Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Warga Lintas Agama di Lereng Raung Banyuwangi Gelar Upacara Kemerdekaan Berpakaian Adat

warga-lintas-agama-di-lereng-raung-banyuwangi-gelar-upacara-kemerdekaan-berpakaian-adat
Warga Lintas Agama di Lereng Raung Banyuwangi Gelar Upacara Kemerdekaan Berpakaian Adat

radarbanyuwangi.jawapos.com – Upacara bendera untuk HUT ke-80 RI juga dilaksanakan oleh warga lintas agama di Dusun Sumberwadung Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Minggu (17/8).

Warga di perkampungan yang penduduknya beragam agama itu menggelar upacara di lahan kosong dengan mengusung tema persatuan di tengah perbedaan.

Dalam upacara ini, warga yang beragama Islam, Kristen, dan Hindu membaur mengikuti jalannya upacara bendera dengan khidmat. Ratusan warga yang hadir kompak mengenakan pakaian adat masing-masing.

“Warga di desa ini, khususnya Dusun Sumberwadung memang majemuk, maksudnya berbeda-beda agamanya. Ada Kristen, Hindu, dan mayoritas Islam,” kata tokoh masyarakat, Komarul Huda.

Menurut Huda, upacara bendera dengan tema persatuan itu digelar untuk memupuk kebersamaan.

Warga memutuskan mengadakan upacara di lahan kosong dekat sungai milik Dinas Pengairan Banyuwangi di bawah Korsda Glenmore.

“Ini tahun kedelapan kami menggelar upacara bendera. Kami ingin mengamalkan semboyan bangsa ini, Bhinneka Tunggal Ika. Harapannya persatuan dan kekompakan warga tetap terjaga,” ucapnya.

Dalam upacara ini, warga bersama siswa dari beberapa SD dan SMP berkumpul sejak pukul 07.00. Mereka juga membawa makanan yang kemudian saling dibagikan selepas upacara.

“Mungkin sudah jarang kegiatan di tengah masyarakat seperti ini. Kami ingin warga terus kompak, caranya dipupuk dengan kegiatan positif. Selama momen kemerdekaan, banyak lomba dan kegiatan digelar di sini,” imbuhnya.

Upacara lintas agama ini bukan tanpa persiapan. Warga bersama siswa SMPN 2 Genteng yang bertugas sudah berlatih sejak beberapa minggu lalu. Selain itu, warga juga kerja bakti membersihkan lokasi.

“Karena mayoritas masih SMP, kita latihan jauh-jauh hari agar bisa lancar,” jelasnya.

Menurut Huda, toleransi antarwarga tidak hanya tampak dalam upacara bendera, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat ada kegiatan keagamaan, warga dari agama lain ikut menjaga keamanan agar berjalan lancar. Misalnya saat ada pengajian, saudara dari pecalang ikut mengamankan,” tuturnya.

Senada dengan itu, pembina upacara Gunawan menyampaikan pesan penting tentang semangat kebersamaan.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Upacara bendera untuk HUT ke-80 RI juga dilaksanakan oleh warga lintas agama di Dusun Sumberwadung Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Minggu (17/8).

Warga di perkampungan yang penduduknya beragam agama itu menggelar upacara di lahan kosong dengan mengusung tema persatuan di tengah perbedaan.

Dalam upacara ini, warga yang beragama Islam, Kristen, dan Hindu membaur mengikuti jalannya upacara bendera dengan khidmat. Ratusan warga yang hadir kompak mengenakan pakaian adat masing-masing.

“Warga di desa ini, khususnya Dusun Sumberwadung memang majemuk, maksudnya berbeda-beda agamanya. Ada Kristen, Hindu, dan mayoritas Islam,” kata tokoh masyarakat, Komarul Huda.

Menurut Huda, upacara bendera dengan tema persatuan itu digelar untuk memupuk kebersamaan.

Warga memutuskan mengadakan upacara di lahan kosong dekat sungai milik Dinas Pengairan Banyuwangi di bawah Korsda Glenmore.

“Ini tahun kedelapan kami menggelar upacara bendera. Kami ingin mengamalkan semboyan bangsa ini, Bhinneka Tunggal Ika. Harapannya persatuan dan kekompakan warga tetap terjaga,” ucapnya.

Dalam upacara ini, warga bersama siswa dari beberapa SD dan SMP berkumpul sejak pukul 07.00. Mereka juga membawa makanan yang kemudian saling dibagikan selepas upacara.

“Mungkin sudah jarang kegiatan di tengah masyarakat seperti ini. Kami ingin warga terus kompak, caranya dipupuk dengan kegiatan positif. Selama momen kemerdekaan, banyak lomba dan kegiatan digelar di sini,” imbuhnya.

Upacara lintas agama ini bukan tanpa persiapan. Warga bersama siswa SMPN 2 Genteng yang bertugas sudah berlatih sejak beberapa minggu lalu. Selain itu, warga juga kerja bakti membersihkan lokasi.

“Karena mayoritas masih SMP, kita latihan jauh-jauh hari agar bisa lancar,” jelasnya.

Menurut Huda, toleransi antarwarga tidak hanya tampak dalam upacara bendera, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat ada kegiatan keagamaan, warga dari agama lain ikut menjaga keamanan agar berjalan lancar. Misalnya saat ada pengajian, saudara dari pecalang ikut mengamankan,” tuturnya.

Senada dengan itu, pembina upacara Gunawan menyampaikan pesan penting tentang semangat kebersamaan.