RadarBanyuwangi.id – Truk tangki gandeng bermuatan bahan bakar minyak (BBM) dengan nomor polisi N 9671 UA, terguling di Jalan Gumitir pada Rabu (19/2) sore. Truk Isuzu Giga milik PT Pertamina Patra Niaga Tanjung Wangi, Banyuwangi itu disopiri Andi Sanjaya, 36, asal Desa/Kecamatan Purwoharjo.
Tidak ada korban jiwa atas kecelakaan tunggal di jalur perbatasan Kabupaten Jember dan Banyuwangi tersebut. Sopir dan kernet, Mukhtar, 36, asal Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro selamat. “TKP-nya masuk wilayah Jember, tepatnya Kecamatan Silo. Tapi arus lali dari arah Banyuwangi juga terganggu dan harus diperlakukan buka tutup,” kata Kanit Lantas Polsek Kalibaru, Aipda Aries Prasetyanto.
Menurut Aries, sejak truk bermuatan BBM terguling sekitar pukul 16.30, arus lalin di jalur berkelok itu macet dan diberlakukan buka tutup. “Kami terus berkoordinasi dengan petugas dari Polsek Sempolan,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng, kemarin (20/2).
Kanit Lantas Polsek Sempolan, Jember, Aipda Dwi Cahyo menjelaskan, kecelakaan tersebut bermula saat truk tangki bermuatan 8.000 liter solar dan 24.000 pertalite itu melaju dari arah Banyuwangi menuju Jember. “Truk itu mau mengirim BBM ke Jember,” katanya ditemui di lokasi kejadian.
Baca Juga: Diancam Demo Warga Sukorejo, Kades di Bangorejo Banyuwangi ini Akhirnya Mengalah, Janji Tidak Lakukan Hal Ini
Nahas, saat tiba di lokasi kejadian tiba-tiba angin rem truk habis. Sehingga laju truk tidak bisa dikendalikan. Truk tersebut terus melaju sampai sekitar empat kilometer tanpa pengereman. “Sampai di tikungan tajam di TKP yang kondisinya sedang sepi, sopir banting setir ke kanan,” terangnya.
Usai banting setir ke kanan, jelas dia, body truk tangki yang dipenuhi muatan itu langsung terguling ke kiri. Untungnya, badan truk hanya menutup separo badan jalan. “Mendapat ada truk tangki terguling, kami langsung bergerak menuju lokasi untuk melakukan pengecekan,” katanya.
Melihat kondisi sopir dan kernet selamat, terang dia, fokus petugas diarahkan ke proses evakuasi. Terlebih, sebagian muatan sudah tercecer di jalan raya. “Kami langsung mengatur lalin, dibantu para relawan gumitir,” tuturnya.
Untuk menghindari bahaya kebakaran, Dwi meminta lokasi kejadian bersih dari rokok. Ini untuk mengurangi risiko bahaya saat evakuasi. “Semalam kami cek tangkinya tidak ada kebocoran. Saat akan dievakuasi menggunakan crane, tangki ini harus kondisi kosong dulu,” cetusnya.
Dwi menyebut proses evakuasi terkesan molor lantaran proses pemindahan BBM yang memakan waktu cukup lama. Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, sampai pukul 14.30, evakuasi belum dimulai karena terhambat hujan dan menunggu proses pemindahan muatan. “Sejak semalam proses pemindahan BBM ini belum selesai,” katanya.
Kanit Lantas menyampaikan telah menyebar informasi terkait adanya kecelakaan tunggal ini ke media dan grup-grup whatsapp agar mengurangi kemacetan saat evakuasi. “Saat evakuasi ditutup total, mungkin tidak sampai lama, pengguna jalan sudah kami minta untuk menyesuaikan waktu melintas,” paparnya.
Salah satu saksi mata, Risnadi, 27, mengungkapkan, sejak Rabu (19/2) malam, pengguna jalan yang merokok diminta berhenti di radius 15 meter sebelum TKP. Mereka diminta mematikan puntung rokok terlebih dahulu. “Saya pas di sini atur jalan. Macet semalam, yang mau lewat dan kelihatan merokok diberhentikan dulu suruh matikan,” kata pria yang jadi relawan di Jalur Gumitir itu.(sas/abi)