Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Harga Naik, Petani Jagung Malah Ngaplo

Pekerja menggiling jagung bonggol dan mengemas ke karung plastik.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pekerja menggiling jagung bonggol dan mengemas ke karung plastik.

SRONO – Harga jagung pipil kering kini mengalami kenaikan yang cukup lumayan. Bila sebelumnya hanya Rp 5.800 per kilogram, kini naik menjadi Rp 6.200 per kilogram. Sayangnya, kenaikan harga ini tidak bisa dinikmati oleh petani, sebab sudah tidak ada yang panen.

Salah seorang petani jagung, Hariyanto, 45, warga Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono, mengatakan, naiknya harga jagung pipil kering itu tidak berdampak terhadap kesejahteraan petani. “Harga jagung naik saat musim panen sudah lewat,” katanya.

Saat petani panen, terang dia, harga jagung yang banyak dijual dengan bonggol itu hanya Rp 3.000 per kilogram. Untuk menjual jagung dengan pipil kering, petani harus mengeluarkan biaya penggilingan yang cukup besar. “Petani tidak ada yang menikmati hasil, hanya pengepul saja yang hasil,” ujarnya.

Sementara itu, Aropik, 35, salah seorang pengepul jagung asal Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, mengatakan harga jual jagung kering pipil saat ini naik dibanding dua bulan lalu. Kenaikan itu dipengaruhi cuaca, dan jumlah panenan dari petani. “Saat ini jagung susah didapat di Banyuwangi, saya mendatangkan dari Situbondo dan Probolinggo,” ungkapnya.

Dalam sehari, terang dia, dengan satu mesin bisa memproduksi 15 ton jagung kering pipil. Dengan menggunakan dua mesin bisa memproduksi 30 ton jagung pipil kering per hari. “Rata-rata sebulan bisa kirim luar daerah hingga 800 ton,” ungkapnya.

Untuk jagung pipil kering yang dikirim itu kadar air (KA) sekitar 18 persen hingga 19 persen. Untuk bisa mendeteksi jagung pipil yang kering itu tidak sulit, cukup digengam dan ditimang dengan tangan. “Bunyi benturan antar jagug sudah bisa dideteksi tingkat kadar air atau keringnya,” ungkapnya.

Jagung pipil kering yang telah dikemas dalam karung plastic, jelas dia, dikirim ke berbagai daerah, seperti Bali, Jakarta, dan Jawa Barat. Selain untuk kebutuhan pakan ternak, jagung pipil kering juga ada yang dikirim ke pabrik untuk bahan baku industri kue kering, snack, dan makanan olahan lainnya. “Untuk pakan ternak biasanya dikirim ke Bali, tapi kalau ke Iakarta untuk makanan,” ungkapnya.(radar)