Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tony Midiyanto Sosok di Balik Desain Batik Banyuwangi di Jaket Valentino Rossi

tony-midiyanto-sosok-di-balik-desain-batik-banyuwangi-di-jaket-valentino-rossi
Tony Midiyanto Sosok di Balik Desain Batik Banyuwangi di Jaket Valentino Rossi
Banyuwangi

Banyuwangi memiliki sosok pria bertalenta di bidang desain clothing. Bukan hanya artis, tapi sejumlah pesohor internasional mengenakan pakaian yang dibubuhkan corak hasil desainnya.

Baru-baru ini, desain karyanya dipakai mantan pebalap MotoGP Valentino Rossi. Bahkan Band Rock progresif legendaris Pink Floyd menggunakan desain pemuda Banyuwangi ini untuk merchandise.

Dia adalah Tony Midiyanto (37), pemuda asli Banyuwangi asal Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng. Saat itu, Tony dan sejumlah rekannya sibuk menyalurkan imajinasi dalam desain gambar di atas papan tablet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat disambangi wartawan, wajah Tony menyiratkan raut bahagia lantaran desain buatannya dipakai mantan pembalap MotoGP Valentino Rossi. Desain batik merupakan goresan khas Banyuwangi disebut Gajah Oling dipakai Rossi saat peluncuran tim Pertamina Enduro VR 46, akhir Januari 2024.

Desain batik tersebut otentik karya Tony. Dia butuh waktu sekitar 4 bulan untuk membuat corak elegan dan berkelas tersebut. Karyanya dicetak pada jaket yang sengaja diproduksi dalam jumlah terbatas pada peluncuran tim Pertamina Enduro VR 46 tersebut .

Motif batik itu bertema Nusantara. Sebanyak mungkin aspek dimunculkan dalam desain yang sebenarnya minimalis itu.

“Ada motif batik Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa. Dan saya selipkan motif Gajah Oling khas Banyuwangi,” kata Tony, Jumat (2/2/2024).

Tony membuat desain itu atas permintaan dari sebuah brand clothing besar asal Bandung. Pemilik brand mendapat pesanan untuk membuat jaket ekslusif peluncuran tim balap tersebut.

Membuat desain untuk orang-orang terkenal sebenarnya hal biasa baginya. Tapi, desain untuk Valentino Rossi terasa spesial.

“Rossi idola saja sejak saya kecil,” katanya.

Tony menjadi desainer grafis profesional sejak 2012, saat usianya masih 25 tahun. Pada 2014, ia dikontrak Universal Music Group, perusahaan musik global asal Amerika Serikat. Sejak mendapat kontrak itu, Tony banyak menangani desain-desain untuk merchandise band-band besar dunia.

Di antaranya Pink Floyd, Scorpions, dan AC/DC. Selain itu, Tony juga beberapa kali membuat desain untuk promosi film terkenal. Seperti Deadpool dan salah satu seri Starwars.

“Desain saya kebanyakan dipakai untuk merchandise, seperti kaos dan poster,” ungkap Tony.

Karena desain buatannya dipakai untuk proyek besar, Tony tak mau sembarangan. Satu desain bisa dirampungkan dalam hitungan pekan hingga bulan.

Sebelum mulai merancang gambaran awal, lulusan diploma satu desain grafis Wearnes Education Center Malang itu menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk riset.

Misalnya saat membuat desain sebuah band, Tony terlebih dulu mendengarkan ulang musik dan lagu-lagunya. Juga mempelajari sejarah dan latar belakang band.

“Contohnya desain untuk Pink Floyd ini. Saya banyak terinspirasi dari lagunya yang berjudul ‘Echoes’,” terang Tony.

Karya seni untuk Pink Floyd itu bergaya klasik, dengan style line art. Menampilkan informasi tentang tur konser album ‘Dark Side of The Moon’ di New York, lima dekade silam.

“Style saya utamanya memang di line art. Itu makanya desain saya banyak menggunakan elemen garis-garis,” ucapnya.

Selain desain untuk band dunia, Tony juga membuat desain untuk band-band lokal. Seperti Dewa 19, Burgerkill, Deadsquard, dan beberapa band rok-metal lain.

Simak Video “Saat Raffi Ahmad Bujuk Valentino Rossi Berkunjung ke Mandalika

[Gambas:Video 20detik]
(erm/fat)