Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

TKW Klatak Meninggal Dunia di Hongkong

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Jenazah-Kadek-Dewi-Puspitasari-disambut-para-kerabat-di-Lingkungan-Sukowidi,-Kelurahan-Klatak,-Kalipuro,-kemarin.

KALIPURO – Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Banyuwangi bernama Kadek Dewi Puspitasari, 34, warga Gang Mawar 6, RT02/RW05, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kalipuro, meninggal dunia di Hongkong.

Yang bersangkutan dilaporkan meninggal dunia pada 25 April 2016 di Princess Margaret Hospital, Lai King, Hongkong, akibat gagal jantung. Jenazah pahlawan devisa asal Banyuwangi itu tiba di Banyuwangi Rabu (4/5) kemarin.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kadek Dewi, yang sebelumnya pernah menjadi TKW di Taiwan itu berangkat ke Hongkong sejak 9 Juni 2015 lalu. Beberapa bulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), Kadek Dewi tiba-tiba mengalami sakit dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Hongkong, tepatnya dua bulan lalu.

Kadek Dewi terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran sakit yang dia derita bukan sakit biasa. Dokter memvonis Kadek Dewi menderita gagal jantung dan harus menjalani perawatan di rumah sakit agar segera sembuh. Namun, takdir berkata lain, setelah dua bulan menjalani perawatan di rumah sakit, Kadek Dewi dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (25/4) di Hongkong.

Meninggalnya Kadek Dewi itu membawa luka mendalam bagi keluarga dan para tetangga. Keda tangan jenazah Kadek Dewi yang diangkut mobil ambulans dari Surabaya disambut isak tangis keluarga yang datang.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi, Alam Sudrajat, mengatakan kasus meninggalnya warga Banyuwangi di luar negeri saat bekerja itu menjadi perhatian serius pihaknya.

Ke depan, pihaknya akan menggodok peraturan daerah (perda) baru yang mewajibkan calon TKI dan TKW yang akan ke luar negeri harus menjalani cek up di RSUD Blambangan. Harapannya, agar cek up kesehatan yang dilakukan benarbenar objektif.

Alam mengatakan, bisa jadi kematian Kadek Dewi karena kurang objektifnya check up kesehatan sebelumnya. Sebab, Kadek Dewi berada di luar negeri belum lama. ”Kalau cek up kesehatan menyatakan calon TKI atau TKW mempunyai penyakit, pasti tidak boleh berangkat ke luar negeri. Kalau nanti check up dilaksanakan di RSUD Blam bangan, kita bisa meminimalkan cek up yang tidak objektif itu,” ujar Alam.

Terkait meninggalnya Kadek Dewi, pihak Dinsosnakertrans akan memberikan beasiswa pendidikan penuh kepada anak tunggal Kadek Dewi, yakni Risma Dariyati, yang masih duduk di bangku kelas VII SMPN 1 Glagah sampai duduk di bangku SMA.

Beasiswa itu perlu diberikan karena setelah ditinggal ibunya, Risma Dariyati menjadi yatim piatu dan saat ini hanya tinggal dengan neneknya di rumahnya di Gang Mawar, Lingkungan Sukowidi. ”Kita berikan beasiswa penuh kepada anak almarhum Kadek Dewi. Karena dia saat ini yatim piatu. Bapaknya sudah meninggal lebih ulu sebelum ibunya,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi di rumah duka kemarin. (radar)