sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Fakta mencengangkan terungkap dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jumat (7/11).
Ledakan yang melukai 55 orang itu kini menyingkap dugaan keterkaitan dengan ideologi ekstrem.
Dari hasil penyisiran tim forensik dan Densus 88, ditemukan senapan serbu SS2-V4 buatan PT Pindad bertuliskan “Welcome To Hell”, serta dua nama yang langsung mengingatkan dunia pada tragedi teror berdarah: Alexandre Bissonnette dan Brenton Tarrant.
Dua nama itu bukan sembarang nama. Mereka dikenal sebagai pelaku penembakan brutal di masjid Kanada dan Selandia Baru, yang menewaskan puluhan jemaah dan mengguncang dunia internasional.
Temuan ini membuat penyidik mendalami apakah pelaku ledakan di SMAN 72 terpapar ideologi kebencian global, atau sekadar meniru simbol-simbol ekstremisme daring yang kini banyak beredar di forum tertutup internet.
Baca Juga: Tim Hukum Jokowi Tegas: Ijazah Tak Akan Ditunjukkan ke Publik, UGM dan Ahli Hukum Buka Suara!
Jejak Dua Nama yang Ditemukan di Senapan
Alexandre Bissonnette dikenal sebagai pelaku penembakan di Masjid Kota Quebec, Kanada, pada 29 Januari 2017.
Ia menyerang jemaah saat salat Isya, menewaskan enam orang dan melukai 15 lainnya.
Investigasi Kanada menyebut Bissonnette memiliki pandangan sayap kanan, anti-imigran, dan anti-Muslim, serta aktif di forum daring berisi ujaran kebencian.
Ia divonis penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat selama 40 tahun.
Nama kedua, Brenton Tarrant, adalah pelaku penembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019. Dalam aksinya, ia menembak secara membabi buta dan menyiarkan serangan itu secara langsung di media sosial.
Tarrant membunuh 51 orang dan melukai 89 lainnya, terinspirasi ideologi supremasi kulit putih. Ia menulis manifesto berjudul The Great Replacement, yang menuduh ras kulit putih “tergantikan oleh imigran”.
Baca Juga: Contoh Amanat Pemimpin Upacara Hari Pahlawan di Sekolah, Singkat Padat dan Jelas!
Page 2
Page 3
Tulisan Aneh di Senapan: ‘Agartha’ dan ‘Natural Selection’
Selain dua nama teroris, penyidik juga menemukan tulisan “Agartha” dan “Natural Selection” di bodi senapan.
Kedua istilah itu kerap muncul dalam komunitas daring ekstrem yang memuja kekerasan sebagai bentuk “seleksi alam” atau simbol ideologi ultranasionalis radikal.
Tak heran, topik #SMA72 langsung menjadi trending di platform X (Twitter) sejak Jumat sore. Warganet ramai memperdebatkan motif pelaku, yang diduga masih berstatus siswa berinisial FN.
Baca Juga: Hasil FP1 MotoGP Portugal 2025: Alex Marquez Memimpin, Marco Bezzecchi Kedua
SS2-V4, Senjata Militer yang Tak Beredar di Sipil
Senapan yang ditemukan bukan senjata biasa. SS2-V4 merupakan varian militer buatan PT Pindad yang digunakan oleh TNI dan Polri, bukan untuk kalangan sipil.
Senapan ini menggunakan amunisi 5,56×45 mm NATO dan memiliki kemampuan tembak otomatis maupun semiotomatis dengan tingkat akurasi tinggi.
Kemunculannya di lingkungan sekolah sipil menjadi indikasi kuat adanya penyalahgunaan senjata militer atau jalur perolehan ilegal.
Kini, Densus 88 dan Laboratorium Forensik Polri menelusuri dari mana senjata itu berasal dan bagaimana bisa berada di tangan pelaku.
Baca Juga: Ledakan Dahsyat SMAN 72 Kelapa Gading: 55 Korban, 4 Jalani Operasi, Diduga Akibat Dendam Siswa Korban Bully
Polisi Telusuri Jejak Digital Pelaku
Pelaku yang diduga siswa berinisial FN kini menjalani pemeriksaan intensif.
Polisi menelusuri riwayat digital, akun media sosial, dan forum daring yang diakses FN untuk melihat kemungkinan keterkaitan dengan gerakan ekstrem kanan global.
Penyidik juga menggandeng pakar sosiologi dan psikologi forensik untuk memetakan potensi radikalisasi di kalangan remaja.






