BATAM, KOMPAS.com – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) melaksanakan Delivery Ceremony atau upacara penerimaan dua Kapal KAL 28 meter, yaitu KAL Sembulungan dan KAL Hinako di galangan kapal PT Citra Shipyard, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (16/12/2024).
Kedua kapal ini merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan TNI AL.
Salah satunya perencanaan strategis yang siap menjaga keamanan dan melaksanakan penegakkan hukum di laut.
“Kedua kapal ini masing-masing memperkuat satuan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, yang berada dibawah jajaran Lantamal V Surabaya dan Lanal Nias, Lantamal II Padang,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, di galangan kapal Citra, Jumat (16/2/2024).
Ali mengungkapkan, nama Sembulungan diambil dari nama Pantai yang ada di Banyuwangi dan Nama Hinako merupakan salah satu pulau yang ada di Nias.
Kedua kapal ini memiliki panjang 28,98 meter dan lebar 6,20 meter draught 1,40 meter, kecepatan maksimum 28 Knots, kecepatan jelajah 18 Knots, kecepatan ekonomis 13,5 Knots, dan endurance 3-4 Hari.
Selain itu, memiliki kemampuan membawa 15 personel dan menggunaka mesin pokok dua unit MAN V12-1900 Marine Engine Diesel dan diesel generator 2x Perkins 6 KVA.
“Kapal ini akan ditempatkan untuk memperkuat Lanal Banyuwangi Lantanal V Surabaya, dan Lanal Nias Lantamal II Padang,” ucap Ali.
KAL 28 meter ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya diperkuat dengan satu unit meriam 20 mm dan dua unit meriam 12,7 mm, mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca dengan kecepatan 28 Knots.
“Kelincahan yang dimiliki KAL 28 Meter ini mampu memenuh berbagai misi operasi baik infiltrasi, eksfiltrasi maupun misi SAR secara sangat baik,” jelas Ali.
Pembangunan KAL dilatarbelakangi luasnya wilayah perairan Indonesia, sehigga perlu diperkuat dengan unsur KRI di jajaran TNI AL.
Saat ini TNI AL juga sudah memiliki kapal jenis Angkut Tank, Bantu Rumah Sakit, dan Harbour Tug, sehingga dibutuhkan adanya kapal Patroli cepat seperti KAL 2 Meter ini.
Kapal ini pembangunannya dilaksanakan selama 16 bulan, terhitung sejak tanggal 27 September 2022.
TNI AL berkomitmen untuk melaksanakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mengurangi produk impor.
“Sekaligus sebagai wujud kemandirian bangsa dalam pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai suplai global,” pungkas Ali.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.







