Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Wujud Toleransi, Umat Hindu Banyuwangi Nyepi, Volume Suara Azan Masjid di Desa Jambewangi Diperkecil

wujud-toleransi,-umat-hindu-banyuwangi-nyepi,-volume-suara-azan-masjid-di-desa-jambewangi-diperkecil
Wujud Toleransi, Umat Hindu Banyuwangi Nyepi, Volume Suara Azan Masjid di Desa Jambewangi Diperkecil

Radarbanyuwangi.id – Umat Hindu di Dusun Sumberejo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu menjalani upacara Nyepi, Senin (11/3).

Suasana di kampung itu, tampak lengang karena tidak ada aktivitas sama sekali. Malahan, juga tidak ada pecalang yang biasanya siaga di sekitar pura dan sudut kampung.

Semua rumah yang ada di kampung itu, tertutup rapat dengan pintu terkunci. J

alanan di kampung itu juga sangat sepi, tidak ada pejalan kaki, pemotor, atau mobil yang melintas.

“Warga menggelar upacara Nyepi,” cetus tokoh umat Hindu Dusun Sumberejo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu yang juga ketua panitia upacara Nyepi, Kevin Ardana Oso, 27.

Menurut tokoh pemuda ini, warga di kampungnya ini banyak yang beragama Hindu. Saat perayaan Nyepi, semua warga tirakatan di dalam rumah.

“Pelaksanaan Nyepi tidak ada pengamanan dari para pecalang, pengamanan mandiri dari umat sendiri,” katanya.

Jumlah umat Hindu di Dusun Sumberejo, Desa Jambewangi, terang dia, termasuk cukup besar.

Saat ini, ada 77 kepala keluarga (KK) dengan jumlah sekitar 250 jiwa. “Di Kecamatan Sempu pusat agama Hindu di Dusun Sumberejo ini,” ujarnya.

Upacara Nyepi yang dilakukan dengan Tapa Brata, jelas dia, dimulai Senin (11/3) pukul 06.00 hingga Selasa (12/3) pukul 06.00.

Selama itu, seluruh umat Hindu berdiam diri di dalam rumah. “Tidak boleh menghidupkan api atau cahaya lainnya,” ucapnya.

Saat melaksanakan Nyepi ini, lanjut Kevin, seluruh umat Hindu harus berpuasa.

Upacara Nyepi menjadi salah satu cara bagi umat Hindu untuk fokus dalam beribadah di dalam rumah. “Yang pasti meninggalkan kegiatan sehari-hari, agar jiwa dan fokus kembali kepada Tuhan,” katanya.

Selama upacara Nyepi berlangsung, masih kata dia, umat agama lain di kampungnya saling menghormati.

Salah satunya dengan tidak mengganggu atau membuat bising.


Page 2


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Umat Hindu di Dusun Sumberejo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu menjalani upacara Nyepi, Senin (11/3).

Suasana di kampung itu, tampak lengang karena tidak ada aktivitas sama sekali. Malahan, juga tidak ada pecalang yang biasanya siaga di sekitar pura dan sudut kampung.

Semua rumah yang ada di kampung itu, tertutup rapat dengan pintu terkunci. J

alanan di kampung itu juga sangat sepi, tidak ada pejalan kaki, pemotor, atau mobil yang melintas.

“Warga menggelar upacara Nyepi,” cetus tokoh umat Hindu Dusun Sumberejo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu yang juga ketua panitia upacara Nyepi, Kevin Ardana Oso, 27.

Menurut tokoh pemuda ini, warga di kampungnya ini banyak yang beragama Hindu. Saat perayaan Nyepi, semua warga tirakatan di dalam rumah.

“Pelaksanaan Nyepi tidak ada pengamanan dari para pecalang, pengamanan mandiri dari umat sendiri,” katanya.

Jumlah umat Hindu di Dusun Sumberejo, Desa Jambewangi, terang dia, termasuk cukup besar.

Saat ini, ada 77 kepala keluarga (KK) dengan jumlah sekitar 250 jiwa. “Di Kecamatan Sempu pusat agama Hindu di Dusun Sumberejo ini,” ujarnya.

Upacara Nyepi yang dilakukan dengan Tapa Brata, jelas dia, dimulai Senin (11/3) pukul 06.00 hingga Selasa (12/3) pukul 06.00.

Selama itu, seluruh umat Hindu berdiam diri di dalam rumah. “Tidak boleh menghidupkan api atau cahaya lainnya,” ucapnya.

Saat melaksanakan Nyepi ini, lanjut Kevin, seluruh umat Hindu harus berpuasa.

Upacara Nyepi menjadi salah satu cara bagi umat Hindu untuk fokus dalam beribadah di dalam rumah. “Yang pasti meninggalkan kegiatan sehari-hari, agar jiwa dan fokus kembali kepada Tuhan,” katanya.

Selama upacara Nyepi berlangsung, masih kata dia, umat agama lain di kampungnya saling menghormati.

Salah satunya dengan tidak mengganggu atau membuat bising.