Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pernah Dianggap Nyeleneh dan Gila

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

perKIPRAH warga keturunan Tionghoa di jalur politik maupun birokrasi ternyata cukup mewarnai. Ada yang jadi ketua partai politik hingga pegawai negeri sipil (PNS) pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Tak ada sekat lagi antar pribumi dan nonpribumi. Mereka saling bahu membahu demi kemajuan daerah tercinta ini. Kalau di Jakarta ada nama Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI, di Banyuwangi ada nama Koe Pin Gim (Michael Edi Hariyanto).

Owner Alam Indah Lestari (AIL) Rogojampi itu kini terjun pada gelanggang politik praktis. Saat ini jabatan politis Michael di partai adalah Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi. Michael tak menyangka perjalanan hidupnya akan terjun pada dunia politik praktis. Apalagi sampai menjadi orang nomor satu di partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) itu. Michael lahir di sebuah kampung yang ada di Desa Badean, Kecamatan Kabat.

Sebagai anak desa, masa   kecilnya banyak dihabiskanuntuk bermain bersama anak kampung lainnya. “Saya dari keluarga biasa,” cetus Michael. Dengan mengawali pendididan dasar di SDN Badean,  membuat Michael kecil banyak menerima pelajaran tentang makna hidup. Apalagi, tidak sedikit dari teman-temannya itu berasal dari keluarga yang kurang mampu. “Saya sejak  kecil sudah diajarkan untuk bergaul dengan siapapun,” terang pria kelahiran 9 Maret 1970 ini.

Suami Lina Jantin ini, merasa tidak ada yang luar biasa dalam perjalanan hidupnya di asa lalu. Semuanya, dilalui  seperti anak-anak desa lainnya. Bekerja membantu orang tua, pernah dilakoni sambil belajar di pendidikan formal hingga jenjang perguruan tinggi. “Banyak teman yang tidak melihat saya sebagai warga keturunan, merupakan rejeki yang sangat tinggi bagi saya,” kata Michael sembari matanya menerawang ke langit-langit ruang kerjanya.

Sebelum terjun ke politik, bapak dari Adriel Dany Kurniawan dan Joel Ivan Kurniawan ini menekuni bisnis pupuk. Selain itu, juga membuka usaha wisata dengan mendirikan tempat wisata Alam Indah Lestari (AIL) di   Desa Kalibendo, Kecamatan Rogojampi. “Usaha itu sudah ada sebelum saya terjun ke politik,” sebutnya. Dua usaha yang digeluti ini,  perkembangannya cukup moncer. Dengan modal ini, semasaBupati Banyuwangi Samsul Hadi ditawari untuk membantu sepak bola.

“Saya diajak oleh Pak Sunarko Wijaya (Ketua KUD Dewi Sinto) untuk membantu membesarkan sepak bola di Banyuwangi,” jelasnya. Duet Sunarko Wijaya dan Michael Edy Hariyanto dalam kepengurusan Persewangi  membuat sepak bola semakin digandrungi oleh warga Bumi Blambangan. Bahkan, Michael akhirnya mampu membawa Persewangi dari devisi tiga naik ke devisi dua, satu, dan akhirnya masuk ke devisi utama.

“Saat Persewangi sampai ke devisi utama, diminta oleh teman, ya saya berikan,” katanya. Selama mengurusi bola itu, bapak dua anak ini sering bertemu dengan para pejabat dan politisi di Banyuwangi. Bahkan, pernah akrab dengan Bupati Samsul dan Bupati Ratna Ani Lestari. “Perkenalan dengan para politisi ini, membuat saya bisa belajar tentang politik,” katanya. Michael mulai bergabung dengan dunia politik pada 2009.

Saat itu, dirinya ditunjuk menjadi Ketua Cabang Indonesia Bisa Kabupaten Banyuwangi, salah satu organisasi sayap dari Partai Demokrat untuk pemenangan SBY menjadi Presiden RI. “Saat akan ikut ke partai ini, saya banyak ditentang,” ungkapnya. Yang cukup keras menentang bila dirinya terjun ke politik praktis, itu berasal dari keluarga, terutama istri dan orang tua. Sebab, dalam keluarga tidak ada yang mengenal politik praktis.

“Teman-teman dari keturunan yang membuka usaha, banyak yang menentang dan melarang,” sebutnya. Bagi keluarga dan temantemannya itu, politik dianggap  kejam dan kotor. Saling menjegal dan membunuh, sering kali terjadi dalam dunia politik. Meski sudah dijelaskan niatannya, tapi semua tetap menentang dan melarang. “Saya malah dianggap nyeleneh dan gila,” cetusnya. Kecaman dan larangan dari keluarga dan teman-temannya itu, dijawab dengan kerja nyata.

Baginya, terjun ke dunia politik tidak untuk memburu kekuasaan atau kepentingan bisnis. Tapi, untuk membantu masyarakat dalam menuju kesejahteraan. “Saya terjun ke  politik bukan untuk kekuasaan,tapi untuk kesejahteraan masyarakat,”  akunya blak-blakan. Sebagai pengusaha Michael sudah banyak membantu masyarakat yang ekonominya kurang beruntung. Tapi, usaha yang dilakukan itu ternyata belum bisa maksimal.

“Untuk bisa menyejahterakan rakyat dengan cepat, itu harus melalui pemerintahan atau politik,” cetusnya. Bagi Michael, mengurus partai politik ini dianggap seperti mengurus Persewangi di masa lalu. Untuk mengurusi bola, tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan secara pribadi, uang pribadi malah banyak yang keluar. “Saya juga tidak cari untung di partai, tapi ingin membuat warga miskin bisa senang karena kesejahteraannya akan diperhatikan,” ungkapnya. (radar)