Petani Rugi Puluhan Juta
GIRI – Dalam dua bulan ini tanaman cabai merah milik petani terserang penyakit layu. Akibat serangan hama itu, sejumlah petani gagal panen dan harus menanggung kerugian hingga puluhan juta. Yang terbaru, serangan penyakit layu itu menimpa lahan taman cabai merah besar milik petani, Yanto, warga Kelurahan Boyolango, Kecamatan Giri.
Penyakit layu kemungkinan besar disebabkan bakteri atau juga disebabkan serangan jamur fusarium maupun jamur phytophathora. Yanto menjelaskan, tanaman cabai menjadi layu kemungkinan besar akibat terserang bakteri. Bakteri itu menyerang bagian akar, pangkal batang, tunas, daun, dan batang tanaman cabai.
“Awalnya yang layu hanya bagian daun, tapi beberapa hari kemudian bagian tanaman cabai itu menjadi layu semua dan akhirnya menjadi kering,” kata Yanto. Petani sudah mengantisipasi serangan bakteri itu dengan memberikan obat bakteri pada akar tanaman. Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil, tanaman cabai tetap layu dan kering.
”Cuaca yang sangat panas beberapa bulan lalu juga ikut mempengaruhi kondisi tanaman cabai,” kata Yanto. Yanto mengungkapkan, tanaman cabai merah yang kena serangan panyakit layu sudah hampir panen. Akibat serangan penyakit itu, tanaman cabai merah seluas 0,5 hektare milik Yanto tersebut, diperkirakan hanya menghasilkan dua kuintal dan sisanya sudah dalam kondisi kering tidak bisa dipanen.
Buah cabai yang kena serangan penyakit layu pun hasil buah yang dipanen sangat jelek. Yanto mengaku sudah mengeluarkan biaya operasional sekitar Rp 20 juta. “Kemungkinan besar, hasil produksi cabai merah besar yang terkena serangan penyakit layu hanya Rp 10 juta,” ungkap Yanto.
Hasil itu, lanjut Yanto, jika mengacu pada harga jual cabai merah besar di tingkat petani Rp 17 ribu. Jika harga jualnya lebih rendah lagi, maka kerugian yang harus ditanggung petani akan lebih besar lagi. (radar)