Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Warga Resah, BBM Terancam Telat, Jalur Gumitir Bakal Ditutup Total Selama 2 Bulan

warga-resah,-bbm-terancam-telat,-jalur-gumitir-bakal-ditutup-total-selama-2-bulan
Warga Resah, BBM Terancam Telat, Jalur Gumitir Bakal Ditutup Total Selama 2 Bulan

radarbanyuwangi.jawapos.com – Penutupan total Jalur Gumitir yang direncanakan mulai 24 Juli hingga 24 September 2025 menuai respons serius dari Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Jalur vital yang menghubungkan Banyuwangi dengan Jember ini akan ditutup selama dua bulan untuk proyek preservasi jalan dan jembatan, namun dinilai berpotensi mengganggu berbagai sektor penting masyarakat.

Ipuk menyampaikan bahwa kebijakan tersebut perlu ditinjau ulang. Menurutnya, meskipun alasan keselamatan menjadi pertimbangan utama dalam pengerjaan proyek, penutupan total selama dua bulan bisa berdampak luas. “Kami bukan menolak, tapi kami berharap bisa ditinjau ulang. Dampaknya sangat luas,” tegasnya.

Baca Juga: Pantura, Ijen, atau Probolinggo? Ini Jalur Terbaik Gantikan Gumitir

Salah satu kekhawatiran utama Pemkab Banyuwangi adalah dampak penutupan terhadap distribusi logistik, khususnya bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja, menyampaikan bahwa distribusi BBM ke wilayah Jember bisa terganggu karena truk tangki tidak dapat melewati jalur alternatif di Bondowoso.

Hal ini disebabkan keterbatasan daya tahan jembatan di jalur tersebut yang hanya mampu menampung beban hingga 15 ton, sementara truk tangki umumnya melebihi kapasitas itu.

Jika distribusi BBM harus dialihkan melalui Probolinggo, biaya logistik otomatis akan meningkat. Lonjakan biaya ini dapat memicu inflasi di wilayah terdampak, termasuk Banyuwangi, Jember, bahkan Bali.

Baca Juga: Gak Bisa Lewat Gumitir Mulai 24 Juli, Cek Jalur Aman Menuju Banyuwangi-Jember

Tak hanya sektor ekonomi, sektor pendidikan juga berpotensi terdampak. Banyak pelajar dari Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menempuh pendidikan di SMK Negeri Kalibaru, Banyuwangi.

Dengan penutupan total Jalur Gumitir, akses mereka menuju sekolah akan terganggu secara signifikan.

“Banyak anak dari Kecamatan Silo (Jember) sekolah di Kalibaru. Kalau jalur ditutup total, jelas mereka terdampak,” ungkap Ipuk.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kegiatan belajar mengajar bisa terhambat dan memengaruhi kualitas pendidikan mereka.

Baca Juga: Farel Prayoga: Ibu Tiri Adalah Istri Sah Pertama, Ibu Kandung Merupakan Korban Kebohongan si Bapak Karena Hobi Kluyuran


Page 2

Sebagai solusi, Bupati Ipuk mengusulkan agar diberlakukan sistem buka-tutup pada Jalur Gumitir selama proses pengerjaan berlangsung.

Ia menyarankan agar kendaraan kecil dan sepeda motor tetap bisa melintas, sedangkan kendaraan berat seperti truk diarahkan ke jalur alternatif seperti Situbondo atau Probolinggo.

“Contohnya, kendaraan besar dilarang, tapi motor atau mobil kecil tetap boleh lewat. Ini bisa menjaga aktivitas ekonomi dan sosial warga,” jelas Ipuk.

Baca Juga: Terdakwa Kasus Pemalsuan Sempat Buron, Tim Adhyaksa Amankan Saat Kabur ke Jakarta

Sementara itu, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur – Bali menyatakan bahwa penutupan total Jalur Gumitir adalah langkah yang tidak dapat dihindari.

Hal ini karena proses pengerjaan memerlukan alat berat seperti bore pile machine yang membutuhkan ruang gerak cukup luas.

Kondisi jalur yang sempit dan rawan longsor membuatnya tidak aman untuk dilalui kendaraan selama proyek berlangsung.

Satiya, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Jatim, menjelaskan bahwa pengerjaan proyek ini akan mencakup penguatan lereng, penanganan longsor, serta perbaikan geometri jalan guna meningkatkan keselamatan pengguna jalan di masa mendatang.

Baca Juga: Jalur ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Macet Parah, Kereta Api Jadi Penyelamat

Harapan Pemkab Banyuwangi, Ada Jalan Tengah

Meskipun memahami alasan teknis yang disampaikan BBPJN, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tetap berharap ada jalan tengah yang dapat diambil.

Sistem buka-tutup dinilai sebagai opsi terbaik untuk menjaga keseimbangan antara keselamatan proyek dan kelangsungan aktivitas masyarakat. “Semoga usulan kami bisa difasilitasi. Ini untuk kepentingan masyarakat luas,” pungkas Ipuk. (*)

Ikuti terus berita ter-update Radar Banyuwangi di Google News.


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Penutupan total Jalur Gumitir yang direncanakan mulai 24 Juli hingga 24 September 2025 menuai respons serius dari Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Jalur vital yang menghubungkan Banyuwangi dengan Jember ini akan ditutup selama dua bulan untuk proyek preservasi jalan dan jembatan, namun dinilai berpotensi mengganggu berbagai sektor penting masyarakat.

Ipuk menyampaikan bahwa kebijakan tersebut perlu ditinjau ulang. Menurutnya, meskipun alasan keselamatan menjadi pertimbangan utama dalam pengerjaan proyek, penutupan total selama dua bulan bisa berdampak luas. “Kami bukan menolak, tapi kami berharap bisa ditinjau ulang. Dampaknya sangat luas,” tegasnya.

Baca Juga: Pantura, Ijen, atau Probolinggo? Ini Jalur Terbaik Gantikan Gumitir

Salah satu kekhawatiran utama Pemkab Banyuwangi adalah dampak penutupan terhadap distribusi logistik, khususnya bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja, menyampaikan bahwa distribusi BBM ke wilayah Jember bisa terganggu karena truk tangki tidak dapat melewati jalur alternatif di Bondowoso.

Hal ini disebabkan keterbatasan daya tahan jembatan di jalur tersebut yang hanya mampu menampung beban hingga 15 ton, sementara truk tangki umumnya melebihi kapasitas itu.

Jika distribusi BBM harus dialihkan melalui Probolinggo, biaya logistik otomatis akan meningkat. Lonjakan biaya ini dapat memicu inflasi di wilayah terdampak, termasuk Banyuwangi, Jember, bahkan Bali.

Baca Juga: Gak Bisa Lewat Gumitir Mulai 24 Juli, Cek Jalur Aman Menuju Banyuwangi-Jember

Tak hanya sektor ekonomi, sektor pendidikan juga berpotensi terdampak. Banyak pelajar dari Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menempuh pendidikan di SMK Negeri Kalibaru, Banyuwangi.

Dengan penutupan total Jalur Gumitir, akses mereka menuju sekolah akan terganggu secara signifikan.

“Banyak anak dari Kecamatan Silo (Jember) sekolah di Kalibaru. Kalau jalur ditutup total, jelas mereka terdampak,” ungkap Ipuk.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kegiatan belajar mengajar bisa terhambat dan memengaruhi kualitas pendidikan mereka.

Baca Juga: Farel Prayoga: Ibu Tiri Adalah Istri Sah Pertama, Ibu Kandung Merupakan Korban Kebohongan si Bapak Karena Hobi Kluyuran