Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pasien Cuci Darah Meningkat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sampai Bulan Januari Tembus 1.072 Tindakan

BANYUWANGI – Jumlah penderita penyakit dalam (internis) di Banyuwangi tampaknya semakin meningkat. Hal ini terlihat dengan semakin tingginya jumlah pasien cuci darah yang berada di ruang perawatan Hemodialisa RSUD Blambangan Banyuwangi, kemarin.

Berdasarkan data tindakan pasien cuci darah, terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan. Pada Januari 2015 tercatat ada 504 tindakan untuk  pasien cuci darah. Kemudian pada Januari 2016  angkanya meningkat menjadi 815 tindakan.

Sedangkan pada Januari tahun 2017, angka tindakan terhadap pasien cuci darah sudah meningkat menjadi 1.072. Tingginya tindakan ini selain dikarenakan bertambahnya jumlah  alat pencuci darah yang sebelumnya  hanya 8 unit menjadi 15 unit, juga dikarenakan jumlah pasien yang terus bertambah.

Kepala Ruangan Hemodialisa RSUD Blambangam, Sudiro mengatakan, setiap bulan ada sekitar 150 orang pasien yang saat ini melakukan cuci darah di ruangannya. Jumlah itu pun sebenarnya lebih besar karena ada banyak pasien yang meninggal juga.

“Angkanya mungkin terlihat stagnan kalau dihitung saat akhir bulan. Tapi di tengah jalan sebenarnya banyak yang meninggal dunia,” terang Sudiro.  Dia menambahkan, jika peningkatan pasien bisa dilihat dengan  jumlah kunjungan per hari yang mencapai 20 orang. Padahal awal  tahun 2016 jumlahnya hanya 14  orang per hari.

Meningkatnya jumlah pasien ini kata Sudiro dipicu  dengan meningkatnya pasien  dengan penyakit hipertensi dan kencing manis. Penyakit ini bisa berdampak  kepada kerusakan fungsi ginjal  sehingga mereka harus melakukan cuci darah. Sedangkan pasien yang  memiliki usia di bawah 30 tahun,  rata-rata mengalami kerusakan  ginjal karena infeksi yang tidak ditangani dengan baik.

“Jumlahnya meningkat mulai  Desember 2016 kemarin. Mereka yang ke sini ini karena fungsi ginjalnya  sudah kurang dari 15 persen. Ini saja  masih belum semua tertangani. Karena ada delapan orang yang terpaksa  harus cuci darah seminggu sekali,  padahal biasanya mereka seminggu dua kali,” jelasnya. (radar)