokter
Fokus Awal: Pasar Tanah Abang
Pasar Tanah Abang dipilih karena perannya sebagai pusat distribusi kebutuhan pokok terbesar di Jakarta.
Dengan jadwal keberangkatan pagi, petani dan pedagang bisa langsung memasarkan hasil panen dalam kondisi segar, sekaligus menekan ongkos logistik.
Baca Juga: Dibuka Hari Ini: Paling Murah Rp75 Ribu, Begini Cara Beli Tiket Matchday Indonesia vs Kuwait Bebas Antrean