Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

12 Mahasiswa Asing Belajar Budaya Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Banyuwangi menjadi daerah jujugan program beasiswa pengenalan budaya Indonesia yang diikuti oleh 13 mahasiswa dari 12 negara. Selama tiga bulan, belasan mahasiswa asing tersebut akan belajar perkembangan seni budaya di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.

Mahasiswa tersebut tergabung dalam Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang digelar Kementerian Luar Negeri RI. Mereka antara lain berasal dari Jepang, Fiji, Benin, Bulgaria, Azerbaijan, India dan Kamboja.

BSBI merupakan program beasiswa tahunan pemerintah Indonesia yang menjaring mahasiswa berpotensi dari seluruh dunia untuk diberi kesempatan mempelajari budaya Indonesia.

Salah satu peserta yang berasal dari Azerbaijan, Arsu Murdova mengatakan sangat tertarik dengan budaya Banyuwangi. Dia mengaku memutuskan untuk memilih Banyuwangi setelah melihat video tentang Banyuwangi dari Youtube.

“Saya sangat suka dengan tari Gandrung, kostumnya sangat bagus dan tariannya sendiri sangat indah. Saya berharap bisa belajar banyak dan menguasai tarian dan tradisinya sebelum program ini selesai,” kata Arsu kepada wartawan di Lounge Pelayanan Publik Banyuwangi, Senin (2/4/2018).

Hal yang sama juga diungkapkan Yui Moriya, peserta dari Jepang. Yui sangat tertarik dengan tarian tradisonal Indonesia, termasuk tarian Banyuwangi. Yuri sendiri adalah mahasiswa yang memiliki hobi menari balet.

“Tarian tradisionalnya bagus, saya berharap bisa belajar banyak selama program ini berlangsung. Banyuwangi ini menginspirasi saya untuk mengkombinasikan tarian modern balet dan tradisional,” jelas Yui.

Deputi Direktur Direktorat Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri Indonesia, Devdy Risa mengatakan tahun ini terdapat 72 mahasiswa dari 60 negara yang bergabung dalam program ini. Mereka disebar di enam daerah, salah satunya Banyuwangi, untuk lebih memahami kultur masyarakat setempat.

“Banyuwangi kami pilih karena kami melihat perkembangan seni budayanya yang sangat menonjol. Kami juga menggandeng Sanggar Sayugringsing Banyuwangi dalam program untuk lebih mengenalkan seni khas Banyuwangi kepada mereka,” kata Devdy saat mengenalkan ke 13 mahasiswa kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Menurut Devdy, keterlibatan sanggar seni ini dibutuhkan agar para mahasiswa ini bisa melihat langsung tumbuhnya seni dan budaya daerah setempat. Mereka bisa belajar intens langsung dari pelaku seni dari sanggar-sanggar seni.

“Karena memang ini tujuannya mengenalkan bagaimana kultur dan karakter Indonesia ke mahasiswa manca negara yang potensial ini. Harapannya agar mereka lebih memahami bangsa Indonesia, dan menjadi influencer yang baik bagi Indonesia,” imbuh Devdy.

Sementara Bupati Anas menyampaikan apresiasinya terhadap program yang tujuannya mengenalkan Indonesia lewat pintu budaya ini. Apalagi, program ini juga menggandeng sanggar seni dan mengajak pesertanya berinteraksi dengan masyarakat lokal.

“Diplomasi budaya semacam ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia. Mereka adalah mahasiswa terpilih, yang tentunya memiliki potensi besar untuk bercerita posistif tentang Indonesia,” kata Anas.

Bagi Banyuwangi sendiri, lanjut Anas, program ini sangat bermanfaat karena dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan Banyuwangi. Apalagi, kata Anas, para mahasiswa tersebut memilih tujuan daerahnya sendiri.

“Ini menunjukkan bahwa manca negara telah memiliki minat yang besar untuk belajar budaya Banyuwangi. Kami juga bangga sanggar seni Banyuwangi digandeng untuk menyukseskan program ini,” jelas Anas.