Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Waspadai Datangnya Banjir Susulan

waspadaSONGGON – Banjir bandang yang mengaliri tiga sungai yaitu Kumbo, Gumarang, dan Badeng, di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, perlu diwaspadai kembali. Sebab, bencana alam tersebut diprediksi akan berlanjut ketika hujan turun seperti saat ini.

Seperti diketahui, banjir bandang yang terjadi Senin dini hari (15/7) lalu cukup dahsyat. Sejumlah fasilitas umum, baik hasil bantuan pemerintah maupun swadaya masyarakat, rusak berantakan. Tidak terkecuali, lahan perkebunan dan pertanian milik warga di tepi sungai juga pora-poranda. Misalnya, jembatan yang dibangun has i l swadaya masyarakat di atas Sungai Gumarang, tepatnya di belakang pasar Desa Sumberarum putus.

Sebuah jembatan besar sebagai akses menuju dua dusun, yaitu Dusun Bejong dan Lider, tampak retak akibat diterjang banjir yang berlangsung saat hujan deras itu. Banjir bandang tersebut juga meluluhlantakkan saluran pipa air bersih yang dimanfaatkan warga Desa Sumberarum dan Desa Sumberbulu. Tak pelak, ratusan Kepala Keluarga (KK) sempat kesulitan mendapatkan pasokan air bersih pasca insiden itu dalam beberapa hari terakhir sebelum akhirnya diperbaiki.

Banjir bandang tersebut ternyata termasuk salah satu dampak aktivitas Gunung Raung. Sebab, aktivitas gunung terbesar di Pulau Jawa tersebut sedang ‘’in’’ dengan status siaga level III beberapa waktu lalu. Akibatnya, banyak pohon yang terbakar akibat hawa panas. Kepala Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Balok Suryadi menjelaskan, banjir bandang diprediksi akan terjadi selama musim penghujan.

Banjir besar tersebut merupakan efek bahaya sekunder aktivitas Gunung Raung. ‘’Bahaya sekunder yang perlu diwaspadai,’’ ungkapnya. Ditemui kemarin, dia mengatakan, bahwa banjir bandang tersebut diawali tersumbatnya aliran sungai di lereng gunung. Gara-garanya, banyak pohon tumbang akibat terbakar beberapa waktu lalu. ‘’Sehingga, debit sungai tampak menipis karena dibendung di sekitar lereng gunung,’’ katanya.

Tapi, lambat laun, jelas dia, sumbatan material tersebut akhirnya jebol waktu hujan deras. Hal itu dipicu tidak mampu menampung debitnya air yang terlalu banyak. ‘’Kalau sudah begitu, maka banjir besar akan terjadi,’’ kata pria  erkacamata itu. Kondisi cuaca memang sangat berpengaruh terhadap bahaya banjir. Jika kondisi cuaca di lereng Gunung Raung terpantau hujan terus menerus, maka warga yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Raung untuk waspada.

Jadi, masih sama dia, ancaman banjir tersebut bukan hanya terjadi di tiga sungai tersebut. Mengingat, semua sungai yang berhulu ‘’Jadi, bukan hanya tiga sungai ini saja, semua sungai mulai dari sungai Setail sampai di Kalibaru juga harus waspada,’’ terangnya. Dia menuturkan, jika aktivitas gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan air laut (dpl). Hingga kemarin, gempa tremor yang terekam di Seismograf masih terus meningkat. ‘’Status masih waspada,’’ pungkas warga Dusun Krajan, Desa Sragi, Kecamatan Songgon, itu.

PASOKAN AIR BERSIH LANCAR

SEMENTARA itu, kesulitan mendapatkan air bersih oleh ratusan warga yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, sudah berhasil teratasi. Sebab, perbaikan pipa yang jebol diterjang banjir sudah rampung. Pasokan air bersih untuk warga tersebut berjalan normal seperti biasa kemarin (20/7). Kepala Desa Sumberbulu, Sarengat Makruf mengatakan, ratusan kepala keluarga (KK) kini sudah bisa menikmati air bersih.

Sebab, perbaikan pipa yang rusak sudah berhasil dituntaskan. ‘’Alhamdulillah sudah normal,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Kades Sarengat menyebut, perbaikan pipa yang jebol tersebut hanya berlaku sementara. Sebab, puluhan lonjor pipa yang diganti hanya berbahan plastik. ‘’Yang penting disambung dulu meski hanya sementara,’’ katanya kemarin.

Dia menjelaskan, masyarakat memang banyak yang mengeluhkan suplai air bersih pasca banjir bandang di Sungai Kumbo Senin lalu itu. Tentu saja, warga ingin segera perbaikan pipa tersebut selesai. ‘’Kita kerja bakti terus, akhirnya kemarin sore (Jumat, red) selesai dan air lancar,” terangnya. Meski sudah selesai, tapi pemerintah desa masih menunggu bantuan pemerintah. Mengingat, pipa yang dipasang sebagai pengganti itu sifatnya hanya sementara. ‘’Pipanya bukan permanen. Kami masih menunggu bantuan. Semoga lekas ada bantuan,’’ harapnya. (radar)