sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Rentetan gempa kembali mengguncang wilayah Jawa Timur.
Setelah Banyuwangi diguncang gempa magnitudo 5,7 pada Kamis (25/9/2025) dengan 24 gempa susulan, kini giliran Sumenep yang terguncang gempa M6,5 pada Selasa malam (30/9/2025).
BMKG mencatat, gempa Banyuwangi berpusat 40 km timur laut Banyuwangi dengan kedalaman 12 km, sementara gempa Sumenep terjadi di Laut Bali dengan kedalaman 11 km.
Baca Juga: Ribuan Warga Banyuwangi Antre Operasi Katarak dan Mata Gratis dari PMI dan John Fawcett Foundation!
Keduanya dipastikan tidak berpotensi tsunami, tetapi cukup kuat dirasakan hingga Bali, Surabaya, bahkan Lombok Barat.
Meski tidak menimbulkan tsunami, rangkaian gempa ini dinilai para ahli sebagai alarm atas ancaman megathrust di wilayah Jawa.
Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, mengingatkan bahwa megathrust di selatan Jawa terbentang sepanjang 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km.
Energi yang terus terakumulasi bisa dilepaskan sewaktu-waktu.
“Bayangkan jika bidang megathrust sebesar Pulau Jawa ini bergeser serentak hingga 20 meter. Guncangannya akan luar biasa besar,” tegas Rahma.
Baca Juga: Jalur Gumitir Macet 30 Menit! Evakuasi Truk Fuso Masuk Jurang Bikin Arus Banyuwangi–Jember Tersendat
Menurutnya, meski sebagian wilayah terlihat tenang tanpa gempa besar, hal itu bisa berarti adanya seismic gap, zona rawan yang bisa melepaskan energi secara tiba-tiba.
“Megathrust adalah ancaman nyata. Bukan untuk ditakuti, tetapi harus diantisipasi dengan mitigasi dan edukasi kebencanaan,” tambahnya.
Di Banyuwangi, dampak gempa sudah terasa. Data BNPB mencatat 21 rumah rusak berat, 11 rumah rusak sedang, 16 rumah rusak ringan, serta satu masjid terdampak di Situbondo.
Di Sumenep, satu bangunan rusak di Kepulauan Sapudi.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Rentetan gempa kembali mengguncang wilayah Jawa Timur.
Setelah Banyuwangi diguncang gempa magnitudo 5,7 pada Kamis (25/9/2025) dengan 24 gempa susulan, kini giliran Sumenep yang terguncang gempa M6,5 pada Selasa malam (30/9/2025).
BMKG mencatat, gempa Banyuwangi berpusat 40 km timur laut Banyuwangi dengan kedalaman 12 km, sementara gempa Sumenep terjadi di Laut Bali dengan kedalaman 11 km.
Baca Juga: Ribuan Warga Banyuwangi Antre Operasi Katarak dan Mata Gratis dari PMI dan John Fawcett Foundation!
Keduanya dipastikan tidak berpotensi tsunami, tetapi cukup kuat dirasakan hingga Bali, Surabaya, bahkan Lombok Barat.
Meski tidak menimbulkan tsunami, rangkaian gempa ini dinilai para ahli sebagai alarm atas ancaman megathrust di wilayah Jawa.
Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, mengingatkan bahwa megathrust di selatan Jawa terbentang sepanjang 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km.
Energi yang terus terakumulasi bisa dilepaskan sewaktu-waktu.
“Bayangkan jika bidang megathrust sebesar Pulau Jawa ini bergeser serentak hingga 20 meter. Guncangannya akan luar biasa besar,” tegas Rahma.
Baca Juga: Jalur Gumitir Macet 30 Menit! Evakuasi Truk Fuso Masuk Jurang Bikin Arus Banyuwangi–Jember Tersendat
Menurutnya, meski sebagian wilayah terlihat tenang tanpa gempa besar, hal itu bisa berarti adanya seismic gap, zona rawan yang bisa melepaskan energi secara tiba-tiba.
“Megathrust adalah ancaman nyata. Bukan untuk ditakuti, tetapi harus diantisipasi dengan mitigasi dan edukasi kebencanaan,” tambahnya.
Di Banyuwangi, dampak gempa sudah terasa. Data BNPB mencatat 21 rumah rusak berat, 11 rumah rusak sedang, 16 rumah rusak ringan, serta satu masjid terdampak di Situbondo.
Di Sumenep, satu bangunan rusak di Kepulauan Sapudi.