TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi memberikan dukungan penuh pada Pertemuan Pos Pelayanan Agen Hayati (PPAH) ke-8 yang digelar di PPAH Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). Agenda rutin yang berlangsung setiap enam bulan sekali ini menjadi ajang temu dan berbagi pengetahuan para petani organik dari wilayah Tapal Kuda.
Pertemuan tahun ini mengusung tema ‘Sego Cawuk Bumi Blambangan’ (Semarakkan Go Organik dengan Cara Vukari, Beyonic, Mikrobiologi Pengantar). Ratusan petani penggiat pertanian organik dan ramah lingkungan hadir dari lima kabupaten yakni Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang.
Plt. Kepala Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda, menjelaskan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat gerakan pertanian organik di kawasan Tapal Kuda.
Plt. Kepala Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda, bersama petani organik tapal kuda. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
“Pertemuan ini digelar setiap enam bulan secara bergiliran di tiap kabupaten. Tujuannya untuk mengembangkan produk-produk pertanian ramah lingkungan dan organik sebagai bagian dari program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi,” ujar Ilham.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI saat ini adalah Ardi Praptono, S.P., M.Agr. Dia datang langsung dari Jakarta, serta Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Ir. Puji Sanyata.Kehadiran pejabat pusat dan provinsi itu menunjukkan perhatian besar terhadap pengembangan pertanian organik di daerah.
Menurut Ilham, forum ini mempertemukan berbagai kelompok petani organik, mulai dari penghasil beras organik, produsen pupuk organik, pembuat insektisida hayati, hingga petani buah organik. Mereka saling bertukar pengalaman dan inovasi di tengah dominasi praktik pertanian konvensional yang masih bergantung pada pupuk dan pestisida kimia.
“Dengan berkembangnya komunitas petani organik ini, kami berharap gerakan pertanian ramah lingkungan bisa tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Ini penting untuk menghasilkan pangan sehat yang aman dari residu pestisida,” ungkap Ilham.
Sebagai komitmen dukungan pertanian organik. Dispertan Banyuwangi memiliki 3 program unggulan diantaranya yakni, RUmah Pengembangan Pupuk Alternatif (RUPA) sebagai tempat inovasi dan produksi pupuk organik sehingga petani tidak bergantung penuh pada pupuk kimia.
Tidak hanya itu, Dispertan Banyuwangi juga memberikan bimbingan teknis (Bimtek) untuk meningkatkan kapasitas petani dalam menghasilkan buah dan produk pertanian organik yang sehat dan bernilai tinggi, bahkan hingga mencapai sertifikasi organik.
Selain itu, Dispertan juga mendorong pembentukan dan penguatan jaringan komunitas serta memfasilitasi pemasaran produk mereka. “Komunitas petani organik ini terus berkembang dan memiliki jejaring pasar yang semakin luas, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi,” ujar Ilham.
Pertemuan PPAH Tapal Kuda ke-8 ini pun diharapkan menjadi titik penguatan ekosistem pertanian organik di Jawa Timur, sekaligus mendorong lahirnya inovasi baru yang dapat berkontribusi pada kesehatan lingkungan dan peningkatan kualitas pangan lokal. (*)
| Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |







