Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Desa Balak Protes Kandang Ayam

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Warga Desa Balak Protes Kandang Ayam

SUNGGUH – Warga Desa Balak, Kecamatan Songgon bergolak, Selasa (25/7). Mereka memprotes keberadaan sembilan kandang ayam yang ada di desanya karena dianggap mencemari lingkungan. Selain baunya menyengat, kandang ayam itu menyebabkan banyak lalat.

Warga tidak terima karena lalat dari kandang ayam itu telah menyerang perumahan warga, pertanian, dan perkebunan. Aksi warga itu dilakukan dengan cara mendatangi kantor desanya.

Kedatangannya itu disambut oleh Kepala Desa Balak, Ribut Santoso. Salah satu pemilik kandang, Nur Kholis juga diundang bersama angota BPD. “Sejak ada kandang ayam banyak lalat,” cetus Jamhari, salah satu warga Dusun Cemoro, Desa Balak.

Menurut Jamhari, gara-gara banyak kandang ayam itu kotorannya mengeluarkan bau busuk. Dan itu membuat warga menjadl resah. “Warga sepakat memprotes dan menuntut kandang ayam ditutup,” katanya.

Warga yang memprotes kandang ayam itu, terang dia, sebenarnya sudah lama. Bahkan, dihitung sudah lima kali mempersoalkan keberadaan kandang ayam itu. Karena tidak digubris, akhirnya sepakat mendatangi kantor desa.

“Tidak hanya masuk ke perumahan warga, lalat juga menyerang sawah dan kebun,” ujarnya. Warga lainnya, M. Rosid, mengatakan warga setempat kerap menyampaikan keluhannya terkait adanya lalat dan bau busuk. Tapi hingga kini tidak pernah di perhatikan.

“Pemilik kandang ayam ada kandang ayam hanya melakukan penyemprotan, itupun dilakukan setiap warga akan bergerak,” katanya. Ditambahkan oleh Suratno, warga lainnya, pembesaran ayam di sembilan kandang itu kondisinya sangat kotor, dan itu menyebabkan munculnya lalat. Di desanya juga ada kandang ayam petelur yang kondisinya justru bersih.

“Kalau kandang pembesaran ayam horen itu kotor semua,” cetusnya. Kepala Dusun Cemoro, Mustain, meminta perlu ada solusi terkait protes warga pada sembilan kandang ayam tersebut. “Kita mohon untuk dicarikan solusi terbaik buat warga, agar tidak mengambil tindakan sendiri dan berujung anarkis,” tegasnya.

Salah satu anggota BPD Desa Balak, Abdullah, mengaku sudah sering menyampaikan keluhan warga kepada para pamilik kandang ayam. Tapi setiap akan dilakukan pertemuan, mereka selalu tidak hadir. “Ini puncak dari kekesalan warga,” ujarnya.

Salah satu pemilik kandang ayam, Nur Kholis, berjanji akan memperbaiki kebersihan kandang ayam. Pihaknya juga meminta agar tidak ada penutupan kandang ayam. “Kami mohon kepada warga jangan sampai ada penutupan kandang, karena usaha ini juga butuh biaya,” ungkapnya.

Dalam mediasi tersebut warga yang sudah emosi tetap meminta agar kandang pembesaran ayam horen itu ditutup. Warga tak ingin kedepan ada banyak lalat lagi di rumah warga, menyerang makanan, persawahan dan perkebunan.

Kepala Desa Balak, Ribut Santoro, yang memimpin acara itu menyampaikan aspirasi warga yang sudah disampaikan berulang kali itu akan ditindaklanjuti dengan penutupan kandang. “Kandang ayam yang tidak isinya langsung ditutup  atau diberhentikan. Bagi kandang yang masih ada isinya, maka diselesaikan dalam satu panen, ini agar tidak memunculkan konflik yang berkepanjangan,” tegasnya. (radar)