NASKAH ID – Riza Al Fahroby, Sekretaris DPU Pengairan Banyuwangi, mengungkapkan bahwa dalam upaya memulihkan aset di daerah irigasi, pihaknya melibatkan pakar ahli. Baik itu di daerah irigasi Bajulmati, Secawan Bate dan Kumbo atau di titik lainnya.
Dia menyatakan, tugas konsultan tersebut adalah mengumpulkan data, baik yang terdapat dalam peta-peta lama maupun data terkini yang berasal dari pengetahuan mereka mengenai kondisi di setiap daerah irigasi.
“Harapannya adalah adanya perkembangan yang terlihat dari peta sebelumnya hingga saat ini, seperti sekuel yang saling terkait. Dengan begitu, kita dapat memahami cerita yang terkandung di dalamnya,” ujar Riza dengan antusias.
Pada masing-masing titik pemetaan, PU Pengairan Banyuwangi menggunakan dua teknik Lengteprofiel dan Dwarsprofielen. Selain itu, PU Pengairan Banyuwangi juga melibatkan pakar di bidangnya.
Baca Juga: Tinggalkan Arsip Fisik, Dinas PU Pengairan Banyuwangi Mulai Beralih ke Metadata Digital
Tekni Lengteprofiel ini mengacu pada gambar yang menunjukkan variasi elevasi, kemiringan, atau perubahan topografi sepanjang suatu garis atau lintasan tertentu, seperti alur sungai atau saluran irigasi.
Dengan menggunakan teknik ini, para ahli dan pemeta dapat menganalisis kondisi fisik suatu wilayah dengan melihat perubahan elevasi dan kemiringan yang terjadi sepanjang jarak tertentu.
Sementara teknik Dwarsprofielen, merujuk pada representasi grafis atau gambar yang menggambarkan karakteristik lebar atau melintang suatu objek atau area tertentu.
Dalam konteks pemetaan sungai atau infrastruktur irigasi, teknik ini mengacu pada gambar yang menunjukkan variasi elevasi, kedalaman, atau kontur melintang suatu garis atau lintasan tertentu. Seperti alur sungai atau saluran irigasi pada titik-titik tertentu.
Pada kegiatan recovery peta aset ini, PU Pengairan sekaligus belajar tentang sejarah struktur geografis yang sudah ada sejak era kolonial.
“Dalam hal ini, kita dapat mempelajari struktur bangunan pengairan yang digunakan di masa lalu. Dalam proses digitalisasi, kita bekerja sama dengan tenaga konsultan, yang juga didukung oleh pengetahuan dari rekan-rekan di dinas,” jelas Riza dengan penuh semangat.
Baca Juga: PU Pengairan Pastikan Koordinasi dan Konsolidasi Terjaga, Selama Proses Digitalisasi Peta Aset
Dengan adanya data-data yang terkumpul, pihaknya dapat mengambil keputusan yang tidak merugikan pihak lain. Mengingat beberapa kondisi dan situasi di lapangan, tanah negara yang menjadi fokus perlindungan oleh DPU Pengairan Banyuwangi juga berbatasan dengan tanah milik masyarakat.
Riza berharap bahwa dengan menjaga keamanan peta aset, DPU Pengairan akan memiliki sekuel yang menggambarkan sejarah peta aset di daerah irigasi, mulai dari masa lalu hingga saat ini. Sementara itu, keberadaan peta saat ini dapat menjadi panduan untuk masa depan.