BANYUWANGI – Ratusan warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, turun ke jalan, Rabu (30/7).
Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Koordinator Wilayah Kecamatan (Korsda) Singojuruh, menuntut perbaikan Jembatan Garit yang kerap dituding sebagai biang banjir bandang yang menghantui warga tiap musim hujan.
Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Warga membawa berbagai poster dan spanduk.
Salah satunya bertuliskan: “Bu Gubernur Khofifah, masih ingatkah tragedi banjir bandang Alasmalang?”
Seruan itu menggema tepat di samping jembatan yang kini dianggap sebagai ancaman keselamatan warga.
Langgeng Sudarmo, Kepala Dusun Bangunrejo, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia mengaku warga terus hidup dalam ketakutan setiap hujan turun.
“Kami capek. Hampir tiap malam berjaga. Banyak warga yang bahkan terpaksa mengungsi demi keselamatan,” tegasnya.
Warga menyebut kondisi jembatan saat ini sudah darurat. Tak hanya memperparah banjir, struktur jembatan juga dinilai tak lagi memadai menampung arus air yang deras dari pegunungan.
Tuntutan warga langsung direspons dua anggota DPRD Banyuwangi, Suwito dan Yuliawan Bambang Sukiyanto.
Keduanya hadir dalam aksi dan berjanji akan mengawal tuntutan warga hingga ke level pusat.
“Kami siap turun bersama warga kalau Pemkab Banyuwangi tak segera bertindak. Bahkan kalau perlu, saya akan temui langsung Presiden Prabowo Subianto di Jakarta,” tegas Suwito, politisi Gerindra.
Menurut Suwito, perbaikan jembatan tak bisa lagi ditunda. Ia menyebut langkah konkret dan cepat harus diambil agar tragedi serupa tak terulang.
“Kami ingin realisasi pembangunan tahun ini juga. Ini sudah masuk status darurat!” tandasnya.
Senada dengan Suwito, Yuliawan dari Komisi IV DPRD Banyuwangi menilai Pemkab Banyuwangi belum serius menangani ancaman bencana di Alasmalang.
“Pemerintah jangan hanya sibuk mempercantik Banyuwangi untuk promosi luar daerah, tapi abai terhadap jeritan rakyatnya sendiri. Kami datang ke sini membawa suara rakyat,” serunya.
Page 2
Page 3
BANYUWANGI – Ratusan warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, turun ke jalan, Rabu (30/7).
Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Koordinator Wilayah Kecamatan (Korsda) Singojuruh, menuntut perbaikan Jembatan Garit yang kerap dituding sebagai biang banjir bandang yang menghantui warga tiap musim hujan.
Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Warga membawa berbagai poster dan spanduk.
Salah satunya bertuliskan: “Bu Gubernur Khofifah, masih ingatkah tragedi banjir bandang Alasmalang?”
Seruan itu menggema tepat di samping jembatan yang kini dianggap sebagai ancaman keselamatan warga.
Langgeng Sudarmo, Kepala Dusun Bangunrejo, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia mengaku warga terus hidup dalam ketakutan setiap hujan turun.
“Kami capek. Hampir tiap malam berjaga. Banyak warga yang bahkan terpaksa mengungsi demi keselamatan,” tegasnya.
Warga menyebut kondisi jembatan saat ini sudah darurat. Tak hanya memperparah banjir, struktur jembatan juga dinilai tak lagi memadai menampung arus air yang deras dari pegunungan.
Tuntutan warga langsung direspons dua anggota DPRD Banyuwangi, Suwito dan Yuliawan Bambang Sukiyanto.
Keduanya hadir dalam aksi dan berjanji akan mengawal tuntutan warga hingga ke level pusat.
“Kami siap turun bersama warga kalau Pemkab Banyuwangi tak segera bertindak. Bahkan kalau perlu, saya akan temui langsung Presiden Prabowo Subianto di Jakarta,” tegas Suwito, politisi Gerindra.
Menurut Suwito, perbaikan jembatan tak bisa lagi ditunda. Ia menyebut langkah konkret dan cepat harus diambil agar tragedi serupa tak terulang.
“Kami ingin realisasi pembangunan tahun ini juga. Ini sudah masuk status darurat!” tandasnya.
Senada dengan Suwito, Yuliawan dari Komisi IV DPRD Banyuwangi menilai Pemkab Banyuwangi belum serius menangani ancaman bencana di Alasmalang.
“Pemerintah jangan hanya sibuk mempercantik Banyuwangi untuk promosi luar daerah, tapi abai terhadap jeritan rakyatnya sendiri. Kami datang ke sini membawa suara rakyat,” serunya.