Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tim Biomekanika Tari Universitas Widya Gama Malang Membantu Optimalisasi Koreografi Banteng Tarung Sri Singo Lawu Cemorokandang Malang

tim-biomekanika-tari-universitas-widya-gama-malang-membantu-optimalisasi-koreografi-banteng-tarung-sri-singo-lawu-cemorokandang-malang
Tim Biomekanika Tari Universitas Widya Gama Malang Membantu Optimalisasi Koreografi Banteng Tarung Sri Singo Lawu Cemorokandang Malang

Jurnalneqs.com – Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) adalah skema hibah pengabdian masyarakat dari Kemendikti Saintek yang bertujuan untuk menerapkan dan mengembangkan inovasi seni dari perguruan tinggi agar memberikan dampak positif nyata bagi masyarakat. Program ini mendorong kolaborasi antara akademisi dan komunitas, melestarikan budaya lokal, dan menciptakan karya seni yang inovatif dan relevan dengan konteks modern.

Universitas Widya Gama Malang, melalui Tim Riset Biomekanika Tari yang diketuai Dr. Nurida Finahari, ST., MT., telah berkiprah di lingkup pelestarian dan pengembangan inovatif seni tradisional sejak tahun 2019. Kesenian tradisional yang telah menjadi obyek riset adalah Tari Gandrung Banyuwangi, Tari Topeng Malangan, dan sejak tahun 2024 merambah pada Seni Bantengan Malangan. Sri Singo Lawu dari Cemorokandang Malang adalah satu dari beberapa kelompok seni Bantengan Malangan yang menjadi mitra Tim Riset Biomekanika Tari tersebut. Kelompok Bantengan Sri Singo Lawu memiliki jogetan pembuka unik yang disebut Jogetan Banteng Tarung, yang dioptimalisasi Tim Riset Biomekanika Tari Universitas Widya Gama Malang, dengan tujuan menjadikannya satu atraksi bantengan yang unik, berciri khas, dan menguatkan identitas grup Sri Singo Lawu. Kegiatan ini didanai Hibah PISN dari DPPM Kemendikti Saintek untuk tahun anggaran 2025.

Jogetan Banteng Tarung menggambarkan proses penjinakan banteng untuk masuk dalam kehidupan manusia. Jogetan diawali dengan masuknya Topeng Ganongan ke dalam arena, yang digambarkan sebagai satu kalangan aktivitas kehidupan. Topeng Ganongan menggambarkan tokoh Panji, dalam hal ini dengan wajah yang dominan putih berbulu, merupakan gambaran tokoh baik. Ganongan memeriksa keamanan area kalangan sehingga tokoh putri Remo bisa masuk membawa sesaji dan melakukan serah terima cemeti komando. Adegan ini menggambarkan dimulainya aktivitas kehidupan di bawah pimpinan sang Ganongan. Atraksi dilanjutkan dengan pagelaran pencak silat, pertarungan dua pendekar, yang menggambarkan kesiagaan prajurit dalam menjaga keamanan arena. Selepas atraksi pencak silat, dua sosok banteng memasuki arena, sebagai gambaran masuknya hewan liar dalam tatanan kehidupan manusia. Terjadi pertarungan antara pemain pencak dan banteng. Pertarungan bereskalasi dimana dua banteng tersebut kemudian mengeroyok Topeng Ganongan. Di akhir sesi pertarungan Putri Remo turun tangan mendamaikan suasana, dimana semua pihak yang bertarung bisa hidup rukun bersama. Pertunjukan Banteng Tarung diakhiri dengan keluarnya semua tokoh dari arena, dimana Topeng Ganongan menggandeng kedua banteng di sisi kanan dan kirinya.(Miska)