sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com -Dua hari turun hujan, debit air sungai di Dam Garit, Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, meningkat 10 ribu liter per detik, Rabu (10/9).
Kondisi ini membuat warga yang tinggal di sekitar bendungan ketar-ketir. Apalagi, sedimen di Dam Garit masih tinggi dan mengancam air sungai meluap.
Warga yang cemas itu karena trauma banjir bandang yang pernah terjadi pada 25 November 2018. Saat itu, air sungai meluap dan menerjang rumah penduduk sekitar Dam Garit.
“Dulu pernah banjir bandang yang merusak permukiman warga,” kata Hasanudin, 45, warga sekitar Dam Garit.
Bencana saat itu, terang dia, menyebabkan masyarakat sekitar Dam Garit trauma dan sering ketakutan bila debit air sungai naik. Kemarin (10/9) sekitar pukul 06.30, arus air di Dam Garit sangat deras dan membuat warga panik.
“Warga banyak yang melihat sungai, saya masih trauma dengan banjir yang dulu,” ungkapnya.
Baca Juga: Debit Air Bendungan Warisan Belanda Mendadak Naik Drastis, Warga Banyuwangi Diminta Siaga
Warga lainnya, Mistari, 55, asal Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, mengatakan, aliran sungai Dam Garit meningkat tapi tidak terlalu tinggi.
Tapi karena sedimen masih menumpuk, membuat air sungai seperti tinggi hingga membuat warga cemas.
“Setiap hujan, saya selalu mengecek kondisi air seperti apa, sebab rumah saya sangat dekat dengan dam,” katanya.
PPA Dam Garit, Heru Mayangkoro, mengatakan, dua hari turun hujan membuat debit air di Dam Garit meningkat hingga memasuki level siaga. Untuk debitnya, 29.974 liter per detik.
“Debit air normalnya itu 19 ribu liter per detik. Ini meningkat 10 ribu liter per detik, dengan ketinggian 65 sentimeter,” katanya.
Menurut Heru, aliran di Dam Garit bila sedimennya tidak terlalu tinggi dengan debit air hampir 30 ribu per detik, maka ketinggian air tidak sampai 65 sentimeter atau memasuki level siaga.
“Air terlihat tinggi karena ada sedimen di tengah-tengah aliran air,” katanya.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com -Dua hari turun hujan, debit air sungai di Dam Garit, Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, meningkat 10 ribu liter per detik, Rabu (10/9).
Kondisi ini membuat warga yang tinggal di sekitar bendungan ketar-ketir. Apalagi, sedimen di Dam Garit masih tinggi dan mengancam air sungai meluap.
Warga yang cemas itu karena trauma banjir bandang yang pernah terjadi pada 25 November 2018. Saat itu, air sungai meluap dan menerjang rumah penduduk sekitar Dam Garit.
“Dulu pernah banjir bandang yang merusak permukiman warga,” kata Hasanudin, 45, warga sekitar Dam Garit.
Bencana saat itu, terang dia, menyebabkan masyarakat sekitar Dam Garit trauma dan sering ketakutan bila debit air sungai naik. Kemarin (10/9) sekitar pukul 06.30, arus air di Dam Garit sangat deras dan membuat warga panik.
“Warga banyak yang melihat sungai, saya masih trauma dengan banjir yang dulu,” ungkapnya.
Baca Juga: Debit Air Bendungan Warisan Belanda Mendadak Naik Drastis, Warga Banyuwangi Diminta Siaga
Warga lainnya, Mistari, 55, asal Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, mengatakan, aliran sungai Dam Garit meningkat tapi tidak terlalu tinggi.
Tapi karena sedimen masih menumpuk, membuat air sungai seperti tinggi hingga membuat warga cemas.
“Setiap hujan, saya selalu mengecek kondisi air seperti apa, sebab rumah saya sangat dekat dengan dam,” katanya.
PPA Dam Garit, Heru Mayangkoro, mengatakan, dua hari turun hujan membuat debit air di Dam Garit meningkat hingga memasuki level siaga. Untuk debitnya, 29.974 liter per detik.
“Debit air normalnya itu 19 ribu liter per detik. Ini meningkat 10 ribu liter per detik, dengan ketinggian 65 sentimeter,” katanya.
Menurut Heru, aliran di Dam Garit bila sedimennya tidak terlalu tinggi dengan debit air hampir 30 ribu per detik, maka ketinggian air tidak sampai 65 sentimeter atau memasuki level siaga.
“Air terlihat tinggi karena ada sedimen di tengah-tengah aliran air,” katanya.